Jembatan di Kolaka Utara Ambruk Diterjang Arus Sungai, 115 KK Terisolir
KOLAKA UTARA - Jembatan penyeberangan antar dusun sepanjang kurang lebih 25 meter di Desa Pasampang, Kecamatan Pakue Tengah, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) ambruk usai diterjang arus sungai pada Selasa malam 1 April 2025. Sebanyak 115 Kepala Keluarga (KK) terisolir dan sarana air bersih ke tiga desa terputus.
Jembatan yang menghubungkan ke Dusun 5 tersebut ambruk sekira pukul 20.30 Wita. Satu keluarga yang bermukim di bantaran sungai dilaporkan sempat terjebak arus namun berhasil menyelamatkan diri.
Kades Pasampang, Haerul Akbar mengungkapkan derasnya luapan sungai di desanya baru terjadi kali ini. Warga yang terisolasi di dusun setempat telah diinformasikan agar tidak keluar wilayah saat ini karena aksesnya telah terputus.
"Kami panik saat sungai meluap karena terdapat keluarga yang diseberang sungai, terdiri dari seorang ibu dan anak-anaknya yang berusia 2,4 dan 6 tahun sempat terjebak dan kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi alhamdulillah ternyata selamat dan hanya rumahnya yang rusak," bebernya.
Selain jembatan, akses saran air bersih yang juga mengalir ke tiga desa yakni Powalaa, Labipi dan Pasampang juga terputus. Masyarakat khususnya di Desa Pasampang dikatakan kesulitan air bersih dan butuh tindakan perbaikan secepatnya.
"Akses air bersih kami saat ini lumpuh. Kalaupun harus diperbaiki maka butuh sekitar sepekan baru kembali normal karena pipa-pipanya juga hanyut. Jadi saya harap pemerintah segera lakukan perbaikan secepatnya karena ini kebutuhan mendesak," pintanya.
Haerul bilang, jembatan itu diakses hampir 80 persen warganya dari luar Dusun 5 setiap hari menuju lahan perkebunan mereka. Jika tidak segera ditanggapi dan dibangun ulang bakal berdampak pada perekonomian warga desanya.
Ia juga mengemukakan jika aliran sungai di lokasi jembatan yang hilang juga merupakan area wisata permandian. Akibatnya, sejumlah gazebo rusak hingga objek wisata setempat ditutup saat ini.
Ditambahkan, dampak dari luapan sungai tersebut juga mengakibatkan abrasi sepanjang kurang lebih tiga kilometer. Haerul meminta pemda segera lakukan normalisasi karena bakal menyapu area persawahan jika dibiarkan mendangkal saat sungai kembali meluap.
Meski demikian, Haerul mengaku kesal karena hingga saat ini pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kolut dikatakan tidak kunjung datang menemui warga di desanya. Adapun BPBD dikagakan telah tiba di lokasi sekitar pukul 12.00 Wita setelah menyambangi beberapa desa terdampak.
"Terus terang saya kesal kepada pemerintah. Bukan persoalan bantuan tetapi setidaknya cukup hadir beri semangat ke warga kami serta solusi penanganan atas musibah ini," tutupnya.