Dipimpin Kamala Harris, Kongres Sahkan Kemenangan Donald Trump Sebagai Presiden Terpilih AS
WASHINGTON - Kongres Amerika Serikat (AS) secara resmi mengesahkan kemenangan pemilihan Presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump pada Senin, (6/1/2025) selama sesi yang dipimpin oleh Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris. Pengesahan ini membuka jalan bagi pelantikan Trump yang akan berlangsung dalam dua pekan, tepatnya pada 20 Januari 2025.
Pengesahan kali ini berlangsung relatif tenang, berbeda dengan empat tahun lalu ketika pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol dalam upaya membatalkan pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pemilhan presiden 2020.
Keamanan ketat diberlakukan di Washington DC, dengan Presiden petahana Joe Biden berjanji bahwa kekerasan empat tahun lalu tidak akan terulang lagi.
Kamala Harris, yang kalah dari Trump dalam pemilihan presiden 2024, mengawasi penghitungan suara negara bagian dalam peran seremonial wakil presiden sebagai presiden Senat. Meskipun hasilnya menyatakan Trump sebagai pemenang, Harris menerima tepuk tangan meriah dari kubu Demokrat di ruangan itu ketika ia membacakan hasil penghitungan suara elektoralnya sendiri.
Sesi Kongres itu dhadiri oleh Senator JD Vance, yang kemenangannya sebagai wakil presiden juga disahkan oleh Harris. Vance berdiri dan melambaikan tangan kepada para anggota di ruang sidang saat total suara elektoralnya diumumkan.
Sementara Trump merayakan pengesahan kemenangannya dengan sebuah posting di media sosial.
"Kongres mengesahkan kemenangan pemilu kita yang hebat hari ini - momen besar dalam sejarah," tulis Trump di Truth Social miliknya.
Partai Republik Kuasai Kongres
Sidang gabungan Kongres tetap berlangsung meskipun badai musim dingin melanda Washington DC, yang menyebabkan salju setinggi 15 cm turun dan mengganggu perjalanan.
Sertifikasi akhir mendukung penghitungan awal bahwa Trump memenangkan 312 suara Electoral College berbanding dengan 226 suara Harris.
Partai Republik juga disahkan memperoleh mayoritas di Senat AS dan unggul tipis di DPR pada pemilihan November, yang akan memberikan Trump dukungan partai yang dibutuhkannya untuk melaksanakan agenda yang direncanakannya berupa pemotongan pajak dan tindakan keras terhadap imigran illegal.
Trump mengatakan bahwa ia berencana untuk mengampuni sebagian dari lebih dari 1.500 orang yang didakwa terlibat dalam penyerangan di Capitol pada 6 Januari 2021, ketika massa berkelahi dengan polisi, menerobos masuk melalui jendela dan pintu, serta meneriakkan, "Gantung Mike Pence," merujuk pada wakil presiden Trump saat itu, dalam upaya yang gagal untuk menghentikan Kongres mengesahkan kemenangan Biden.
Dalam kerusuhan tahun 2021 di Capitol, perusuh menerobos barikade polisi, menyerang sekira 140 petugas dan menyebabkan kerugian lebih dari USD2,8 juta. Beberapa petugas polisi yang melawan pengunjuk rasa tewas dalam beberapa minggu berikutnya, beberapa karena bunuh diri.