Houthi: 53 Orang Tewas Akibat Serangan AS di Yaman, Wanita dan Anak-Anak Jadi Korban
SANAA - Jumlah korban tewas akibat serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman telah meningkat menjadi 53 orang, termasuk lima anak-anak, kata kementerian kesehatan Houthi.
AS mengatakan telah meluncurkan gelombang serangan udara yang "tegas dan dahsyat" terhadap sasaran-sasaran Houthi pada Sabtu, (15/3/2025). Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan karena aksi Houthi terhadap pengiriman barang di Laut Merah.
Washington mengatakan beberapa tokoh penting Houthi termasuk di antara yang tewas, tetapi kelompok itu belum mengonfirmasi hal ini.
Houthi Akan Serang Kapal AS
Pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa militannya akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama AS melanjutkan serangannya terhadap Yaman, demikian dilaporkan BBC.
Memperbarui jumlah korban tewas sebelumnya, juru bicara kementerian kesehatan Houthi Anis al-Asbahi mengunggah di X bahwa 53 orang telah tewas termasuk "lima anak-anak dan dua wanita", dan bahwa 98 orang telah terluka.
Houthi juga mengatakan ada serangan baru AS yang menargetkan mereka di Al Jaouf dan Hudaydah pada Senin, (17/3/2025) pagi. AS belum berkomentar.
Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Waltz mengatakan kepada ABC News bahwa serangan pada Sabtu "menargetkan banyak pemimpin Houthi dan melumpuhkan mereka".
"Kami baru saja menyerang mereka dengan kekuatan yang sangat besar dan memberi tahu Iran bahwa sudah cukup," katanya kepada Fox News.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bersumpah untuk melakukan kampanye rudal "tanpa henti" hingga serangan Houthi berhenti.
"Saya ingin menjelaskan dengan sangat jelas, kampanye ini adalah tentang kebebasan navigasi dan pemulihan pencegahan," kata Hegseth dalam wawancara Fox Business yang disiarkan televisi.
Dukungan untuk Palestina
Kelompok Houthi mengatakan akan terus menargetkan pengiriman melalui Laut Merah hingga Israel mencabut blokade terhadap Gaza, dan bahwa pasukannya akan menanggapi serangan tersebut.
Kelompok pemberontak yang didukung Iran, yang menganggap Israel sebagai musuhnya, menguasai Sanaa dan wilayah barat laut Yaman, tetapi bukan pemerintah yang diakui secara internasional di negara tersebut.
Kelompok Houthi mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza, dan telah mengklaim - yang seringkali salah - bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang hanya terkait dengan Israel, AS, atau Inggris.
Sejak November 2023, kelompok Houthi telah menargetkan puluhan kapal dagang dengan rudal, pesawat nirawak, dan serangan terhadap perahu kecil di Laut Merah dan Teluk Aden. Mereka telah menenggelamkan dua kapal, menyita kapal ketiga, dan menewaskan empat awak kapal.