Gerakan Tani Syarikat Islam Lantik Kepengurusan Baru, Dukung Swasembada Pangan
AJANG Miss Indonesia 2025 memberikan kesempatan terakhir bagi perempuan Indonesia untuk mengikuti audisi. Setelah dimulai di Jakarta, audisi ini akhirnya kembali digelar di kota yang sama sebagai penutup, setelah sebelumnya singgah di berbagai kota lain.
Audisi terakhir berlangsung di MNC Studios Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada 7-8 Desember 2024. Sejak pagi, para peserta terlihat bergantian mengisi formulir pendaftaran, mengikuti tes tertulis, hingga menjalani wawancara dengan para juri.
Panitia juga membantu peserta dalam proses pengukuran tinggi dan berat badan. Suasana audisi terlihat penuh semangat, dengan para peserta saling berkenalan dan bercengkerama di sela-sela sesi audisi.
Salah satu peserta, Chensie Sharon (23), berbagi cerita tentang motivasinya mengikuti ajang ini. Chensie mengaku sudah memimpikan menjadi Miss Indonesia sejak kecil. Namun, baginya, ajang ini lebih dari sekadar merebut mahkota Miss Indonesia 2025. Sebagai bagian dari generasi Gen Z, ia ingin membuktikan bahwa generasinya dapat berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
"Jadi Miss Indonesia itu sebenarnya mimpi dari kecil. Tapi semakin ke sini, aku menyadari ada nilai lebih dari sekadar kontes kecantikan. Miss Indonesia adalah platform untuk mengasah karakter perempuan Indonesia agar bisa menjadi pilar generasinya. Jadi, aku ingin menjadi bagian dari itu," ujar Chensie saat diwawancarai di MNC Studios, Sabtu (7/12/2024).
Dengan latar belakang pendidikan sebagai dokter, Chensie berharap dapat berkontribusi lebih besar di bidang kesehatan jika terpilih sebagai Miss Indonesia. Saat ini, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial di Sulawesi Utara, terutama yang berkaitan dengan dunia kesehatan.
"Kalau bisa menjadi bagian dari Miss Indonesia, saya ingin mengembangkan program di bidang pendidikan dan kesehatan, khususnya untuk anak-anak dan perempuan," ungkapnya.
Chensie juga menilai ajang Miss Indonesia adalah tempat untuk mengeksplorasi potensi diri, bukan sekadar kompetisi. Menurutnya, para peserta diajak untuk bekerja sama dan saling mendukung demi menjadi perempuan yang berdaya dan mampu memajukan generasi muda.
"Di sini rasanya bukan hanya tentang kompetisi, tapi kerja sama antar perempuan untuk memajukan generasi kita. Jadi, Gen Z itu bukan cuma main handphone saja. Kita sebenarnya punya banyak potensi yang bisa dieksplorasi," tandasnya.