Abimana Aryasatya Bongkar Sisi Gelap dan Toxic Dunia Film : Kita Dianggap Binatang
JAKARTA - Abimana Aryasatya mengungkap pengalaman pahit dan sisi gelap di balik layar industri perfilman Indonesia. Dalam karier yang telah ia jalani selama puluhan tahun, aktor berdarah Spanyol ini mengaku pernah merasakan sakit hati akibat perilaku tidak menyenangkan di lokasi syuting.
Pengakuan tersebut disampaikan Abimana saat menjadi bintang tamu dalam podcast YouTube Kaks Production yang dipandu oleh Arie Kriting dan Mamat Alkatiri.
Awalnya, Abimana menceritakan perjalanan hidupnya dalam dunia hiburan. Ia memulai dari bawah, seperti mengamen dan menjadi kru, sebelum akhirnya tampil di depan layar.
"Saya nggak suka sama yang suka bullying karena perasaan orang itu sekarang udah beda banget, apalagi anak-anak zaman sekarang, mereka lebih sensitif," ujar Abimana, Senin (20/1/2025).
Ia juga menyinggung perbedaan pola pikir generasi saat ini dibandingkan anak-anak 90-an yang dianggap lebih tahan terhadap perlakuan kasar. "Anak 90-an mungkin masih bisa nahan hal-hal seperti itu ya," tambahnya.
Abimana kemudian mengungkap realitas pahit di lokasi syuting, di mana jabatan dalam struktur produksi sangat menentukan bagaimana seseorang diperlakukan. Ia menyebut banyak kru yang memperlakukan bawahan dengan panggilan tidak pantas, bahkan menggunakan nama-nama binatang.
"Kalau masih pekerja biasa, kita belum dianggap manusia, belum dipanggil pakai nama sendiri. Baru kalau sudah jadi chief division atau senior, nama kita disebut. Kalau masih pekerja biasa, kita masih dianggap binatang," ungkapnya.
Pemeran utama dalam film Serigala Terakhir itu juga mengaku pernah merasa sakit hati akibat perlakuan kasar para kru.
"Iya, pasti ada sakit hatinya. Di depan ratusan orang saat syuting, tiba-tiba dipanggil 'eh bab*'. Hal seperti itu bikin saya benar-benar merasa down," tuturnya.