Pentingnya Memahami Teknik Berkendara yang Baik dan Benar di Jalan Tol

Pentingnya Memahami Teknik Berkendara yang Baik dan Benar di Jalan Tol

Terkini | okezone | Sabtu, 16 November 2024 - 16:31
share

JAKARTA - Jalan tol menjadi pilihan utama bagi banyak orang karena efisiensinya dalam mempersingkat waktu tempuh perjalanan jarak jauh.

Namun, bagi sebagian pengemudi, terutama pemula, berkendara di jalan tol dapat menjadi pengalaman yang menantang, terlebih saat menghadapi kondisi jalan tertentu seperti jalan menurun atau cuaca buruk.

Kecelakaan beruntun yang baru-baru ini terjadi di Jalan Tol Cipularang KM 92 menjadi pengingat pentingnya pemahaman teknik berkendara yang baik dan benar.

Meskipun kontur jalan di lokasi tersebut memiliki alinyemen menurun, kecelakaan ini dipastikan lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia, yakni kurangnya penguasaan teknik mengemudi, terutama pada jalan menurun saat kondisi hujan.

Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkapkan bahwa elemen geometrik jalan tol di Indonesia, termasuk Jalan Tol Cipularang, sudah memenuhi regulasi nasional maupun internasional.

Elemen seperti penampang melintang jalan, alinyemen vertikal, dan alinyemen horizontal telah diaudit secara ketat untuk memastikan keselamatan pengguna.

Pada sebagian besar kasus kecelakaan di jalan tol didominasi faktor manusia, dimana yg menonjol adalah masalah fatigue. Selain itu kurangnya pemahaman teknik berkendara di jalan menurun dan saat hujan, juga menjadi penyebab utama kecelakaan.

“Pada jalan menurun, yang memutar roda kendaraan adalah gaya gravitasi, sehingga pengemudi harus memahami teknik pengereman yang benar dengan memanfaatkan mesin kendaraan pada gigi rendah yang akan menjaga putaran roda pada kecepatan aman tanpa perlu melakukan pengereman dengan rem utama," ucap Ahmad Wildan.

Ia menambahkan, penggunaan gigi yang tidak tepat dapat memaksa pengemudi melakukan pengereman panjang dan berulang. Hal ini akan meningkatkan risiko kegagalan pengereman diantaranya kampas mengalami panas berlebih (overheating), angin tekor maupun minyak remnya yang overheat (vapour lock).

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa faktor disiplin dan perilaku pengemudi kendaraan berat yang sering melanggar aturan batas kecepatan (under speed) atau berkendara di lajur yang salah juga meningkatkan risiko tabrak depan belakang di jalan tol.

Ahmad Wildan juga menyoroti pentingnya edukasi kepada pengemudi, khususnya dalam menghadapi kondisi tertentu seperti hujan. Saat cuaca hujan, kecepatan ideal adalah 60 km/jam hingga maksimal 70 km/jam dengan menjaga jarak aman untuk mencegah risiko aquaplaning dan tergelincir saat pengereman.

KNKT menggarisbawahi perlunya peningkatan edukasi dan pelatihan teknik mengemudi yang benar, termasuk penggunaan gigi rendah di jalan menurun dan cara menghadapi kondisi jalan licin. 

“Kami mendorong pemerintah untuk menjadikan edukasi teknik mengemudi ini sebagai pengetahuan wajib bagi semua pengemudi di Indonesia. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan menurunkan angka kecelakaan di jalan tol,” ujar Wildan.

Dengan memahami teknik berkendara yang baik dan benar, risiko kecelakaan di jalan tol dapat diminimalkan.

Mari bersama-sama menciptakan perjalanan yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan.

Topik Menarik