Ridwan Kamil-Suswono Akan Bangun Budaya Zero Waste dan Daur Ulang untuk Atasi Sampah di Jakarta

Ridwan Kamil-Suswono Akan Bangun Budaya Zero Waste dan Daur Ulang untuk Atasi Sampah di Jakarta

Terkini | okezone | Minggu, 17 November 2024 - 22:37
share

JAKARTA - Sampah tetap menjadi persoalan besar bagi Jakarta. Setiap hari, kota ini mengirimkan sekitar 6.000 ton sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat. Dampaknya, Jakarta harus mengalokasikan dana yang cukup besar dalam anggaran pengelolaan sampah, dengan biaya tipping fee yang mencapai sekitar Rp379 miliar per tahun.

Jakarta membayar sekitar Rp114.000 per ton untuk biaya tipping kepada Bekasi, yang terus membebani anggaran kota.

Timbal balik dari tingginya volume sampah ini terlihat jelas dengan timbulan sampah DKI Jakarta yang mencapai lebih dari 8.600 ton per hari (Jakita 2024). Sumber utama sampah Jakarta terdiri dari kawasan permukiman sebesar 61, kawasan komersial di angka 28, dan fasilitas publik sebesar 11.

Meskipun Pemprov DKI Jakarta telah berinisiatif untuk membangun dua incinerator sebagai bagian dari solusi pengelolaan sampah, proyek ini belum juga terwujud sejak pertama kali diusulkan pada 2017.

Dalam debat ketiga Pilgub Jakarta yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024), pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, mengungkapkan komitmennya untuk mengatasi masalah sampah di ibu kota.

"Kami akan mengatasi permasalahan sampah melalui pengelolaan berkelanjutan mulai dari hulu sampai hilir," kata Suswono dengan tegas.

Menurutnya, langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. "Yang diutamakan adalah bagaimana membangun budaya zero waste. Inilah yang saya kira perlu ditekankan kepada setiap rumah tangga," ungkapnya.

 

Selain itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono berencana menghadirkan mesin daur ulang sampah di tingkat RT atau RW. "Di sisi hilir, kita harapkan ada mesin-mesin modern yang bisa digunakan untuk mengelola sampah, sehingga persoalan sampah bisa selesai di tingkat RW," tambah Suswono.

Jika masih ada sisa sampah, dia menjelaskan, volume yang dibuang ke tempat pembuangan akhir akan sangat kecil. "Jadi intinya adalah bagaimana membangun budaya pengelolaan sampah dari rumah tangga," tegasnya.

Debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 ini mengangkat tema Lingkungan Hidup dan Tata Kota, dengan enam sub tema yang meliputi penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara, transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, serta kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

Sementara, para panelis yang menjadi panelis dalam debat ini adalah Di antaranya, ada Anton Aliabbas, Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina dan Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Dr. Yayat Supriyatna, Pakar Tata Kota Universitas Trisakti, Harry Ara Hutabarat, Ketua Komisi Informasi Provinsi DKI Jakarta, Dr. Arisman, Pakar Lingkungan sekaligus Direktur Eksekutif Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Indonesia, Dr. Endang Sulastri, Dosen Ilmu Politik FISIP UMJ, Karyono Wibowo, Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) dan, Suci Fitriah Tanjung, Direktur Eksekutif WALHI Jakarta.

Topik Menarik