Mantan Menteri Pertahanan Korsel Coba Bunuh Diri di Tahanan
SEOUL - Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Yong-hyun, mencoba bunuh diri saat berada di tahanan, pada Selasa (10/12/2024). Orang dekat Presiden Korsel Yoon Suk Yeol itu ditahan terkait status darurat militer.
Kementerian Kehakiman menyatakan, Kim mencoba bunuh diri dengan menggunakan baju dan celana dalam di sebuah pusat penahanan di Seoul. Saat ini nyawanya tidak dalam bahaya.
Kim tidak menghadiri sidang pengadilan untuk surat perintah tersebut. Namun, melalui pengacaranya, ia mengeluarkan pernyataan berisi permintaan meminta maaf karena telah menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi orang-orang dan mengatakan bahwa semua tanggung jawab atas krisis ini. "Sepenuhnya berada di Pundak saya," katanya, melansir Reuters, Kamis (12/12/2024).
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman: Israel Lakukan Genosida Terhadap Rakyat Palestina!
Di bawah Yoon, ia menjabat sebagai menteri keamanan presiden hingga ia diangkat sebagai menteri pertahanan September lalu. Kim telah menunjukkan pandangan garis keras tentang Korea Utara dan masalah keamanan umum. Dalam pidato pertamanya sebagai kepala pertahanan, ia memperingatkan rezim pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan membayar "harga yang sangat mahal" dan akhirnya akan berakhir jika melakukan provokasi.
Hubungannya dengan Yoon
Ketika Yoon menominasikan Kim menjadi menteri pertahanan Agustus lalu, kepala stafnya menggambarkannya sebagai orang yang "memahami maksud panglima tertinggi lebih baik daripada orang lain".
Pria kelahiran 1959 di kota pesisir tenggara Masan ini pernah bergabung dengan Akademi Militer Korea, yang mendidik dan melatih kadet angkatan darat, pada tahun 1978. Ia mengisi sejumlah jabatan, termasuk komandan pertahanan ibu kota dan kepala operasi di Kepala Staf Gabungan sebelum pensiun pada tahun 2017 sebagai jenderal bintang tiga.
Kim bersekolah di Sekolah Menengah Chungam di Seoul, yang juga dihadiri oleh Yoon. Ini telah membantu mereka membangun hubungan. Hingga akhirnya anggota parlemen oposisi menyebutnya sebagai faksi Chungam. Faksi tersebut adalah lingkaran kepercayaan terdekat Yoon, termasuk menteri dalam negeri yang sekarang telah mengundurkan diri Lee Sang-min dan komandan kontraintelijen pertahanan Yeo In-hyeong.
Kim dan bersama Lee telah menjadi pejabat dengan masa jabatan terlama sejak Yoon menjabat pada Mei 2022.
Peran Kim dalam Darurat Militer
Dalam rapat kabinet yang tidak direncanakan yang diadakan Yoon beberapa menit sebelum deklarasinya pada larut malam 3 Desember, Kim merekomendasikan penerapan darurat militer, Lee dan pejabat lainnya memberi tahu parlemen.
Komandan Perang Khusus Angkatan Darat Kwak Jong-geun juga bersaksi pada hari Selasa bahwa Kim pada 1 Desember memerintahkan pengerahan pasukan untuk "merebut kendali" enam lokasi. Keenam lokasi itu adalahparlemen, markas besar Partai Demokrat oposisi utama, tiga kantor Komisi Pemilihan Umum Nasional, dan sebuah perusahaan jajak pendapat yang dijalankan oleh seorang YouTuber sayap kiri.
Tindakan Kim merupakan perubahan haluan dari penyangkalannya terhadap tuduhan dari oposisi selama sidang konfirmasinya pada bulan September bahwa persaudaraan Chungam telah merencanakan darurat militer, menyebutnya sebagai "propaganda politik palsu."