Penembakan Kasat Reskrim Solok Selatan Diduga Dipicu Masalah Tambang
Solok Selatan, iNewsPekanbaru.id – Insiden tragis mengguncang Polres Solok Selatan, Sumatera Barat. Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari, ditemukan tewas setelah ditembak oleh Kabagops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar. Peristiwa yang terjadi pada Jumat dini hari, sekitar pukul 00.43 WIB, ini diduga dipicu oleh konflik internal terkait penangkapan tersangka kasus tambang ilegal.
Kejadian bermula saat AKP Ulil sedang memimpin pemeriksaan tersangka tambang galian C di ruang Satreskrim. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari area parkir kantor polisi. Dua anggota Satreskrim, Kanit Tipidter Aipda Tomi Yudha T dan Banit Tipidter Briptu Satriadi, langsung menuju sumber suara. Mereka menemukan AKP Ulil tergeletak tak bernyawa dengan luka tembak di pelipis dan pipi kanan.
Menurut keterangan saksi, mobil yang dikendarai AKP Dadang terlihat meninggalkan lokasi kejadian sesaat setelah penembakan. Senjata yang digunakan pelaku diduga adalah pistol pendek jenis HS 260139.
Dugaan awal menyebutkan bahwa penembakan ini dipicu ketidaksenangan AKP Dadang terhadap langkah hukum yang diambil AKP Ulil. Meski demikian, polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya motif lain yang melatarbelakangi insiden tersebut.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, menyampaikan bahwa kasus ini tengah ditangani secara serius. "Benar telah terjadi penembakan. Saat ini penyelidikan sedang dilakukan untuk mengungkap kronologi dan motif kejadian ini. Kami berkomitmen menyampaikan perkembangan kasus secara transparan," ujarnya.
Sorotan Publik terhadap Institusi Kepolisian
Tragedi ini memunculkan kekhawatiran dan sorotan tajam terhadap dinamika internal di institusi kepolisian. Publik mempertanyakan pengawasan terhadap kepemilikan senjata api di lingkungan kerja, serta manajemen konflik antaranggota.
Sementara itu Tim investigasi Polda Sumbar telah diterjunkan untuk memeriksa saksi-saksi, rekam jejak pelaku dan korban, serta mengumpulkan bukti di tempat kejadian perkara. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya reformasi dalam pengelolaan hubungan internal, pengawasan senjata api, serta pelatihan manajemen konflik di tubuh kepolisian.