Bashar Al Assad Ternyata Pernah Memiliki Transaksi Rahasia dengan Israel, Berikut 3 Buktinya
Serangkaian dokumen yang dilaporkan bocor dan ditemukan setelah keruntuhan rezim Bashar al-Assad telah mengungkapkan saluran komunikasi rahasia antara Suriah dan Israel.
Meskipun dokumen tersebut belum diverifikasi secara independen, dokumen tersebut memuat kop surat resmi Republik Arab Suriah dan stempel cabang intelijen.
Foto-foto dokumen yang diduga tersebut dibagikan secara luas secara daring oleh beberapa jurnalis di Suriah dan media berbahasa Arab Pan-Arab.
Isi dokumen yang dilaporkan menantang narasi lama bahwa pemerintah Assad adalah penentang keras Israel, sebaliknya menggambarkan dugaan keterlibatannya dalam operasi militer Israel terhadap target-target Iran.
Bashar Al Assad Ternyata Pernah Memiliki Transaksi Rahasia dengan Israel, Berikut Buktinya
1. Israel Meminta Assad untuk Menghentikan Aksi Iran dan Hizbullah
Di antara dokumen yang diduga bocor tersebut adalah surat dari Israel yang mendesak Suriah untuk mengekang aliran aset militer Iran dan Hizbullah.Melansir The New Arab, seorang agen dengan nama sandi "Moses" berkomunikasi langsung dengan mantan Menteri Pertahanan Suriah Letnan Jenderal Ali Mahmoud Abbas, menyampaikan peringatan khusus tentang aktivitas Hamas dan implikasinya. Pesan tersebut kemudian dilaporkan diteruskan ke mantan kepala Biro Keamanan Nasional Ali Mamlouk, menurut dokumen yang bocor tersebut.
Dalam pesan yang mengkhawatirkan tertanggal 8 April 2023, pejabat tersebut melaporkan bahwa Hamas telah meluncurkan roket dari Dataran Tinggi Golan, menuntut agar Suriah menghentikan persiapan tersebut atau menghadapi konsekuensi yang mengerikan.
Peringatan Israel meningkat, dengan menyatakan bahwa tindakan sebelumnya hanyalah "tembakan peringatan", dan bahwa jika kerja sama Suriah dengan Iran berlanjut, tindakan pembalasan akan menyusul, menurut dokumen tersebut.
2. Assad Memberikan Posisi Militer Iran di Suriah
Pada 7 Mei 2023, pasukan Israel menargetkan depot senjata yang terkait dengan struktur komando Suriah, sebagai bagian dari strategi untuk membongkar kemampuan militer Iran di Suriah.Dokumen tersebut menyatakan bahwa rezim Assad tidak hanya menerima intelijen dari Israel tetapi juga secara aktif mengoordinasikan serangan terhadap posisi Iran.
"Mendukung kemampuan pertahanan udara Hizbullah adalah tindakan melawan Israel. Ini hanya menguntungkan kepentingan Hizbullah, sementara menyebabkan kerugian bagi militer Anda," kata sebuah surat dalam dokumen tersebut.
Sementara pemerintah Assad telah lama memposisikan dirinya sebagai pemimpin "perlawanan" di dunia Arab, dokumen-dokumen ini mengungkap bahwa rezim tersebut berbagi intelijen dengan Israel dan bahkan memfasilitasi operasi militer melawan milisi Iran.
Duplikasi ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat sebenarnya dari aliansi Suriah dan sejauh mana kerja samanya dengan Israel.
3. Iran Tidak Membela Assad setelah Digulingkan
Sementara hubungan masa depan Iran dengan Suriah masih belum pasti, Teheran telah menyatakan keinginan untuk mempertahankan hubungan, tetapi keberhasilannya mungkin bergantung pada pendekatan kelompok oposisi terhadap Israel.Pejabat Iran telah menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah, dengan menekankan pentingnya menjauhkan diri dari pengaruh Israel.
Iran mengatakan ingin mempertahankan hubungan dengan Suriah setelah jatuhnya sekutu utama Bashar al-Assad, tetapi pendekatan kelompok oposisi terhadap Israel akan menjadi krusial.
Teheran belum mengomentari laporan tentang jalur dialog langsung dengan kelompok bersenjata yang menggulingkan rezim Assad.
Pada hari Selasa, juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani menyerukan "penghormatan terhadap integritas teritorial Suriah" dan mengatakan rakyat Suriah harus memutuskan nasib mereka sendiri.
Mengomentari hubungan masa depan Iran dengan Suriah, ia mengatakan bahwa "jarak mereka dari rezim Zionis" akan menjadi faktor penentu yang penting.