Review Wuling Cloud EV: Awan Menggemaskan dengan Sejuta Pesona, Tapi...

Review Wuling Cloud EV: Awan Menggemaskan dengan Sejuta Pesona, Tapi...

Otomotif | sindonews | Kamis, 15 Agustus 2024 - 09:49
share

Wuling Cloud EV hadir sebagai angin segar di tengah maraknya mobil listrik di Indonesia. Dengan desainnya yang terinspirasi dari kelembutan awan, mobil ini tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memanjakan mata. Interiornya yang lapang dan nyaman, bak "rumah berjalan", membuat perjalanan semakin menyenangkan. Ini yang dirasakan SINDONews saaat menempuh rute sepanjang 180 kilometer dari restoran Aroem di Jakarta Pusat menuju Clube de Arjuna di Jakarta Barat, berlanjut ke SCBD Park, dan mengakhiri perjalanan di Langit Teduh Resto & Resort, Bogor, sebelum kembali ke Aruma Ampera Raya, Jakarta.

Konsumen yang Lebih Matang

Wuling Cloud EV adalah mobil listrik ketiga dari Wuling Motors di Indonesia, setelah Air ev dan Binguo EV. Juga, yang paling mewah dengan harga Rp398,8 juta. Targetnya adalah konsumen yang mapan dan lebih dewasa. Secara fitur dan spesifikasi pun, Cloud EV sebagai medium hatchback elektrik bersaing langsung dengan model seperti BYD Atto 3 yang harganya lebih mahal. Mengadopsi konsep desain "Awan", Cloud EV memang menawarkan rasa berkendara nyaman, teknologi canggih, serta desain lebih luks dibandingkan Air ev maupun Binguo EV.
Desainnya juga unik dengan garis-garis penuh lekukan halus dan menonjolkan fitur lampu depan dan lampu belakang unik. Lampu depannya mengusung konsep Horizon Skyline Tail Light, dilengkapi Automatic LED headlamp dan Infinity Luminous DRL.

Secara estetika juga terlihat minimalis dan sedap dipandang.

Interior Nyaman dan Lega

Favorit SINDONews di Cloud EV adalah kenyamanan, yang disebut Wuling sebagai “home-living space”. Artinya, Anda seperti berada di rumah. Ini terasa dari kabin yang lega, dengan klaim pemanfaatan ruang kabin Cloud EV mencapai 84,7 persen. Dimensi bodi Cloud EV adalah 4295 x 1850 x 1652 mm, dengan wheelbase 2700 mm. Dari luar terlihat ringkas, tapi sebaliknya luas dan lega di dalam.
Ruang kaki dan kepala jok baris kedua lega sekali. Sofa Mode dengan 135 derajat Backseat Recline membuat jok belakang bisa direbahkan hingga 135 derajat.

Kaki pun bisa selonjoran. Bahkan, jika ingin lebih nyaman lagi bisa diubah jadi sofa panjang ketika bangku baris pertama direbahkan. Ah, nyaman sekali. Untuk perjalanan jauh, dipastikan bisa tidur pulas. SINDOnews juga suka sekali dengan desain jok yang catchy serta empuk. Atmospheric Multicolour Ambient Light membuat pencahayaan di kabin bisa diubah 250 warna sesuai keinginan. Di bagian tengah ada cup holder dan storage box yang cukup lebar, serta wireless charging.

Desain dashboardnya lagi-lagi penuh lekukan dan minim tombol. Sebab, kebanyakan kontrol dilakukan lewat layar sentuh head unit 15.6 inci atau tombol di tuas kemudi. Di belakang, bagasinya juga sangat lega walaupun desainnya medium hatcback. Ukurannya mencapai 606 liter ketika bangku belakang tegak dan dapat menampung 1.707 liter dengan bangku belakang terlipat. Ini lebih besar dibandingkan BYD Atto 3 yang 440 liter.

Rasa Berkendara

Menelusuri rute kombinasi kemacetan, jalan tol, serta gang-gang sempit, rasa berkendara Cloud EV kami rasakan cukup lumayan. Ground clearance cukup tinggi dengan velg berukuran 18 inci, jadi tidak terlalu khawatir saat memasuki gang sempit dan jalanan berlubang saat menuju Langit Teduh di Bogor. Kamera 360 sangat membantu untuk parkir atau melihat kondisi sekitar. Tampilan kamera juga dapat diubah dengan menyentuh layar. Lewat Quick Menu di layar, pengguna juga bisa memilih Eco+ (maksimal 80 km/jam) saat kondisi macet. Ada juga pilihan Eco, Normal, serta Sport. Kecepatan maksimal mobil ini SINDONews bejek hingga 150 km/jam. Memang untuk akselerasi, di mode Normal atau Sport-pun tidak terlalu enjoyable untuk ukuran mobil listrik yang dikenal spontan. Posisi tuas Electric Parking Brake (EPB) di sisi kanan sebenarnya cukup mengganggu karena agak sulit dijangkau. Pengaturan Autohold yang harus masuk ke dalam menu di layar juga menyebalkan.
Ini membuat konsumen harus “menghapal” lokasi menu untuk sekadar melakukan fungsi-fungsi sederhana. Menjadi menyebalkan ketika kita butuh mengakses sesuatu dengan cepat saat mobil melaju. Misalnya, ingin memperbaiki kaca spion. Jadinya kurang praktis, terutama untuk mereka yang berumur. Adaptive Cruise Control (ACC) dan Intelligent Driving Assist (IDA) adalah dua fitur yang sangat membantu saat kita berada di tol. Ini memungkinkan mobil tetap di jalur dan dapat berkendara otomatis mengikuti mobil di depannya. Cara mengaktifkannya juga mudah, hanya perlu tekan tuas transmisi ke bawah 2x.
Wuling Cloud EV memakai baterai 50.6 kWh dengan baterai tipe Lithium Ferro Phosphate (LFP). Jarak jelajahnya sampai 460 Km dengan motor listrik permanent magnet, synchronous motor dengan penggerak roda depan yang dapat mengeluarkan tenaga 100 kW (134 hp) / 200 Nm.

Sebagai perbandingan, BYD Atto 3 versi Standard Range dengan harga Rp425 juta punya kapasitas baterai 49,92 kWh dan jarak 420 km.

Secara keseluruhan, berikut plus dan minus dari Wuling Cloud EV:

Kelebihan Cloud EV yang Bikin Jatuh Hati:

1. Desain Unik: Lekukan halus dan lampu depan-belakang yang unik memberikan kesan mewah dan futuristik.

2. Interior Nyaman: Konsep home-living space dengan jok belakang yang bisa direbahkan hingga 135 derajat membuat penumpang serasa berada di sofa di rumah sendiri.

3. Teknologi Canggih: Head unit 15,6 inci yang responsif memberikan akses mudah ke berbagai fitur cerdas. Quick Menu memungkinkan akses ke Driving Mode, ESC, window lock, buka/tutup bagasi, kaca spion, tingkat cahaya latar, MID, dan energy recovery. 4. Bagasi Luas: Desain deep sunk memungkinkan bagasi menampung hingga 1.707 liter barang bawaan.

5. Jarak Tempuh Mumpuni: Baterai 50,6 kWh mampu membawa Anda menjelajah hingga 460 km.

Tapi, Ada Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan:

1. Charger GB/T: Standar ini kurang umum di Indonesia, sehingga pengguna mungkin kesulitan mencari charging station yang kompatibel.

2. Tidak Ada Panoramic Roof: Meski bukan fitur wajib, banyak konsumen yang mengharapkannya di mobil listrik modern.

3. Kabin Kurang Senyap: Suara angin dan ban cukup mengganggu saat melaju di kecepatan tinggi.

4. Pengaturan Terpusat di Head Unit: Mengatur AC, Auto Vehicle Hold (AV), lampu, atau spion mengharuskan Anda mengakses layar sentuh, yang bisa mengganggu saat berkendara.

5. Tidak Ada Soket 230V Indoor: Fitur V2L memang ada, tetapi membutuhkan colokan tambahan untuk mengisi daya perangkat elektronik.

Baca Juga: Mobil Listrik Mendominasi, Wuling Catatkan Penjualan 2.301 Unit di GIIAS 2024

Kesimpulan:

Wuling Cloud EV adalah mobil listrik yang menjanjikan dengan desain menarik, interior nyaman, dan performa tangguh. Namun, beberapa kekurangan seperti penggunaan charger GB/T dan kabin yang kurang senyap perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk membelinya. Jika Anda mencari mobil listrik yang stylish, nyaman, dan ramah lingkungan untuk mobilitas sehari-hari, Cloud EV seharga Rp398,8 juta bisa menjadi pilihanmenarik.

Topik Menarik