Airin Unggul di Survei Kalah di Quick Count Pilkada Banten 2024, PDIP: Keajaiban Dunia Kedelapan
JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Deddy Yevri Sitorus buka suara soal hasil quick count Airin Rachmi Diany-Ade Sumadi yang justru kalah dengan lawannya Andra Soni -Dimyati Natakusumah dalam Pilkada Banten 2024. Dia menyebut kemenangan kubu sebelah sebagai sebuah keajaiban dunia yang tak terprediksi.
"Pertama soal Airin, itu saya sepakat kalau disebut itu keajaiban dunia yang ke-8," ujar Deddy dalam program Rakyat Bersuara di Inews TV, Selasa (3/12/2024).
Mengapa demikian, sebab Airin menjelang hari pencoblosan di beberapa lembaga survei justru elektabilitas unggul telah ketimbang Andra Soni.
"Tidak hanya satu lembaga survei konsisten di atas 70 persen bahkan seminggu sebelum pencoblosan tanggal 21 November LSI dan satu lembaga survei lain itu merilis hasil 77 persen, ya dan Andra Soni mungkin di sekitar 21 kalau saya enggak salah," sambungnya.
"Jadi kalau 77 persen, berarti kan dari populasi pemilih yang akan mencoblos itu 77 persennya milih Airin, apa yang bisa membuat roboh barang itu dari 77 persen lari ke 40 persen," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, dia mengulang pernyataan Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari , yang menjelaskan bisa saja hasil hasil survei berbanding terbalik dengan quick count, jika Airin melakukan kesalahan yang membuat publik marah menjelang hari pencoblosan. Namun realitanya Airin tak melakukan hal-hal yang berpotensi membuat publik kecewa.
"Atau calon yang tadinya underdog tiba-tiba mendapatkan apa namanya mustika ya kan gaib lah ini barang ini tiba-tiba dia bisa begitu dan membuat semua yang tadinya memilih Airin ini itu berubah," tuturnya.
Dia menyebut angka hasil survei menjelang pencoblosan biasanya tak akan jauh beda dengan hasil quick count atau perhitungan sementara suara pilkada. Maka dari itu fenomena turunnya suara Airin dia asumsikan sebagai keajaiban dunia.
"Kan itu jadi keajaiban, di dunia beradab ya kalau di dunia biadab sering terjadi itu, di dunia beradab hampir enggak pernah kejadian dengan margin sebesar itu satu-satunya yang pernah lembaga survei itu amburadul itu ketika Pilkada DKI tahun 2012 semua lembaga survei salah," tuturnya.