Omnichannel Retailer, Strategi Jitu Bisnis Produk Kecantikan di Era Digital

Omnichannel Retailer, Strategi Jitu Bisnis Produk Kecantikan di Era Digital

Ekonomi | okezone | Minggu, 30 Maret 2025 - 03:13
share

JAKARTA - Siswa SMP itu langsung menuju area produk perawatan kesehatan kulit ketika tiba di gerai produk kecantikan bernuansa serba pink. Dia tampak mencermati satu per satu segudang merek produk skincare yang terpajang rapi di etalase. 

Tidak berapa lama, siswa bernama Aura Kirana tersebut memilih sebuah cleansing foam organik yang mengandung green tea, amino, hydrating. "Aku berusaha mengurangi bahan kimia. Sekarang kan banyak skincare yang justru pakai bahan-bahan yang belum tentu baik buat kulit," ujar gadis berusia 14 tahun di salah satu pusat perbelanjaan di Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (4/2/2025) 

Untuk bisa membeli cleansing foam pilihannya itu, siswa yang pernah menyabet juara III Kejuaraan Kota Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kota Tangerang Selatan 2022 pun tidak langsung mendapatkannya. Dia perlu menabung terlebih dahulu dan hari itu tabungannya sudah cukup, sehingga bisa mencapai tujuannya untuk membeli sabun . "Aku itu kan berpanas-panasan, juga kotor kalau lagi latihan basket, keringatan pula. Jadi enggak hanya latihan fisik tapi perlu jaga kulit muka. Salah satunya pake produk organik," ujarnya. 

Ya, masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Pada fase ini, remaja berada dalam tahap eksplorasi untuk menemukan jati diri mereka salah satunya dengan merawat diri sebagai identitas anak perempuan. Jika ditilik secara ilmiah, usia remaja tengah mengalami perubahan hormon yang cukup drastis. Perubahan ini seringkali memicu berbagai permasalahan kulit, seperti peningkatan produksi minyak yang jika tidak ditangani akan menimbulkan gangguan seperti jerawat. Salah satu solusinya adalah dengan menjaga kesehatan kulit. Dari sisi identitas diri, mengisi hal positif dan mengukir prestasi pada usia remaja merupakan salah satu cara agar fase rentan ini bisa dilalui dengan baik. Sayangnya, untuk bisa mendapatkan produk kecantikan ‘berstatus’ organik tidaklah mudah.

 

"Kalau mau beli produk kosmetik gampang, di mini market juga ada. Tapi produk yang berkualitas dan organik itu enggak gampang. Aku harus cek dulu di toko yang terbukti keamanannya dan variasinya lengkap (offline). Jadi terjamin asli, enggak harus berpindah-pindah toko," ujarnya. 

Hal itu sejalan dengan laporan Insight Factory by SOCO yang berjudul “Behavior in Purchasing Beauty Categories” tahun 2024. Meskipun tren belanja digital terus berkembang, pengalaman belanja langsung tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen. Sebanyak 68 pengguna omnichannel lebih memilih berbelanja langsung di toko untuk mencoba, mencium, dan menyentuh produk kecantikan sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Omnichannel retailer adalah strategi bisnis baik offline dan online, sehingga menjadi sebuah ekosistem kecantikan berbasis teknologi. Dengan strategi bisnis ini bisa memperluas akses produk kecantikan berkualitas bagi lebih banyak beauty enthusiast di Indonesia.

Siswa yang juga telah menulis kompilasi cerpen bertajuk “Dunia dalam Kertas” terbitan Cahaya Pelangi Media ini pun sadar, kecantikan bukan hanya tentang penampilan fisik. Tetapi juga kesejahteraan mental, sehingga dia memadukan antara kesehatan mental dan fisik. “Jadi ini untuk kesehatan kulit, kalau kelihatan cantik itu kayak bonus ya,” kelakar Aura. 

Aura adalah salah satu contoh target market pengguna retail kecantikan sekaligus konsumen produk kecantikan yang ‘melek’ safety product. Banyak Aura-Aura lainya di luar sana yang juga membutuhkan produk aman di tempat yang memiliki validasi produk. 

Berdasarkan Data Statista 2023, pasar kosmetik dan perawatan pribadi yang mencakup produk konsumen untuk kosmetik dan perawatan tubuh. Industri kecantikan di Indonesia tumbuh pesat dengan perkiraan nilai pasar mencapai Rp146 triliun pada tahun 2024 dengan estimasi 100.400 salon, 5.000 barbershop. Sebanyak 3,97 juta unit ritel mendistribusikan produk kecantikan dan perawatan pribadi di Indonesia. 

Angka ini mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu pasar kecantikan paling potensial di dunia dan cerminan besarnya peluang pengembangan industri di masa depan. Sociolla adalah salah satu pelaku omnichannel retailer kecantikan di Indonesia yang berada di bawah naungan Social Bella. Hal itu terbukti dengan berdirinya toko omnichannel ke-100 di Madiun, Jawa Timur. 

“Ini momen bersejarah bagi kami. Mengingat pembukaan toko pertama pada lima tahun lalu saat pandemi tentunya bukan perjalanan yang mudah,” Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indiana, di Mall Sun City, belum lama ini. 

Konsep Omnichannel, Sebuah Rantai Pasokan yang Terintegrasi

Bisa terus tumbuh di saat ekonomi tidak menentu, tidaklah mudah. Peritel omnichannel memerlukan rantai pasokan yang sangat efisien dan terintegrasi agar produk selalu tersedia di berbagai saluran penjualan, baik online maupun offline. Kondisi ini mendorong industri manufaktur untuk menyesuaikan sistem produksi dan distribusi mereka agar lebih fleksibel, responsif, serta mampu memenuhi permintaan yang beragam dari setiap saluran.

 

Untuk mencapai integrasi tersebut, teknologi seperti sistem manajemen inventaris terpusat, pelacakan real-time, dan otomatisasi gudang sering digunakan. Kondisi ini mencerminkan pertumbuhan berkelanjutan di sektor manufaktur, di mana industri kosmetik turut berperan signifikan, seiring dengan pesatnya perkembangan industri kecantikan di Indonesia.

Sekadar diketahui, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, industri manufaktur terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Berdasarkan laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia  mencapai level 51,9 pada Januari 2025.

Angka ini merupakan capaian tertinggi sejak Juni 2024.  Situasi ini menunjukkan adanya pertumbuhan berkelanjutan dalam sektor manufaktur. Keberhasilan industri ini turut dipengaruhi oleh kontribusi sektor kosmetik, yang berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia.

Topik Menarik