Kinerja Emiten Ekspor RI Terancam Anjlok Akibat Tarif Trump

Kinerja Emiten Ekspor RI Terancam Anjlok Akibat Tarif Trump

Ekonomi | okezone | Senin, 7 April 2025 - 01:34
share

JAKARTA - Emiten berorientasi ekspor bakal terkena pukulan tarif impor Amerika Serikat (AS). Presiden Donald Trump telah mengumumkan pengenaan tarif impor tinggi kepada puluhan negara yang menjalankan perdagangan signifikan dengan Amerika Serikat. Indonesia dikenai tarif sebesar 32 persen.

Menurut Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, kebijakan baru tersebut berpotensi menekan kinerja emiten-emiten berorientasi ekspor, khususnya yang bergerak di industri paling terdampak.

Audi mengatakan, emiten ekspor, khususnya tekstil dan produk tekstil (TPT) dan manufaktur alas kaki akan menghadapi tekanan seperti tekanan margin laba, seiring dengan penyesuaian harga dan tarif impor baru dan kehilangan daya saing dan potensi penurunan volume penjualan. 

Oleh karena itu, Audi menyampaikan bahwa diperlukan langkah kebijakan strategis pemerintah untuk menopang dan tidak mengganggu ekonomi dalam negeri. 

“Pasalnya surplus dagang terbesar adalah ke AS, maka pasarnya harus tetap dijaga baik saat ini,” kata Audi, dikutip Senin (7/4/2025).

 

Lebih jauh, multiplier effect jika ketidakstabilan ekonomi dalam negeri terjadi seperti pelambatan pertumbuhan PDB, depresiasi rupiah dan pengetatan kebijakan moneter terjadi lebih panjang dapat menjadi pemberat IHSG, seiring potensi terjadinya capital outflow asing dan tekanan kinerja emiten.

“Khususnya siklikal dan perbankan seiring dengan cost of credit yang masih akan tinggi,” imbuh Audi.

Adapun, IHSG diperkirakan akan bergerak melemah dalam rentang level support 6.150 dan resistance 6.660, meski tren jangka pendek menunjukkan penguatan tren sebelum libur bursa.

Spekulasi pasar juga diperkirakan meningkat seiring dengan kekhawatiran dampak ekonomi, sehingga perpindahan aset dari saham diperkirakan meningkat. Audi menambahkan, saat ini yang diperlukan pasar yakni terkait respons dan pandangan pemerintah atas tarif resiprokal AS tersebut. 

Topik Menarik