Gempa Dahsyat Tewaskan 140 Orang di Myanmar, Sejumlah Bangunan Roboh
BANGKOK - Gempa bumi dahsyat menewaskan lebih dari 140 orang di Myanmar pada Jumat (28/3/2025). Sejumlah bangunan roboh dan merusak infrastruktur, termasuk gedung pencakar langit yang sedang dibangun di negara tetangga Thailand.
Sebagian besar kerusakan terjadi di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, yang terletak dekat episentrum gempa bermagnitudo 7,7 yang terjadi pada waktu makan siang. Kemudian diikuti sejumlah gempa susulan yang kuat dan beberapa gempa yang lebih sedang.
1. Jasad Ditemukan di Apartemen
Seorang petugas penyelamat dari Amarapura, kota kuno dan sekarang menjadi kotamadya Mandalay, mengatakan jasad 30 orang telah ditemukan dari blok apartemen bertingkat yang runtuh.
"Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Kota kami terlihat seperti kota yang runtuh," katanya, melansir Reuters, Sabtu (29/3/2025).
Ia memperkirakan sekitar seperlima bangunan telah hancur.
"Kami menerima panggilan untuk meminta bantuan dari orang-orang di dalam, tetapi kami tidak dapat membantu karena kami tidak memiliki cukup tenaga kerja dan mesin untuk membersihkan puing-puing, tetapi kami tidak akan berhenti bekerja," ucapnya.
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan akan ada lebih banyak kematian dan korban jiwa dan mengundang "negara mana pun" untuk memberikan bantuan dan sumbangan.
"Di ibu kota Thailand, Bangkok, seorang pejabat mengatakan sedikitnya sembilan orang tewas. Tim penyelamat sedang mencari di antara puing-puing gedung pencakar langit yang runtuh.
Mandalay, dengan populasi sekitar 1,5 juta jiwa, adalah ibu kota kerajaan kuno Myanmar dan pusat dari jantung agama Buddha. Petugas penyelamat berusaha menyelamatkan puluhan biksu yang terjebak di bawah reruntuhan di Biara Phaya Taung," kata petugas darurat di Amarapura.
Bangunan, jembatan, dan jalan hancur, kata warga dan media lokal.
2. 144 Tewas di Myanmar
MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan sedikitnya 144 orang tewas di Myanmar dan 732 orang terluka.
Junta militer terkunci dalam perjuangan untuk menumpas pemberontak yang menentang kekuasaannya.
"Kami semua berlarian keluar rumah saat semuanya mulai berguncang," kata seorang warga Mandalay kepada Reuters.
"Saya menyaksikan runtuhnya gedung berlantai lima di depan mata saya. Semua orang di kota saya berhamburan ke jalan dan tidak ada yang berani kembali ke dalam," ucapnya.
Seorang petugas penyelamat dari lembaga amal Moe Saydanar mengatakan kepada Reuters, mereka telah mengevakuasi sedikitnya 60 jenazah dari biara dan gedung di Pyinmana, dekat ibu kota Naypyidaw, dan lebih banyak orang terjebak. Di ibu kota yang dibangun khusus itu sendiri, sebuah rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur mengalami kerusakan dan jalan-jalan retak besar, demikian laporan media pemerintah.
Zin Mar Aung, juru bicara diplomatik untuk Pemerintah Persatuan Nasional oposisi, mengatakan para pejuang dari milisi anti-junta yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat akan memberikan bantuan kemanusiaan.