Segini Duit yang Disiapkan untuk 48 Kementerian dan Lembaga Bentukan Prabowo
JAKARTA - Kementerian Keuangan menyiapkan belanja 48 Kementerian/Lembaga (K/L) di bawah Presiden Prabowo. Anggaran tersebut disiapkan untuk mendukung transisi pemerintahan.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, begitu pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dilantik pada 20 Oktober lalu. Kemenkeu langsung menyusun bagaimana APBN khususnya belanja K/L dan non K/L bisa tetap berjalan dengan baik.
"Struktur Kabinet Merah Putih seperti telah disampaikan 48 kementerian dalam kabinet, namun proses restrukturisasi, ada perubahan nomenklatur 4 K/L, pemisahan 12 K/L, penggabungan 1 K/L dan baru dibentuk 4 K/L," ungkap Suahasil dalam Konferensi Pers APBN 2024, Senin (6/1/2025).
1. Kemenkeu Siapkan Aset Kementerian
Kemenkeu mendorong supaya ada pelaksanaan anggaran belanja negara dan juga penataan aset, pengalihan administrasi belanja pegawai dan belanja gaji di seluruh K/L di dalam kabinet Merah Putih.
"Dan kita terus mendampingi, melakukan pendampingan yang intensif terhadap K/L yang terdampak PMK 90 tahun 2024 tentang Tatacara pelaksanaan penggunaan anggaran dan aset pada masa transisi di lingkungan Kementerian dan Lembaga terus telah dikeluarkan dan Kemenkeu terus melakukan pemantauan anggaran dan aset dengan harapan agar pada akhir tahun 2024 ini semua K/L menyelesaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku," jelas Suahasil
2. Realisasi Belanja K/L 2024
Adapun realisasi total belanja mencapai Rp3.350,3 triliun atau meningkat 7,3 dari target APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 triliun.
3. Anggaran K/L
Dari total belanja ini, belanja pemerintah pusat Rp2.486,7 triliun, dengan belanja K/L Rp1.315 triliun dan non-K/L Rp1.171,7 triliun. Belanja pada tahun ini lebih merata dan tidak bertumpuk di akhir 2024.
"Sebagian karena di bagian belanja non-K/L itu ada cadangan-cadangan kalau dipakai jadi belanja K/L pindah ke atas pindah ke belanja K/L ini mekanisme APBN karena A jadi alat jaga-jaga kalau ada hal-hal yang terjadi untuk melindungi masyarakat dan kelola perekonomian," ungkap Suahasil.
4. Tujuan Alokasi Anggaran
Lebih lanjut, Suahasil menegaskan belanja negara dipakai untuk shock absorber untuk mengelola ekonomi yang dibayangi oleh risiko tinggi. Selain itu, belanja negara juga membantu stabilitas ekonomi melalui operasi pasar subsidi energi BBM, listrik, pupuk serta bansos PKH, PIP, PBI, JKN dan program KUR.
"Belanja negara alat dukung agenda-agenda pembangunan melalui program penurunan stunting pengentasan kemiskinan SDM unggul, Pemilu, Pilkada, PSN dan dukungan ke IKN," jelasnya.