Kenapa Banyak Sesajen di Bali? Ternyata karena Alasan Ini
JAKARTA, iNews.id - Kenapa banyak sesajen di Bali? Pertanyaan ini sering terlontar saat berada di Bali. Warga Bali mayoritas beragama Hindu. Bagi mereka, sesajen adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Sesajen atau warga Bali menyebutnya dengan Banten dengan mudah ditemukan di hampir semua tempat. Mulai dari tempat umum seperti perkantoran, sekolah, rumah sakit, toko, warung makan, hingga tempat pribadi seperti rumah.
Bahkan sebagian warga Bali menaruh sesaji di kendaraan yang mereka gunakan. Misalnya ditaruh di dashboard mobil atau digantung di kaca spion.
Makna Sesajen atau Banten
Sesajen bagi warga Bali yang beragama Hindu sesuatu yang amat penting. Sesajen adalah bentuk rasa terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Persembahan ini juga berarti berserah diri atas materi dan waktu kepada Yang Maha Kuasa. Karena itu, sesajen wajib hadir dalam persembahyangan.
Bentuk Sesajen
Ada banyak bentuk sesajen di Bali. Paling umum adalah Canang Sari, yang merupakan sesajen dengan kuantitas terkecil.
Canang Sari selalu dihaturkan oleh warga Bali setiap hari. Bisa dibuat sendiri atau membeli dari pedagang yang menjual canang sari.
Sebagian warga Bali, terutama perempuan, memiliki keterampilan membuat canang sari yang diajarkan turun-temurun.
Canang Sari menggunakan daun janur sebagai alas sekaligus wadahnya yang dibuat persegi empat atau ceper. Dalam wadah itu terdapat Porosan yang merupakan bahan-bahan di dalam ceper seperti pinang, sirih, daun janur hingga kapur.
Di Canang Sari juga terdapat makanan seperti roti, kue, pisang, nasi, atau jajananan khas Bali. Tak ketinggalan adalah bunga segar dan harum. Terakhir adalah bunga rampai yang ditempatkan di atas susunan bunga.
Perlu diingat bahwa sesajen bagi warga Bali adalah bentuk persembahan kepada Yang Maha Kuasa. Bila melihat sesajen di jalan sebaiknya tidak dirusak atau diinjak.