Antusiasme Pemudik Rasakan Pengalaman Baru, Ditemani Buku Bacaan Bermutu

Antusiasme Pemudik Rasakan Pengalaman Baru, Ditemani Buku Bacaan Bermutu

Gaya Hidup | okezone | Jum'at, 28 Maret 2025 - 04:36
share

JAKARTA – Dalam momentum mudik jelang Hari Raya Idulfitri 1446 H, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), kembali menghadirkan suasana yang menyenangkan melalui program Mudik Asyik Baca Buku (MABB) 2025.

Kegiatan yang resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ini berlangsung pada 26 hingga 27 Maret 2025. Tujuannya untuk meningkatkan budaya literasi dan mendorong minat membaca di kalangan masyarakat, terutama bagi anak-anak, dengan menghadirkan alternatif kegiatan edukatif selama perjalanan mudik.  

Sebanyak 20.000 buku bacaan yang dibagikan di enam titik keberangkatan pemudik, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, dan Bandara Halim Perdanakusuma hingga hari kedua terpantau habis tidak tersisa. Hal ini menandakan bahwa buku-buku bacaan yang bermutu sangat diminati oleh masyarakat.  

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, mengatakan, “Kegemaran membaca di kalangan anak-anak ternyata masih cukup tinggi, hal ini terlihat saat anak-anak yang akan mudik mendapatkan buku yang menarik hati dan sesuai dengan keinginan mereka. Kemudahan akses untuk mendapatkan buku juga turut meningkatkan semangat mereka untuk berburu buku di stan Mudik Asyik Baca Buku 2025,” ungkap Hafidz.

Hafidz pun menambahkan, “Mereka tampak asyik membaca buku-buku cerita yang dibagikan secara gratis oleh Badan Bahasa. Tentu ini menjadi pemandangan yang membahagiakan, karena buku-buku yang disediakan telah menumbuhkan kembali kegemaran membaca di kalangan anak-anak.”

Sementara itu, di Stasiun Gambir, Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah menyoroti bagaimana melalui kegiatan ini Badan Bahasa memberikan pengalaman literasi dan aktivitas interaktif yang menyenangkan bagi anak-anak sembari menunggu jadwal keberangkatan mudik mereka. “Literasi tidak hanya tentang membaca, tetapi juga pengalaman yang membangun kebersamaan dan imajinasi anak-anak,” ujarnya.

 

1. Kehadiran Menteri dan Pejabat di Beberapa Titik Mudik Asyik

Saat memantau aktivitas pemudik di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Karyoto, turut mengunjungi dan mengapresiasi stan Mudik Asyik Baca Buku yang sedang ramai dikunjungi pemudik. “Buku untuk anak memang perlu dilengkapi gambar-gambar agar terlihat menarik,” ujarnya. Selain itu, Karyoto juga berpesan agar buku-buku yang tersedia harus habis dibagikan kepada para pemudik.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, juga mengunjungi stan Mudik Asyik Baca Buku 2025 dan ikut membagikan buku kepada anak-anak di Stasiun Senen, pada Kamis (27/3). “Saya sangat setuju bahwa buku bacaan dapat menggantikan atau mengalihkan anak-anak dari gawai,” tuturnya.

Ketua Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah, pun mendukung kegiatan Mudik Asyik Baca Buku 2025. Ai mengatakan KPAI mengapresiasi kegiatan ini. "Kegiatan ini dapat dijadikan momentum serta inovasi ke depan, semoga tradisi mudik dengan membaca buku dapat membantu tumbuh kembang anak,” ujar Ai yang ditemui di Stasiun Senen pada Kamis (27/3/2025).

Selanjutnya, Gubernur Jawa Tengah, Akhmad Luthfi, turut serta memberikan motivasi kepada para pemudik di Stasiun Pasar Senen. Menurutnya, aktivitas mudik gratis dan mudik asyik dengan membaca buku merupakan kegiatan yang sangat menarik dan bermanfaat. “Membaca buku merupakan tradisi yang harus dilaksanakan sejak anak-anak,” pesannya. 

Pada waktu yang bersamaan, Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, juga memberikan apresiasi atas upaya Kemendikdasmen memberikan buku bacaan yang sangat menarik bagi anak-anak di Stasiun Pasar Senen. Tampak rona bahagia terpancar setelah beliau membuka buku-buku yang dibagikan kepada para pemudik. 

2. Antusiasme Pemudik di Berbagai Titik 

Program Mudik Asyik Baca Buku 2025 pun mendapatkan sambutan positif dari para pemudik. Terlebih di mata anak-anak, program ini terasa sangat menyenangkan. Demikian yang disampaikan oleh El Ghibran, siswa kelas 2 SD Muhammadiyah 1 Pagar Alam, dan Icha, siswi kelas 3 SD Pakulonan Barat, Kelapa Dua yang akan melakukan perjalanan mudik ke daerah masing-masing dari Terminal Kalideres.

“Saya senang jadi punya banyak buku cerita, supaya saya tidak terus melihat gawai (gadget) di bus,” ucap El Ghibran sembari membuka-buka 4 buku yang telah diterima.

Orang tua dari El Ghibran, Tini, juga mengungkapkan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi anak-anak dan orang tua. “(Program ini) memiliki manfaat untuk mengalihkan anak-anak dari menonton TikTok, bermain gim, dan aktivitas lain yang dilakukan dari gawai selama perjalanan di kendaraan,” ungkap Tini.

Hal yang sama diungkapkan Ratna, seorang pemudik yang akan pulang ke Semarang bersama tiga anak kecil, mengungkapkan rasa senangnya ketika menemukan program Mudik Asyik Baca Buku di Terminal Terpadu Pulo Gebang.  

“Tadi begitu datang, ternyata ada pembagian buku gratis. Alhamdulillah, kami senang sekali, karena kami membawa anak-anak jadi membantu untuk mengurangi kebosanan. Buku-buku ini juga boleh dibawa pulang, jadi bisa untuk menemani perjalanan. Harapannya, semoga kegiatan ini terus berjalan dari tahun ke tahun, supaya bisa lebih membantu orang-orang yang ingin mudik dan menemani perjalanan,” ungkap Ratna.

Sementara itu, di Bandara Halim Perdanakusuma, Silvi, orang tua yang menemani anaknya memilih buku bacaan di stan Mudik Asyik Baca Buku pun terlihat sangat antusias. “Kegiatan ini sangat positif. Saya senang sekali karena kebetulan di sekolah anak saya ada program literasi, setiap bulan satu resume. Maka perlu membeli buku setiap bulan, kebetulan di sini anak saya mendapat dua buku gratis sehingga ada persediaan resume untuk dua bulan ke depan,” ungkap Silvi.

 

3. Sesi Mendongeng bersama Komunitas Literasi

Di Terminal Kampung Rambutan, sesi mendongeng menghadirkan Salwa, pendiri komunitas Readocil dan Grandung, yang membagikan kisah inspiratif dalam menemukan kekuatan melalui buku.  Ia membuka sesi mendongengnya dengan kisah pribadi yang menceritakan bahwa sejak kecil Salwa menghadapi tantangan besar dengan keterlambatan bicara atau speech delay. Ia pun sempat menjadi korban perundungan oleh teman-temannya karena kesulitan dalam berkomunikasi.

Namun, berkat kesabaran ibunya yang setia membacakan buku setiap malam, Salwa akhirnya menemukan "obat" yang membantunya mengatasi kesulitan berbicara. "Buku adalah kunci yang membuka pintu komunikasi dalam diri saya. Tanpa buku, saya mungkin tidak bisa berbicara seperti sekarang," ungkap Salwa.
 
Salwa pun melanjutkan kisah inspiratifnya tentang bagaimana ia memulai komunitas Readocil pada 2019. Ketika pandemi melanda, Salwa melihat temannya kesulitan membeli buku, sehingga ia memutuskan untuk membagikan buku-buku yang dimilikinya. Sejak itu, komunitas Readocil terbentuk sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin berbagi dan menikmati buku.

“Buku adalah penyelamat saya, dan saya ingin lebih banyak orang merasakannya. Ini adalah bentuk kontribusi saya untuk masyarakat," ujar Salwa, yang kini berkomitmen untuk membagikan manfaat literasi ke seluruh penjuru Indonesia melalui komunitas yang ia dirikan.

Topik Menarik