Strategi Industri Travel Hadapi Penurunan Perputaran Uang di Libur Lebaran 2025

Strategi Industri Travel Hadapi Penurunan Perputaran Uang di Libur Lebaran 2025

Ekonomi | okezone | Selasa, 1 April 2025 - 11:11
share

JAKARTA - Industri travel tertantang pada perayaan Lebaran tahun ini karena diprediksi perputaran uang menurun signifikan. Kondisi ini mencerminkan bahwa masyarakat semakin berhemat di tengah ketidakpastian saat ini. 

Padalah seperti diketahui, Lebaran merupakan momen puncak bagi industri travel di Indonesia. Namun pada tahun ini ada dinamika berbeda. 

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan perputaran uang selama libur Idul Fitri 1446 H turun menjadi Rp137,9 triliun, dibandingkan Rp157,3 triliun tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan berkurangnya jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 146,48 juta orang, turun 24 dari tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Menurut President Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, kondisi ekonomi yang menantang mendorong masyarakat untuk lebih selektif dalam pengeluaran. Banyak yang memilih membeli tiket transportasi secara langsung, seperti kereta api, pesawat, atau kapal, tanpa melalui agen travel. Hal ini disebabkan upaya masyarakat menghemat biaya tambahan yang biasanya dikenakan oleh agen perjalanan.

“Kebanyakan orang mudik itu enggak beli lewat travel agent,” ujar Pauline kepada Okezone.com.

Strategi Inovatif Agen Travel

Menghadapi perubahan ini, agen travel dituntut untuk beradaptasi dengan cepat. Salah satu strategi yang diterapkan adalah switch market, yaitu mengalihkan fokus ke segmen pasar yang masih potensial. 
Misalnya, menawarkan paket wisata domestik yang terjangkau atau bekerja sama dengan pelaku industri pariwisata lokal untuk menciptakan pengalaman unik bagi konsumen.

“Jadi kita mengatasi dampaknya dengan switch market ya,” lanjut Pauline. 

Pemanfaatan Teknologi DigitaL

Digitalisasi menjadi kunci bagi agen travel untuk tetap kompetitif. Dengan memanfaatkan platform online, agen dapat menawarkan promo eksklusif, kemudahan reservasi, dan layanan pelanggan yang responsif. Selain itu, penggunaan media sosial untuk mempromosikan destinasi wisata yang sedang tren dapat menarik minat konsumen yang mencari alternatif liburan hemat.

 

Kolaborasi dengan Industri Terkait

Kerja sama dengan sektor perhotelan, transportasi, dan kuliner lokal dapat menciptakan paket wisata yang lebih ekonomis dan menarik. Misalnya, bundling layanan transportasi dan akomodasi dengan harga spesial atau menawarkan voucher diskon untuk restoran lokal. Kolaborasi semacam ini tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga mendukung perekonomian lokal.

Peningkatan Layanan dan Nilai Tambah

Di tengah persaingan ketat, agen travel perlu meningkatkan kualitas layanan. Memberikan nilai tambah seperti asuransi perjalanan gratis, panduan wisata lokal, atau layanan penjemputan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Fokus pada kepuasan pelanggan akan mendorong loyalitas dan rekomendasi dari mulut ke mulut.

Perubahan perilaku konsumen yang cenderung berhemat menuntut industri travel untuk berinovasi dan beradaptasi. Dengan menerapkan strategi yang tepat, memanfaatkan teknologi, dan menjalin kolaborasi, agen travel dapat tetap relevan dan kompetitif di tengah tantangan ekonomi saat ini. Fleksibilitas dan kreativitas menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang dalam industri yang terus berubah.

Topik Menarik