Beda Gen Z dan Senior soal Budaya Kerja dan Work Life Balance
JAKARTA - Pandangan Gen Z dan Seniornya soal budaya kerja dan life balance menjadi sorotan belakangan ini. Kritik dari pengacara senior terhadap permintaan juniornya untuk datang terlambat ke kantor setelah lembur memicu diskusi hangat mengenai budaya kerja dan perbedaan generasi di dunia kerja.
Kasus ini menjadi sorotan setelah pengacara bernama Ayushi Doshi mengunggah tangkapan layar pesan WhatsApp dari juniornya, yang merupakan bagian dari generasi Z, ke media sosial.
Dalam pesan tersebut, sang junior meminta izin untuk masuk kerja lebih lambat karena telah menyelesaikan tugas hingga larut malam sebelumnya. Ayushi merespons dengan menyebut permintaan itu sebagai tindakan yang “tidak masuk akal” dan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap etos kerja generasi muda.
Dalam sebuah unggahan yang dikutip dari TimesofIndia, Selasa (19/11/2024), menyatakan “Hari ini saya benar-benar terkejut dengan pesan dari junior saya. Ia lembur dan sekarang meminta datang terlambat untuk ‘mengkompensasi’ waktu tersebut. Generasi sekarang benar-benar berbeda!”
Unggahan tersebut langsung menuai pro dan kontra di media sosial. Banyak yang menganggap Ayushi memperlihatkan kepemimpinan yang buruk dan mendukung budaya kerja toksik. Beberapa netizen berpendapat bahwa permintaan junior tersebut adalah langkah wajar untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan mental.
Seorang pengguna media sosial berkomentar, “Generasi muda lebih sadar untuk menghindari kelelahan. Jika ia lembur, wajar ia menyesuaikan jam masuknya demi produktivitas yang optimal,” tulisnya.
Komentar lain mengkritik pandangan Ayushi sebagai bentuk eksploitasi kerja yang sering dianggap normal di profesi seperti hukum. Menurut mereka, pekerja layak mendapatkan fleksibilitas sebagai kompensasi atas tambahan jam kerja.