Mahfud MD Ungkap Faktor Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Mahfud MD Ungkap Faktor Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Nasional | okezone | Rabu, 4 Desember 2024 - 11:12
share

JAKARTA - Mantan Menko Polhukam periode 2019-2024, Mahfud MD menilai, ada beberapa faktor penyebab turunnya partisipasi pemilih pada pilkada serentak 2024. Mulai dari keinginan melihat tokoh baru dalam kontestasi politik, hingga ketidakpercayaan kepada jalannya pemilihan.

“Kalau teorinya kan macam-macam yah, sudahlah percayakan kepada yang memilih, tapi ada juga teori yang mengatakan untuk apa memilih paling yang terpilih begitu begitu juga,” kata Mahfud dalam podcast Terus Terang yang ditayangkan di kanal youtube Mahfud MD Official, dikutip Rabu (4/12/2024).

“Ada juga mungkin meskipun kecil ah untuk apa juga curang curang juga hasilnya  bukan kita yang menentukan, gitu kan? Itu bisa saja, bisa macem macem, tinggal disurvei berapa orang yang berpendapat seperti itu,” sambungnya.

Mahfud kemudian membandingkan dengan pilkada serentak 2020 dengan jumlah partisipasi lebih tinggi dibandingkan Pilkada serentak 2024 yang hanya mendapat persentase di bawah angka 70. Padahal, pesta demokrasi empat tahun lalu itu digelar di tengah pandemi Covid 19.

“Secara prosedural memang lebih sukses dibanding pilkada sebelumnya, meskipun secara substansial ada beberapa yang belum memuaskan, misalnya angka partisipasi,” kata Mahfud.

“Angka partisipasi sekarang ini turun menjadi hanya 68 koma sekian persen. Padahal dulu pilkada di tahun 2020 itu mencapai 76 persen,” sambungnya.

 

Mahfud pun bercerita, kendala pada saat itu hanyalah penolakan penyelenggaraan pilkada serentak, karena muncul kekhawatiran akan banyak korban Covid 19. Namun, dia mampu membuktikan bahwa angka korban pandemi bisa ditekan, dan jumlah partisipasi pemilih tetap tinggi.

“Saya masih ingat karena pada saat itu saya dan pak tito sangat aktif di pilkada itu karena (masih menjabat) Menko Polhukam, dan saat itu covid, sehingga ada orang yang menentang pilkada serentak karena korbannya bisa ribuan karena covid,” katanya.

“Tapi ternyata di daerah daerah pilkada engga ada korban jiwa, yang banyak korban jiwa justru di wilayah wilayah yang nda ada pilkada waktu itu. Karena waktu itu setiap minggu saya dan pak tito selalu bicara dengan kepala daerah, kapolda, kapolres, dandim, pangdam dan sebagainya supaya dijaga betul,” sambungnya.

Topik Menarik