Ryoga Dwikiwardana, Pebulu Tangkis Lombok yang Pilih Perkuat Amerika Serikat

Ryoga Dwikiwardana, Pebulu Tangkis Lombok yang Pilih Perkuat Amerika Serikat

Olahraga | sindonews | Sabtu, 1 Juni 2024 - 18:08
share

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak bakat untuk olahraga bulu tangkis. Tak jarang banyak atlet harus berkarier ke luar negeri karena tidak mendapat kesempatan terlalu banyak di Indonesia. Salah satunya adalah pebulu tangkis muda asal Lombok bernama Ryoga Dwikiwardana Salim Putra.

Meski pada saat ini namanya tidak terlalu akrab di telinga para pecinta bulu tangkis, tetapi Ryoga adalah pemain yang sempat bersinar pada sektor tunggal putra di kancah nasional level U-13 dan U-15. Pemain yang akrab disapa Yoga itu pernah menjadi aset masa depan bulu tangkis Indonesia sebelum akhirnya memutuskan untuk hijrah ke luar negeri.

Keputusannya pun terbilang berani karena belum genap usia 19 tahun, Yoga langsung banting setir untuk berkarier ke luar negeri. Pilihannya pun jatuh pada Negeri Paman Sam -julukan Negara Amerika Serikat- dan kini memiliki keinginan untuk bisa bermain di level internasional dengan membela bendera Amerika Serikat.

Awal mula karier Yoga di Indonesia sendiri sempat terbilang mulus. Datang dari Lombok, Yoga masuk klub bulu tangkis ternama di Indonesia yakni PB Djarum pada 2015. Prestasinya pun terbilang baik karena pemain kelahiran Lombok 10 September 2003 itu juga sempat menduduki peringkat satu nasional di level U-13.

“Dulu saya bisa dibilang salah satu pemain bagus. Kalau untuk usia 13-15, saya sempat ranking satu nasional di sektor tunggal putra. Waktu itu ranking Asia junior saya juga masuk 10 besar, di ranking 7 atau 8 gitu. Nah di situ saya sempat mendominasi,” kata Yoga kepada MNC Portal Indonesia.

Sayangnya ketika usia 15 menuju 17 tahun, performa Yoga mengalami penurunan drastis. Banyak hal yang mengganggu pikirannya hingga ia mengalami hambatan untuk mengembangkan potensinya secara penuh di bulu tangkis. Salah satunya, ia sempat dihantui dengan permasalahan di keluarganya yang berkaitan dengan finansial.

“Mungkin masalahnya dari diri sendiri. Saya juga sempat tanda tanya kenapa saya bisa drop? Kalau dibilang latihan, saya latihan juga rutin. Kalau dibilang fokus, ya fokus juga. Tetapi, saat itu diri sendiri memang memiliki banyak pikiran terkait keluarga. Saya juga salah, saat itu seharusnya saya bisa termotivasi untuk membantu keluarga saya, bukan malah membuat saya down,” kata Yoga.

Hingga akhirnya pada tahun 2020, putra dari Winardi Salim dan Sri Sugianti itu memutuskan keluar dari klub PB Djarum. Tantangan tentu saja ditemui, namun Yoga tidak ingin menyerah begitu saja. Meski usahanya saat itu jauh lebih berat, tetapi Yoga masih memiliki keinginan kuat terhadap bulu tangkis.

Dengan usia yang begitu muda, ia akhirnya membuat keputusan nekat untuk pergi ke Amerika Serikat. Pada Juni 2022, Yoga yang saat itu juga belum genap berusia 19 tahun, memilih berangkat ke Negeri Paman Sam dan menata kembali kariernya di dunia bulu tangkis.

“Setelah keluar dari PB Djarum cobaannya lebih berat, enggak ada fasilitas yang mendukung dan ekonomi orangtua waktu itu lagi enggak baik. Jadi mau enggak mau saya harus berpikir keras hingga akhirnya saya menemukan jalan ke Amerika Serikat,” tutur Yoga.

“Mungkin ini jalan saya dan saya mau coba. Walaupun masih muda saya ingin coba ke luar negeri, cari pengalaman dulu. Saya juga mau bantu orangtua untuk memulihkan kondisi kami. Motivasi saya kali ini lebih kuat lagi. Alhamdulillah saya bisa sampai di Amerika Serikat ini,” imbuhnya.

Yoga sendiri mengaku tidak bisa melepaskan diri dari bulu tangkis karena ini adalah passion-nya. Meski harapannya untuk bertahan di dunia tepok bulu sempat menipis, tetapi dengan kepindahannya ke Amerika Serikat, ia kini kembali menemukan asanya.

“Saat itu bahkan saya sampai mengurung diri di kamar karena bingung mau ngambil kuliah apa mau lanjut bulu tangkis. Saya sendiri sudah ikut tes kuliah di Lombok, tetapi last minute saya memutuskan untuk bulu tangkis karena ada peluang saya bisa berkarier di Amerika Serikat,” kenang Yoga.

“Mungkin karena saya dari kecil sudah dididik di bulu tangkis dan kehidupan saya lebih banyak di lapangan, saya pilih bulu tangkis. Pertama, ini udah jadi passion saya dan kedua mungkin ini satu-satunya jalan yang bisa mengubah nasib saya. Jadi saya mau mendalami lagi dan fokus lagi,” tambahnya.

Di Amerika Serikat, Yoga bergabung bersama klub Long Island Badminton Center yang berlokasi di New York. Setelah hampir dua tahun di Negeri Paman Sam, pemain berusia 20 tahun ini tidak hanya siap bersaing dengan para pemain senior, tetapi juga ingin bermain bulu tangkis di turnamen internasional. Sejauh ini ia mampu menunjukkan sejumlah prestasi dengan beberapa kali menjadi finalis di turnamen nasional Amerika Serikat.

Saat ini, Yoga pun sedang menjalani proses perubahan ID BWF dari bendera Indonesia ke Amerika Serikat untuk bisa bermain internasional. Meski saat ini tetap berstatus sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), tetapi ia juga tidak menutup kemungkinan jika ke depannya akan mengubah kewarganegaraannya menjadi Amerika Serikat.

“Untuk sekarang saya yakin bisa bersaing lagi. Saya juga lihat dari usia saya. Saya masih muda dan enggak mau berhenti bulu tangkis. Saya masih ingin bermain di kompetisi. Untuk saat ini saya memang masih fokus untuk main di turnamen nasional Amerika Serikat, tapi saya juga ingin main di internasional,” ujar Yoga.

“Target terdekat saya sekarang ini mungkin main untuk USA Badminton dulu. Ingin berprestasi di pertandingan se-Amerika Serikat dulu. Itu yang pertama. Kedua, mungkin ingin menaikkan ranking nasional di Amerika Serikat supaya bisa join ke turnamen next level-nya. Kalau dari ranking nasionalnya di sini bagus, bisa lanjut ke pertandingan lebih tinggi seperti International Challenge,” lanjutnya.

“Mungkin kalau target terjauhnya sih itu Olimpiade, ya berarti kan harus pindah warga negara. Cuma kalau lebih mendekatinya lagi mungkin ingin ikut Kalender BWF seperti Super 300, Super 500, inginnya seperti itu. Saya ingin bisa main lawan pemain-pemain top dunia. Ingin merasakan euforianya,” tutup Yoga.

Topik Menarik