Pemerintah Bahas Percepatan Pembangunan Hunian Tetap bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Pemerintah Bahas Percepatan Pembangunan Hunian Tetap bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Berita Utama | okezone | Sabtu, 22 Maret 2025 - 01:05
share

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno menggelar rapat koordinasi yang membahas penanganan bagi pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, pada Jumat 21 Maret 2025. Adapun erupsi gunung telah terjadi sejak November 2024 yang lalu.

Dalam rapat tersebut, Pratikno menyampaikan bahwa pemerintah kini tengah melalukan upaya percepatan pembangunan hunian sementara (Huntara) dan hunian tetap (Huntap) dan fasilitas pendukung lainnya bagi ribuan warga yang masih mengungsi.

“Membahas lahan (yang akan ditempati), pembangunan huntap, penyelesaian akses jalan ke huntap dan juga pembangunan infrastruktur lain,” kata Pratikno.

 

Adapun, pembahasan kali mengundang seluruh perwakilan pihak terkait dalam penanganan gunung yang berlokasi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur tersebut.

“Kita bahas satu persatu secara detail lintas kementerian, siapa melakukan apa kita sepakati. Langkah ini dilakukan secepat-cepatnya tanpa menimbulkan masalah baru,” katanya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, menyampaikan bahwa kini telah terbangun 90 kopel atau 450 unit huntara yang sudah dihuni sebanyak 285 kepala rumah tangga atau 285 unit.

Lebih rincian, untuk warga Desa Dulipali sebanyak 118 kepala rumah tangga atau 118 unit dan warga Desa Klantanlo sebanyak 132 kepala rumah tangga atau 132 unit, kemudian 35 unit untuk 35 kepala rumah tangga warga Desa Boru.

“Tadi sepakat pada rapat, BNPB akan membangun (lagi) 50 kopel atau 250 kepala keluarga,” kata Suharyanto.

Sementara itu, bagi pengungsi yang tidak ingin tinggal di pengungsian ataupun huntara, selagi menunggu pembangunan hunian tetap, akan diberikan dana tunggu hunian total Rp 3.600.000.

“Ada yang memilih tidak mau tinggal di huntara, tinggal di rumah saudaranya, pemerintah membantu dana tunggu hunian sebesar 600 ribu selama 6 bulan. Jadi masyarakat terdampak memilih sendiri (tinggal di mana), pemerintah pusat mengusahakan pengungsi tidak tinggal di pengungsian terus menerus,” ujarnya.
 

Topik Menarik