4 Tahun Tak Pulang Kampung, Dejan Ferdinansyah Akhirnya Mudik ke Garut Lebaran Tahun Ini

JAKARTA - Pemain ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah merasa senang karena lebaran 2025 ini dirinya bisa mudik ke Garut. Dejan sudah rindu kampung halaman karena sudah empat tahun beruntun ia tak bisa mudik karena berbagai hal, termasuk memiliki agenda mengikuti turnamen bulu tangkis.

1. Penyebab Tak Mudik-Mudik

Ya, Dejan memiliki agenda kompetisi selama dua tahun terakhir ketika hari lebaran tiba. Lalu dua tahun sebelumnya lagi terkendala karena wabah Covid-19. Kini, ketika tidak ada kompetisi berjalan, maka ia pun memilih mudik ke Garut.

"InsyaAllah (mudik). Udah empat tahun enggak mudik. (Mudik) ke Garut," ucap Dejan kepada awak media beberapa hari lalu di Pelatnas PBSI Cipayung, dikutip Minggu (30/3/2025).

Dejan pun mengungkapkan alasannya tidak bisa menjalani lebaran di Garut selama empat tahun sebelumnya. Selain soal Covid-19, dua tahun terakhir ia harus menjalani turnamen di momen hari raya Idul Fitri.

"(Empat tahun sebelumnya) enggak sama sekali (lebaran di Garut). Jadi waktu 2021 itu kan masih Covid, saya juga di Kudus. 2022 itu transisi dari Covid ke New Normal. 2023 itu paginya salat ied, malamnya flight. 2024 kemarin di China," tambah Dejan.

Kini, setelah penantian empat tahun, Dejan memiliki kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga besar saat lebaran di Garut. Namun, Dejan tidak memiliki waktu panjang karena ia harus kembali ke Jakarta untuk berlatih kembali.

Meski hanya dalam waktu singkat, Dejan akan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk berkumpul dengan keluarga. Pemain berusia 24 tahun itu menyadari bahwa tugasnya sebagai atlet bulu tangkis nasional membuat ia tidak bisa berlama-lama di Garut.

2. Turnamen Terdekat

Terdekat, Dejan akan menjalani turnamen di Badminton Asia Championships 2025 di Ningbo, China pada 8-13 April 2025. Karena itu, ia harus menjalani persiapan untuk mendapatkan hasil maksimal di ajang tersebut bersama Siti Fadia Silva Ramadhanti.

"Ya maksudnya, kita tahulah prioritas kita apa, di depan ada pertandingan, ya sedih (enggak bisa lama), tapi kita tahu prioritas kita apa, jadi memang harus ada yang dikorbankan," imbuh Dejan.

"Maksudnya bukan mengorbankan keluarga, itu enggak. Tapi momennya itu kan enggak pas ya. Jadi kita harus memilih. Sebagai atlet, ada tanggung jawab lebih, jadi ya sudah mau gimana. Kita harus lebih prioritas," tutupnya.