Viral Kantor Desa Kertajaya Lebak Disegel Warga, Kepala Desa Diduga Terlibat Narkoba dan Senjata Api
LEBAK, iNewsPandeglang.id - Sejumlah warga Desa Kertajaya, Kecamatan Banjasari, Lebak, Banten, membuat heboh dengan aksi segel Kantor Desa mereka. Aksi ini menjadi viral setelah video yang memperlihatkan warga memblokir kantor desa tersebar di media sosial.
Mereka menuding Kepala Desa Kertajaya, Ricki, terlibat dalam konsumsi narkoba jenis sabu dan memiliki senjata api. Tudingan ini semakin membuat warga geram, hingga mereka memutuskan untuk bertindak tegas dengan menyegel kantor desa.
Penyegelan ini terjadi sejak 7 Januari 2025 dan membuat layanan masyarakat terganggu. Warga mengaku kecewa dengan perilaku Kepala Desa yang dianggap tidak layak memimpin. Mereka juga menuntut pengunduran diri seluruh perangkat desa sebagai bentuk respons terhadap tudingan tersebut.
Spanduk yang dipasang di pintu kantor desa berisi kecaman terhadap sikap Kepala Desa yang dianggap meresahkan masyarakat.
IHSG Sesi I Turun 0,37 pada Level 7.367
Kantor desa yang seharusnya menjadi tempat pelayanan bagi masyarakat kini terbengkalai, dan banyak urusan administrasi yang tertunda. Warga pun meminta Kepala Desa untuk hadir dan memberikan pelayanan sesuai dengan tugasnya.
Namun, setelah ditemui di rumahnya, Kepala Desa Ricki membantah semua tudingan tersebut. Ia mengklaim bahwa dirinya tidak mengkonsumsi sabu ataupun memiliki senjata api, meskipun alat hisap sabu dan barang yang dianggap sabu sempat viral di media sosial.
Ia juga meminta warga untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu kebenarannya. "Saya tidak terlibat dengan narkoba atau memiliki senjata api. Semua yang beredar di media sosial itu belum terbukti," ucap Ricki, Minggu (12/1/2025).
Di sisi lain, warga tetap mendesak agar Kepala Desa hadir dan memberikan tanda tangan untuk kepentingan administrasi mereka. Tuntutan untuk penyelesaian masalah ini semakin mendesak, karena banyak warga yang membutuhkan pelayanan dari Kepala Desa.
Kontroversi ini pun terus berkembang di media sosial, memperburuk citra Kepala Desa Kertajaya di mata masyarakat yang menuntut kepemimpinan yang bersih dan jujur.