Tragis! Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren Ternyata Dukun Pengganda Uang, Ini Kronologi Lengkapnya

Tragis! Pembunuh Ibu dan Anak Dalam Toren Ternyata Dukun Pengganda Uang, Ini Kronologi Lengkapnya

Terkini | okezone | Kamis, 13 Maret 2025 - 08:57
share

JAKARTA- Kapolres Jakarta Barat, Kombes Twedi Aditya menjelaskan, sebelum melakukan aksi pembunuhan terhadap ibu, TSL dan ES hingga memasukannya ke dalam toren air di kawasan Jakarta Barat.  Pelaku yang bernama Febri melakukan aksi tipu-tipunya kepada korban dengan berpura-pura menjadi dukun pengganda uang dan dukun pencari jodoh.

"Pelaku atas nama Febri Arifin alias Kakang alias Krismartoyo (31), diamankan di Banyumas pada 9 Maret 2025 WIB,” ujarnya pada wartawan, Kamis (13/3/2025).

“Tersangka mengenal korban pertama sebagai tetangga. Pada 1 Maret 2025, di situ sudah ada kesepakatan atau berjanji (pelaku dan korban bertemu) melakukan ritual oleh dukun pencari jodoh dan melalukan penggandaan uang," sambungnya.

Menurutnya, pelaku sejatinya kerap meminjam duit pada korban sejak tahun 2021 silam hingga saat ini dan pelaku berjanji melunasinya dengan cara dicicil. Namun, hingga hari pembunuhan terjadi, pelaku belum melunasi hutangnya itu pada korban.

Dia menerangkan, korban percaya pelaku memiliki suatu kemampuan gaib berdasarkan cerita pelaku, yang mana pelaku bisa memberikan nasihat spiritual menyembuhkan seseorang. Bahkan, pelaku mengaku memiliki kenalan dukun yang bisa menggandakan uang dan mencarikan jodoh.

"Bisa memberi nasihat spiritual menyembuhkan seseorang, juga mengaku memiliki teman bernama Krismartoyo sebagai dukun pengganda uang, juga mengaku kenal seorang dukun pencari jodoh bernama Kakang. Jadi, itu hanya mengaku-ngaku memiliki teman saja," tuturnya.

Lantas, kata dia, korban TSL menunjukan uang pada pelaku yang ingin diminta digandakan itu. Pelaku lalu menggunakan nomor handphone lain mengaku-aku sebagai dukun pengganda uang dan dukun pencari jodoh untuk korban ES.

Saat hari kejadian, bebernya, pelaku yang kala itu berpura-pura sebagai dukun dan korban berjanji bertemu untuk melakukan ritual penggandaan uang dan pencarian jodoh. Pelaku datang ke rumah korban membawa peralatan ritual, korban TSL berada di kamar untuk ritual penggandaan uang, sedangkan korban ES berada di kamar mandi untuk ritual pencarian jodoh.

 

"Komunikasinya melalui telepon dan sudah dijanjikan uang akan digandakan, tapi pada saat proses menggandakan uang terlalu lama, dan tidak berhasil, akhirnya, korban pertama marah-marah kepada pelaku dan juga mencaci maki pelaku. Pelaku saat itu memakai masker sehingga korban tak menyadari," jelasnya.

Dia melanjutkan, pelaku tersinggung dan emosi dimarahi korban TSL pasca tak berhasil menggandakan uang, pelaku mengambil besi dan memukul ke arah kepala korban. Korban terjatuh dan diseret ke kamar, lalu dipukul, ditindih dengan lutut, hingga dicekik sampai meninggal dunia.

"Setelah yakin korban pertama meninggal dunia, pelaku membersihkan kamar dari darah-darah yang ada, dan menutup pintu kamar. Setelah itu, pelaku sempat keluar di depan rumah sambil merokok, sekitar 15 menit, memikirkan bagaimana supaya tidak ketahuan korban kedua jika ibunya sudah meninggal dunia," bebernya.

 

Twedi memaparkan, pelaku lalu masuk ke dalam rumah menuju ke korban ES, pelaku lalu memukul bagian kepala korban ES menggunakan besi sampai roboh. Korban yang sempat berteriak meminta tolong itu justru dipukul lagi kepalanya oleh pelaku dan mencekiknya hingga tewas.

"Setelah yakin meninggal dunia, kamar mandi dibersihkan dan kedua korban masih di tempatnya masing-masing, satu di kamar dan satu di kamar mandi. Pelaku keluar melihat di depan kulkas ada tutup toren tempat penampungan air akhirnya memiliki ide memyembunyikan korban di dalam toren," paparnya.

Dia menambahkan, pelaku memindahkan kedua korban dengan menyeretnya dari dalam rumah secara bergantian tuk dimasukan ke dalam toren air. Pelaku lalu membersihkan bekas-bekas darah, mematikan sebagian lampu rumah agar tempak seolah tengah ada masalah kelistrikan di rumah korban.

Topik Menarik