Kaleidoskop 2024: Naik Turun Prestasi Bulu Tangkis Indonesia, Ukir Rekor di All England hingga Gagal Emas di Olimpiade!
NAIK turun prestasi bulu tangkis Indonesia akan diulas dalam Kaleidoskop 2024. Prestasi yang naik turun ini terlihat dalam sejumlah event besar. Di antaranya, ada kesuksesan besar di All England hingga kegagalan di Olimpiade Paris 2024.
Ya, dunia bulu tangkis Indonesia jadi sorotan besar pada tahun ini. Hal tersebut tak terlepas dari performa yang masih inkonsisten yang ditunjukkan para pebulu tangkis Tanah Air.
Bahkan, dari 4 ajang BWF World Tour 2024 berlevel Super 1000, para pebulu tangkis Indonesia hanya bisa merebut gelar juara di 1 ajang saja. Sementara di 3 turnamen lainnya, para wakil Merah Putih harus nihil gelar.
Yang lebih paling ramai disorot adalah kiprah pebulu tangkis Tanah Air di Olimpiade Paris 2024. Sebab, tak ada medali emas yang bisa diboyong para pemain di sana. Padahal, bulu tangkis Indonesia jadi andalan.
Dunia bulu tangkis Indonesia tahun ini pun turut diwarnai beragam kejadian. Ada bongkar pasangan sejumlah pemain hingga pensiunnya sederet legenda Tanah Air.
Berikut akan Okezone ulas naik turun prestasi bulu tangkis Indonesia:
Sederet Gelar Juara Diraih Para Wakil di BWF World Tour 2024
Meski masih tampil kurang konsisten, para pebulu tangkis Indonesia bisa tetap meraih gelar juara di sejumlah ajang BWF World Tour 2024. Bahkan, beberapa gelar diraih oleh wakil tak terduga hingga pasangan baru yang menandakan kebangkitan sejumlah sektor pada tahun ini.
Kiprah wakil Indonesia di BWF World Tour 2024 dibuka dengan kurang baik. Pada 2 turnamen awal tahun ini, para pebulu tangkis Indonesia gagal merebut gelar juara.
Ya, Indonesia nihil gelar juara di 2 turnamen bergengsi awal 2024. Kedua turnamen yang digelar di awal Januari 2024 itu adalah Malaysia Open Super 1000 dan India Open 2024 Super 750.
Baru pada ajang ketiga tahun ini, yakni Indonesia Masters 2024, gelar juara diraih. Ialah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang memecah kebuntuan bulu tangkis Indonesia. Mereka juara usai mengalahkan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark) di final dengan skor 21-12, 20-22, dan 21-11.
Sayangnya, setelah itu, Indonesia kembali paceklik gelar. Di sepanjang Februari 2024, tak ada wakil yang bisa merebut gelar juara.
Baru pada Maret, kembali ada gelar juara yang diraih. Bahkan, pada bulan tersebut, para wakil Indonesia benar-benar bersinar.
Prestasi itu diawali dengan kesuksesan besar wakil Indonesia di turnamen berlevel Super 1000, yakni All England 2024. Tak tanggung-tanggung, ada 2 gelar juara yang diraih lewat aksi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Jonatan Christie.
Setelah itu, kejutan datang dari ganda putri muda Indonesia. Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose sukses menyabet gelar juara di Orleans Master Super 300. Saat itu, ada 3 wakil Tanah Air ke final, tapi Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari harus puas jadi runner-up.
Sepekan kemudian, ganda putri lainnya juga berjaya. Ialah Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto yang sukses menyabet gelar juara Swiss Open Super 300.
Masih di bulan Maret, Sabar/Reza dan Rinov/Pitha akhirnya menebus kegagalannya di Orleans Masters 2024. Kedua pasangan itu naik podium tertinggi di Spain Masters 2024.
Prestasi Indonesia sayangnya gagal berlanjut ke April 2024. Skuad Garuda harus nihil gelar lagi, meskipun sejumlah nama lolos final, seperti Fajar/Rian yang menembus partai final di Singapura Open 2024 hingga Rinov/Pitha di Malaysia Masters 2024.
Pada Juni 2024, ganda putri lain Indonesia bikin prestasi fantastis. Ada Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi yang sukses juara di Australia Open 2024 Super 500. Ada 2 wakil lain di final, yakni Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, tetapi gagal juara.
Masih pada Juni, Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum sukses menyabet gelar juara di Kaohsiung Masters 2024. Pencapaian ini menegaskan kebangkitan ganda putri Indonesia.
---
Thom Haye Ungkap Momen Unik di Balik Gol Pertama Timnas Indonesia ke Gawang Arab Saudi di SUGBK
Setelah Olimpiade, prestasi Indonesia dibuka dengan gelar juara dari pasangan baru di ganda putra, yakni Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana. Mereka juara di Korea Open 2024 pada Agustus. Lalu, beralih ke September, Febriana/Amalia kembali juara. Kali ini, mereka mengukir prestasi itu di Taipei Open 2024.
Berlanjut ke November, tunggal putri Indonesia juga bangkit. Putri Kusuma Wardani yang lama terpuruk, akhirnya juara Korea Masters 2024. Lalu, ada Fajar/Rian yang juga akhirnya melepas puasa juara di Japan Masters 2024.
Sayangnya, Indonesia harus menutup 2024 dengan prestasi yang kurang baik. Tak ada 1 pun gelar juara yang bisa diraih, termasuk di ajang BWF World Tour Finals 2024, meski ada 3 wakil yang lolos ke semifinal, yakni Fajar/Rian, Jonatan Christie, dan Sabar/Reza.
Ukir Sejarah All Indonesian Final di Tunggal Putra All England 2024
Di tengah prestasi yang naik turun, ada sejumlah rekor fantastis yang diukir para wakil Tanah Air di BWF World Tour tahun ini. Salah satunya diukir pada ajang All England 2024.
Selain menyabet status juara umum karena bisa menyabet 2 gelar juara, all Indonesia final juga bisa tercipta di sektor tunggal putra. Ya, ada 2 wakil yang berhasil lolos ke final kala itu, yakni Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Kiprah manis ini tercipta usai 30 tahun lamanya menanti. Ya, terakhir kali all Indonesian final tercipta di sektor tunggal putra pada ajang All England terjadi pada 1994. Kla itu, Hariyanto Arbi berhadapan dengan Ardy Bernadus Winata.
Di final, Jonatan Christie pun memastikan diri jadi juara. Dia merebut gelar usai menang 2 gim langsung dengan skor 21-15 dan 21-14. Kesuksesan ini tentunya tak terlepas dari tangan dingin sang pelatih, Irwansyah.
Banyak Pasangan Baru Bersinar
Pada tahun ini, bongkar pasang pemain juga terjadi. Ada sejumlah duet baru yang diciptakan demi mengukir prestasi manis.
Di antaranya, ada duet pasangan muda di ganda campuran, yakni Jafar Hidayatullah/Felisha Pasaribu. Mereka pun bisa bersinar dengan merebut gelar juara Indonesia Masters Super 100 I.
Lalu, ada juga duet Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan dengan Rahmat Hidayat. Duet baru di ganda putra ini tercipta usai Yeremia ditinggal pasangan duetnya, yakni Pramudya Kusumawardana yang memutuskan hijrah ke Australia.
Duet Rahmat/Yeremia debut di Thailand Masters 2024. Tetapi, mereka kesulitan bersaing. Setelah penantian lama, duet ini akhirnya juara di Indonesia Masters Super 100 II.
Selain itu, ada juga duet Lanny Tria Mayasari dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Duet ini tercipta usai Olimpiade Paris 2024.
Diketahui, Siti Fadia sebelumnya jadi rekan duet Apriyani Rahayu.Tetapi, Apriyani fokus memulihkan cedera usai Olimpiade hingga akhirnya Fadia diduetkan dengan Lanny yang juga ditinggal pasangannya Ribka Sugiarto yang pensiun. Duet Lanny/Fadia pun sukses jadi runner-up di Indonesia Master super 100 II.
Lalu, pada sektor ganda putra, gebrakan juga dilakukan. Ada tukar pasangan menjadi duet Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin dan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana. Dua duet baru ini pun tampil cukup apik sejauh ini.
Gagal Emas di Olimpiade Paris 2024
Kiprah bulu tangkis Indonesia paling ramai disorot di Olimpiade Paris 2024. Pasalnya, di ajang bergengsi 4 tahunan itu, tak ada satu pun wakil yang bisa meraih medali emas.
Padahal, bulu tangkis turut jadi andalan Indonesia selama ini untuk merebut medali emas. Indonesia sendiri akhirnya mendapat 2 medali emas dari cabor angkat besi lewat aksi Rizki Juniansyah dan panjat tebing lewat penampilan Veddriq Leonardo.
Di Olimpiade Paris 2024, Indonesia padahal punya enam wakil. Mereka adalah Jonatan Christie dan Anthony Sinsuka Ginting di tunggal putra, Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari di ganda campuran, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ganda putri.
Pada akhirnya, Gregoria Mariska yang menyelamatkan muka bulu tangkis Indonesia. Dia jadi satu-satunya pebulu tangkis Indonesia yang meraih medali di Olimpiade Paris 2024.
Gregoria memastikan diri meraih medali perunggu usai wakil Spanyol, Carolina Marin, yang akan jadi rivalnya di laga perebutan posisi ketiga memutuskan mundur. Diketahui, Marin mengalami cedera saat melawan He Bing Jiao (China) di babak semifinal.
Gregoria pun otomatis naik podium ketiga. Medali emas sendiri menjadi milik An Se Young (Korea Selatan), sementara He Bing Jiao menyabet perak.
Kegagalan meraih medali emas ini membuat Indonesia mengulang catatan buruk 12 tahun lalu di London. Padahal, sebelumnya, tim bulu tangkis Indonesia selalu meraih medali emas di Olimpiade.
Sejumlah wakil yang diharapkan juara sendiri gagal bersinar. Salah satunya Jonatan Christie dan Anthony Ginting yang tersingkir di fase grup. Lalu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardiantotersingkir di perempatfinal setelah kalah dari Liang Wei Keng/Wang Chang dari China.
Indonesia Runner-Up di Piala Thomas dan Uber 2024
Meski gagal di Olimpiade, Indonesia ukir prestasi manis di turnamen beregu bergengsi, Piala Thomas dan Uber 2024. Tim bulu tangkis putri dan putra Indonesia berhasil menyabet status runner-up.
Pencapaian tim bulu tangkis putri Indonesia bahkan sebuah kejutan. Sebab, dalam 7 edisi terakhir, tim Uber Indonesia tak pernah lolos ke final. Terakhir kali tim bulu tangkis putri Indonesia sentuh final terjadi pada Uber Cup 2008. Kala itu pun, para pebulu tangkis putri Tanah Air gagal juara karena kalah 0-3 dari China di final.
Hasil itu pun terulang pada Piala Uber 2024. Gregoria Mariska cs gagal juara karena kalah 0-3 dari China. Tim bulu tangkis putri Indonesia sendiri kala itu diperkuat Komang Ayu Cahya Dewi, Lanny Tria Mayasari, Meilysa Trias Puspitasari, Apriyani Rahayu, Siti Fadia Silva Ramadhanti, Rachel Allessya Rose, Ruzana, Ribka Sugiarto, Gregoria Mariska Tunjung, dan Ester Nurumi Tri Wardoyo
Tim Thomas juga runner-up usai kalah dari China di final. Jonatan Christie cs kala itu tumbang dengan skor 1-3. Tim bulu tangkis putra di Piala Thomas 2024 diisi oleh Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando, Jonatan Christie, Chico Aura Dwi Wardoyo, Alwi Farhan, Muhammad Shohibul Fikri, Anthony Sinisuka Ginting, Daniel Marthin, dan Bagas Maulana
Banyak Pemain Pensiun
Momen terakhir yang mewarnasi dunia bulu tangkis Indonesia adalah banyaknya pebulu tangkis legendaris yang pensiun. Di antaranya ada Marcus Fernaldi Gideon, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan, hingga Mohammad Ahsan.
Marcus Gideon pensiun lebih dahulu, tepatnya pada 9 Maret 2024. Lewat Instagram pribadinya, @marcusfernaldig, dia menjelaskan alasan memutuskan gantung raket. Dia gantung raket di usia 33 tahun.
Kemudian, jejak Marcus diikuti Kevin Sanjaya. Dia mengumumkan pensin pada 16 Mei 2024. Alhasil, pasangan ganda putra legendaris Indonesia yang dijuluki The Minions ini resmi pensiun.
Kemudian, pasangan legendaris lainnya, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, juga resmi umumkan pensiun. Ajang Indonesia Masters 2025 akan jadi penampilan terakhir mereka.
Hendra lebih dahulu umumkan pensiun pada 3 Desember 2024. Sementara Ahsan, dia umumkan pensiun pada 10 Desember 2024.
Sebelum Ahsan/Hendra, ada satu wakil lain Tanah Air yang pensiun, yakni Ribka Sugiarto. Tak lama pensiun, Ribka pun menikah dengan pebulu tangkis Indonesia, Rian Ardianto.