Kenaikan Tarif AS Diprediksi Picu Ekspor RI
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jakarta Raya menyikapi kebijakan tarif baru yang diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan tersebut dinilai berpotensi mempengaruhi struktur biaya dan daya saing produk ekspor Indonesia, khususnya di sektor-sektor strategis yang selama ini menjadi andalan dalam hubungan dagang kedua negara.
1. Srategi Ekonomi AS
Ketua Umum HIPMI Jaya, Ryan Haroen, menegaskan pentingnya respons terpadu dan strategis dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan dunia usaha.
“Kebijakan tarif ini memang menjadi bagian dari strategi ekonomi Amerika Serikat. Namun kita tidak bisa menutup mata bahwa efek dominonya sangat terasa, terutama bagi pelaku ekspor yang selama ini bergantung pada pasar Amerika. HIPMI Jaya mendorong agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah diplomatik untuk menegosiasikan solusi yang win-win,” ujar Ryan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/4/2025).
Kadin Beri Santunan 1.000 Paket Sembako
Berdasarkan data tahun 2024, total perdagangan barang antara Indonesia dan Amerika Serikat tercatat sebesar USD38,3 miliar, dengan ekspor Indonesia ke AS naik 4,8 menjadi USD28,1 miliar, dan impor dari AS meningkat 3,7 menjadi USD10,2 miliar. Hal ini menyebabkan defisit perdagangan barang AS terhadap Indonesia naik menjadi USD17,9 miliar, meningkat 5,4 dari tahun sebelumnya.
Produk-produk utama yang diekspor Indonesia ke Amerika Serikat meliputi elektronik, tekstil dan pakaian jadi, serta alas kaki sektor-sektor padat karya yang memiliki kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi domestik. Kebijakan tarif baru ini diprediksi akan memberikan tekanan tambahan pada sektor-sektor tersebut.
Di tengah tantangan ini, HIPMI Jaya menyatakan kesiapan para pengusaha muda untuk beradaptasi dan memanfaatkan peluang di pasar lain.
2. Tidak Terpaku pada Pasar
Ryan Haroen menambahkan pihaknya mendorong pengusaha muda untuk tidak terpaku pada pasar yang ada, tetapi mulai menjajaki potensi ekspor ke kawasan lain seperti Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah. Selain itu, penting juga untuk memperkuat pasar domestik dan meningkatkan kualitas serta efisiensi produk melalui inovasi.”
Dia juga menekankan pentingnya sinergi antara dunia usaha dan pemerintah, baik dalam kebijakan fiskal, penguatan ekosistem ekspor, maupun dukungan pembiayaan dan logistik. Ryan menekankan bahwa kebijakan yang mendukung industri hulu dan hilir akan sangat menentukan ketahanan ekonomi nasional ke depan.
3. RI Mampu Perkuat Posisi
Ryan Haroen mengungkapkan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Indonesia mampu memperkuat posisinya dalam percaturan global.
“Pak Prabowo dikenal tegas dalam memperjuangkan kepentingan nasional. Kami yakin beliau dan jajaran pemerintahannya akan mampu menjalin hubungan bilateral yang lebih strategis dengan mitra utama seperti Amerika Serikat, sambil tetap menjaga kedaulatan dan keberpihakan pada ekonomi rakyat,” ucapnya.