Banten 24 Tahun: Masih Terpuruk! Apakah Pemimpin Baru Bisa Membawa Perubahan?

Banten 24 Tahun: Masih Terpuruk! Apakah Pemimpin Baru Bisa Membawa Perubahan?

Terkini | pandeglang.inews.id | Kamis, 3 Oktober 2024 - 11:50
share

BANTEN, iNewsPandeglang.id - Pada 4 Oktober 2024, Provinsi Banten genap berusia 24 tahun sejak pemisahannya dari Jawa Barat. Meski telah lebih dari dua dekade berdiri sebagai provinsi otonom, Banten masih terperosok dalam berbagai masalah yang belum teratasi. Menyambut Pilgub 2024, pertanyaan besar muncul, apakah pemimpin baru mampu membawa perubahan yang diharapkan masyarakat?

Sejak resmi menjadi provinsi, Banten memiliki potensi besar dengan kekayaan sumber daya alam dan posisi strategis di jalur perdagangan. Namun, kenyataannya, kemajuan di banyak sektor terutama infrastruktur, pendidikan, dan pemerataan ekonomi belum sejalan dengan harapan rakyat.

Banten dikenal sebagai provinsi dengan potensi besar. Wilayah ini memiliki kekayaan sumber daya alam, posisi strategis di jalur perdagangan, serta sektor pariwisata yang menjanjikan, seperti kawasan Anyer dan Ujung Kulon. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa berbagai masalah mendasar masih menghambat kemajuan provinsi ini.

Masalah Infrastruktur

Infrastruktur menjadi sorotan utama, terutama di wilayah selatan seperti Lebak dan Pandeglang. Masyarakat di daerah ini masih mengalami aksesibilitas yang buruk. Kondisi infrastruktur yang buruk di Banten jelas berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat. 

Dari kesulitan akses bagi ibu hamil hingga penderitaan pasien yang tidak dapat dijangkau ambulans, semua ini menggambarkan perlunya perhatian lebih dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur demi kesejahteraan rakyat. Tanpa tindakan yang cepat dan tepat, masyarakat Banten akan terus berjuang dalam keadaan yang sulit.

Kejadian beberapa waktu lalu seperti yang dialami Asmariah (21), seorang ibu hamil dari Kampung Babakan Sawah, menunjukkan betapa mendesaknya masalah ini. Asmariah terpaksa ditandu berkilo-kilometrr oleh warga dan suaminya karena jalan rusak menghalangi akses kendaraan. 

 

Di Desa Cimoyan, Kecamatan Patia, masyarakat menghadapi kerusakan jalan parah yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Banyak warga terjatuh karena lubang-lubang di jalan. Video kondisi ini yang viral di media sosial menunjukkan betapa sulitnya kehidupan sehari-hari warga. Hoya Vanessa, seorang pelajar, menekankan bahwa belum ada upaya perbaikan dari pemerintah setempat.

Sebuah video viral dari  Kabupaten Lebak menunjukkan warga menandu Sarnata (53), seorang pasien yang sakit, menggunakan kain sarung menuju puskesmas terdekat yang berjarak belasan kilometer.

Amid (65), seorang pasien lain, juga mengalami nasib serupa. Warga menandu Amid sejauh tiga kilometer hingga mencapai jalan yang dapat dilalui kendaraan. “Kami harus membawa Amid dengan kain sarung karena ambulans tidak bisa menjangkau daerah kami. Ia menderita pembengkakan perut akibat saraf terjepit dan perlu operasi di RSUD Malingping,” tutur seorang tetangga yang turut membantu.

Kesenjangan Ekonomi

Kesenjangan ekonomi antarwilayah di Banten juga cukup lebar. Daerah perkotaan seperti Tangerang, yang dekat dengan pusat ekonomi Jakarta, berkembang pesat, sementara wilayah pedesaan di selatan dan barat Banten masih tertinggal. Badan Pusat Statistik (BPS) Banten melaporkan bahwa jumlah warga di bawah garis kemiskinan mencapai 791 ribu jiwa pada Maret 2024, meskipun ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya menurut laporan BPS

Keluarga miskin di Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak, hidup dalam kondisi memprihatinkan di gubuk reyot di pinggir kali Ciujung. Mulyati (30) dan suaminya tinggal di rumah berdinding anyaman bambu yang bolong, beralaskan tanah, dan terancam banjir setiap kali hujan deras. Mereka sudah lima tahun tinggal di sana bersama dua anak, termasuk bayi berusia dua bulan. 

“Kami sudah lima tahun tinggal di sini bersama dua anak, termasuk bayi berusia dua bulan. Suami saya hanya menghasilkan sekitar Rp20 ribu per hari. Ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan kami belum menerima bantuan dari pemerintah,” ungkap Mulyati dengan nada putus asa.

 

Pilgub 2024: Harapan Baru?

Dengan tantangan-tantangan tersebut, Pilgub Banten 2024 menjadi momen krusial bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata. Beberapa calon gubernur telah mengumumkan niat mereka untuk maju, termasuk Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, yang didukung oleh koalisi Golkar dan PDIP dan pasangan Andra - Dimyati.

Masyarakat Banten berharap para calon pemimpin tidak hanya menawarkan janji-janji kampanye, tetapi juga memiliki program yang jelas untuk mengatasi ketertinggalan di sektor-sektor kritis. Salah satu isu yang akan menjadi perhatian utama adalah pemerataan pembangunan. Para kandidat harus memiliki strategi untuk memastikan pembangunan tidak hanya terpusat di wilayah perkotaan, tetapi juga merata hingga ke daerah-daerah pedesaan.

Calon Wakil Gubernur Banten, Ade Sumardi, berjanji akan menciptakan lapangan kerja baru di Lebak jika terpilih. Dia berkomitmen untuk memprioritaskan pelatihan kerja bagi lulusan sekolah melalui Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mengurangi angka pengangguran di kalangan remaja lokal.

 

Apa Harapan Masyarakat?

Dengan Pilgub yang semakin dekat, masyarakat Banten memiliki harapan besar terhadap pemimpin baru. Mereka menginginkan sosok yang tidak hanya memahami tantangan-tantangan yang dihadapi, tetapi juga mampu memberikan solusi nyata. Di usia 24 tahun, Banten memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi provinsi maju, tetapi hal ini hanya dapat terwujud jika dipimpin oleh sosok yang visioner dan berkomitmen untuk membawa perubahan.

Warga di Kabupaten Lebak, yang terpaksa menandu pasien menggunakan kain sarung menuju puskesmas, mengungkapkan harapan mereka: “Kami butuh pemimpin yang peduli dengan infrastruktur dan kesehatan masyarakat. Jangan sampai ada lagi warga yang kesulitan karena jalan yang buruk,” ujar Sarnata, yang pernah mengalami hal tersebut.

Pilgub Banten 2024 adalah momen penting bagi masa depan provinsi ini. Masyarakat berharap, pemimpin yang terpilih nantinya akan mampu menghadapi tantangan yang ada, membawa Banten menuju kemajuan yang lebih baik, dan memastikan semua lapisan masyarakat merasakan manfaat dari perkembangan tersebut. Akankah pemimpin baru mampu mengatasi tantangan ini? Waktu yang akan menjawab.

Topik Menarik