Serangan Mertua Pangeran Diponegoro Bikin Sultan Yogya Pusing hingga Minta Bantuan Belanda 

Serangan Mertua Pangeran Diponegoro Bikin Sultan Yogya Pusing hingga Minta Bantuan Belanda 

Nasional | okezone | Rabu, 22 Januari 2025 - 07:25
share

RADEN Ronggo Prawirodirjo III atau mertua Pangeran Diponegoro, menjadi buronan Belanda usai mendalangi beberapa serangan di timur wilayah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Bahkan desakan Belanda untuk Keraton Yogyakarta menangkap Raden Ronggo Prawirodirjo III begitu kuat, ketika pemberontakan dan kekacauan bermunculan di Ponorogo.

Kala itu Raden Ronggo Prawirodirjo III memang melakukan perlawanan dengan membakar dan menjarah, beberapa daerah yang dikuasai oleh Keraton Surakarta, yang bekerjasama dengan Belanda. Sang Sultan Yogya berjanji ke Belanda untuk bergerak menangkap Raden Ronggo III.

Tapi sang mertua Pangeran Diponegoro itu dengan cerdik berhasil kabur pada malam hari di tanggal 20 November 1810, Raden Ronggo melarikan diri dengan tiga ratus orang bersenjata ke Madiun. 

Jejak pelarian Raden Ronggo III itu ditemukan di kediaman Raden Ronggo di Yogyakarta, melalui dua surat dengan isi yang sama kepada Tumenggung Notodiningrat dan Tumenggung Sumodiningrat, dikisahkan pada buku "Antara Lawu dan Wilis : Arkeologi, Sejarah, dan Legenda Madiun Raya Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Belanda 1934 - 38.

Surat ini berisi informasi bahwa Raden Ronggo telah merencanakan untuk berperang melawan orang-orang Eropa dan Surakarta, dan seterusnya akan menjalani hidup mengembara. Lebih lanjut, sang bupati meminta agar keraton dijaga dengan baik, dan agar jembatan menuju ke Yogyakarta dihancurkan. 

 

Hal ini bertujuan agar tidak ada pasukan yang dapat dikirim ke sana. Di dalam surat, kedua tumenggung tersebut diminta untuk menyampaikan ini ke hadapan Sultan Yogyakarta dan Raden Ronggo meminta agar sultan mendukung usaha ini.

Pada perjalanan menuju Madiun, Raden Ronggo sempat membakar dan menjarah beberapa desa kekuasaan Solo. Dia juga menyerukan agar semua orang Jawa dan orang Tionghoa, menggulingkan otoritas Eropa bersamanya dan juga menghancurkan Surakarta. 

Lebih dari itu, dia juga menyematkan gelar "Susuhunan Prabu Ingalaga" kepada dirinya. Setelah menyatakan itu, dia memimpin dengan payung yang diperada emas dan mengangkat beberapa bupati, termasuk Bupati Purwodadi sebagai pangeran.

Tinjauan peristiwa - peristiwa penting tadi mencatat bahwa timbul kekecewaan yang besar dalam diri sultan dari peristiwa tidak terduga itu. Tindakan pemberontakan yang dianggap oleh Raden Ronggo III membuat Sultan Yogya marah.

Sultan Yogya itu menyampaikan rasa cemasnya pada marsekal dan pemerintah kolonial Eropa-sekaligus menyatakan ketidakbersalahan dirinya. Tindakan ini segera diikuti dengan sebuah kesepakatan bersama Menteri (Residen) Pieter Engelhard tentang langkah-langkah efektif yang harus dilakukan selanjutnya. 

Pertemuan pun digelar antara Keraton Yogyakarta dan Belanda. Dari pertemuan itu diputuskan bahwa Raden Ronggo Prawirodirjo III akan ditangkap. Kesiapan pasukan pun dilakukan, baik dari Kesultanan Yogyakarta maupun dari Belanda.

Topik Menarik