Warga kota Probolinggo, Sakit Stroke Selama 2 Tahun dan Tinggal di Gubug

Warga kota Probolinggo, Sakit Stroke Selama 2 Tahun dan Tinggal di Gubug

Terkini | probolinggo.inews.id | Rabu, 8 Januari 2025 - 06:20
share

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Rudi Hartono (55), Warga Jalan Wijaya Kusuma, gang VIII, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu menderita sakit stroke selama dua tahun. Ia hidup di gubug seluas 1 x 2,5 meter persegi, dekat dengan kandang ayam di rumah milik saudaranya.

Saat ditemui, ia mengaku tidak ada sanak saudara yang mempedulikan kelangsungan hidupnya yang kini tidak bisa berjalan, akibat sakit stroke yang dideritanya sejak dua tahun kemarin.

Alhasil, ia pun hidup dengan mengandalkan uluran tangan dari para dermawan. Serta bantuan dari para tetangga sekitar.

Suhariyanto, sebagai Ketua RT setempat mengatakan, bahwa Rudi Hartono ini tinggal di pekarangan rumah milik saudaranya. disitu terdapat gubug berukuran 1 x2,5 meter persegi.

Di dalam gubug tersebut, hanya terdapat pempat tidur yang terbuat dari susunan papan kayu, dengan pintu hanya berbahan kain bekas.

Tentu gubug tersebut tidak bisa melindunginya dari terjangan air hujan. "Kalau rumahnya ini memang bagus, tapi kan yang membangun itu salah satu dari keluarganya, yang saat ini entah kemana, namun, di dalam rumah ini, dia tinggal di dekat kandang ayam, bukan tinggal di dalam rumah bagus ini," terangnya, pada selasa (7/1/2025) siang.

Sebelumnya, Rudi ini kesehariannya sebagai pemulung. Namun semenjak sakit, ia pun sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja.

Bahkan, bantuan pemerintah pun juga tidak bisa dinikmatinya, karena KTPnya hilang. Alhasil, sakit yang diderita oleh Rudi pun tidak pernah mendapatkan perawatan medis secara layak.

"Tapi setelah ada beberapa rekan rekan dari media dan ormas yang datang menjenguk, untuk mengetahui kondisi Rudi saat ini, alhamdulillah dari pemerintah, dan dinas sosial sudah mulai menoleh untuk meringankan bebannya," imbuhnya.

Namun ketika pihak dinas sosial datang mengunjungi Rudi, tetap saja tidak dapat tersentuh oleh bantuan pemerintah. Karena ada beberapa faktor, seperti tempat tinggal yang tergolong mewah, belum masuk masa lansia, dan tidak memiliki tanggungan anak.

"Padahal, meskipun rumahnya bagus, itu yang membangun bukan dia, melainkan keluargamya dia yang berasal dari Ambon, yang hingga kini entah kemana, tidak pernah pulamg kesini untuk menjenguk Rudi, setelah membangun rumah itu," tuturnya.

Kendati demikian, pihak dinas sosial menjelaskan pada Suhariyanto masih tetap berupaya mencarikan bantuan lain. Seperti melalui bantuan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), dan bantuan - bantuan lainnya.

"Ya kami saat ini juga sudah mulai membantu mengurus pembuatan KTP milik Rudi, agar bisa tersentuh oleh bantuan pemerintah," tandasnya.

Topik Menarik