LSF Gelar Nobar, Jelaskan Pentingnya Klasifikasi Usia dalam Menonton Film
JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia mengadakan nonton bareng film Bila Esok Ibu Tiada di CGV, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2024). Nobar ini dilakukan bersama 200 orang guru dan pelajar se-Jabodetabek.
Tak sekadar menonton, ternyata ada pesan yang ingin disampaikan ke masyarakat lho. Salah satunya terkait klasifikasi usia saat menonton bioskop.
Ketua LSF Naswardi, menjelaskan menurut data dari LSF, sekitar 70 persen orang yang menonton di bioskop tidak peduli dengan klasifikasi usia tontonan. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat Indonesia yang menonton film di bioskop tidak sesuai dengan kategori usia.
Tingginya persentase tersebut, LSF menggencarkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri.
“Jadi, memasyarakatkan klasifikasi (usia) ini, itu dalam rangka meningkatkan literasi tontonan agar meningkat. Dan salah satu program yang kami usung adalah Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri,” ujar Naswardi kepada media saat ditemui usai nobar di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Naswardi menambahkan, metode mengenalkan produk tersebut adalah dengan menjemput bola. Mendatangkan kampus, sekolah, dan juga komunitas.
“Nah, tahun depan kita ingin bergeser tempatnya, di bioskop. Bekerja sama dengan rumah produksi, dengan bioskop, dalam rangka selain mempromosikan film nasional yang dikaryakan oleh para sineas kita, juga dalam rangka meningkatkan literasi tontonan, yaitu Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Jadi, itu tujuan kita melakukan kegiatan ini,” ucapnya.
Dia mengaku, dengan bertumbuhnya film produksi kreasi anak bangsa membuat karya film Indonesia semakin bisa sejajar dengan film-film mancanegara.
"Semoga dengan adanya sahabat sensor mandiri di seluruh wilayah Indonesia, bisa mempromosikan film-film nasional kita. Semakin banyak jumlah penonton yang datang untuk memberikan apresiasi kepada karya-karya terbaik film nasional Indonesia," ucapnya.