Pemerintah Diminta Kembali Perkuat Koperasi Agar Rakyat Tak Terjerat Pinjol

Pemerintah Diminta Kembali Perkuat Koperasi Agar Rakyat Tak Terjerat Pinjol

Nasional | okezone | Selasa, 17 Desember 2024 - 22:46
share

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyoroti banyaknya masyarakat terjerat pinjaman online (Pinjol) dengan bunga besar. Menurutnya, pengawasan perlu diperketat dan koperasi harus diperkuat agar masyarakat tak terjerat Pinjol.

"Korban Pinjol terus bermunculan karena dianggap sebagai solusi saat membutuhkan uang cepat tanpa ribet. Padahal, justru menyusahkan di kemudian hari dengan bunga yang tinggi dan penagihan yang tidak jelas," kata Mufti Anam dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024).

Kendati pemerintah telah melakukan penutupan terhadap situs Pinjol ilegal, Mufti menyebut pengawasan yang tidak ketat tetap saja membuat Pinjol-Pinjol kembali bermunculan. 

“Tanpa pengawasan yang memadai dan sanksi yang tegas, akibatnya korban terus bermunculan. Pemerintah tak berdaya karena Pinjol makin merajalela, rakyat menderita,” tuturnya.

Mufti menilai pemerintah seharusnya mengambil langkah yang lebih tegas terkait Pinjol ini karena sudah banyak masyarakat yang menjadi korban. Pinjol telah berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat, bahkan pada kasus kriminal.

“Berapa kali kita dengar ada kasus kekerasan bahkan hingga pembunuhan karena utang Pinjol. Pemerintah seharusnya bisa melihat masalah Pinjol ini merusak sendi-sendi kehidupan karena utang pinjol kerap membutakan nurani manusia,” papar Mufti.

Belum lagi, kasus-kasus yang membuat individu bahkan keluarga putus asa karena terlilit utang Pinjol. Baru-baru ini sekeluarga di Kediri, Jawa Timur, berusaha melakukan percobaan bunuh diri karena terjerat utang Pinjol. Ayah, ibu, dan anak sulung selamat, namun anak yang masih balita meninggal dunia. 

 

Sekeluarga bunuh diri karena masalah utang Pinjol juga terjadi di Tangerang, Banten, dan bahkan dilakukan oleh beberapa guru. Mufti menilai upaya peningkatan inklusi keuangan bagi masyarakat yang tidak bankable malah justru menyebabkan rakyat terperosok pada utang yang tidak pernah berhenti. 

“Fenomena tersebut marak terjadi lantaran Pemerintah tidak menyediakan akses pinjaman yang baik bagi masyarakat yang sedang kesulitan. Akhirnya rakyat mengambil jalan keluar paling mudah ya ke Pinjol,” ujarnya.

“Cukup nomor HP dan KTP maka kredit dengan bunga mencekik bisa diperoleh dengan mudah. Giliran bayar, nggak ada yang bisa dipakai bayar, lalu pinjam ke pinjol lain," imbuh Mufti. 

Tak sedikit masyarakat terjerat pinjol melakukan gali lubang tutup lubang yang membuat utangnya semakin menumpuk. Mufti menyebut, seharusnya fenomena seperti ini bisa diputus bila ada kebijakan yang mendukung perekonomian rakyat.

"Banyak yang terjerat pinjol gali lubang tutup lubang, sampai pada titik nggak ada lubang yang bisa digali akhirnya menggali lubang untuk diri sendiri (bunuh diri),” tutur Legislator dari Dapil Jawa Timur II itu.

“Rakyat ini sejak pandemi Covid-19 hingga sekarang daya belinya turun, tapi pungutan Pemerintah dalam bentuk pajak terus meningkat. Akibatnya, harga barang terus naik yang berdampak beban rakyat makin berat,” sambung Mufti.

Topik Menarik