Polresta Samarinda Musnahkan Sabu-sabu Seberat 4 Kg dan Puluhan Butir Ekstasi
Terkini | okezone | Kamis, 14 November 2024 - 12:23
JAKARTA - Adjie Pangestu dan mantan istrinya, Annisa Trihapsari, kembali berseteru perihal buah hati mereka, Raffi. Adjie menuding Annisa telah mencuci otak Raffi. Akibatnya, Raffi tak mau bertemu Adjie.
"Annisa mencuci otak Raffi dengan memberikan kalimat yang menyesatkan untuk anak kecil. Annisa bilang ke Raffi, harus menurut ibu karena surga di telapak kaki ibu. Tapi, bukan berarti dia boleh melarang anak bertemu bapaknya. Gue sendiri nggak tahu kenapa Annisa melakukan itu. Entah untuk menyakiti gue atau apa, gue nggak tahu," beber Adjie di Jalan Taman Pendidikan I No 9, Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (7/4/2008).
Selama tiga bulan, Adjie tak bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Raffi. Usut punya usut, Adjie mendapat jawaban dari Raffi bahwa dia dilarang Annisa bertemu bapaknya. Lalu, Adjie mengkonfirmasi hal ini kepada Annisa.
"Nisa bilang, anaknya yang nggak mau. Dengan alasan yang nggak masuk akal yaitu menemani bundanya yang sedang hamil. Tapi, gue lebih percaya anak karena dia polos," tuturnya.
Adjie membantah terjadi perkelahian atau perseteruan dengan Annisa.
"Yang mesti gue garisbawahi adalah tidak ada perkelahian atau perseteruan antara gue dan Annisa. Di sini gue hanya sedikit menyentil, protes dan memberitahukan kepada Anissa bahwa gue sebagai bapaknya Raffi sudah tiga bulan sulit bertemu Raffi. Wajar kalau gue marah dan kesal. Nggak ada ribut, tapi gue cuma kasih tahu kalau gue marah," jelasnya.
Kemarahan Adjie ini juga disebabkan lelah menanti jawaban yang memuaskan jika hanya berkomunikasi lewat pesan singkat (SMS) dan telepon. Terkadang, SMS maupun teleponnya malah tak dibalas Annisa.
Adjie menilai banyak perubahan yang terjadi pada diri Raffi. Bocah itu menjadi introvert (tertutup) dan tidak ceria seperti biasanya. Ditambah lagi nilai di sekolahnya menurun. Bahkan, ada satu mata pelajaran dimana Raffi mendapat nilai terendah.
"Seandainya Nisa mau masuk ke kehidupan anaknya, anterin ke sekolah dan bergabung dengan ibu-ibu, mungkin lebih baik. Tapi ini nggak. Pihak sekolah kalau ada apa-apa teleponnya ke gue. Bahkan, gue sampai sewa suster untuk menemani Raffi. Gue tanda tanya besar waktu suster itu dikeluarin Nisa. Mungkin karena suster yang bayar gue, dia takut suster itu jadi mata-mata gue. Padahal, tujuan gue bagus yaitu buat menemani Raffi," imbuhnya.
Adjie beranggapan, Nisa hanya mengharapkan kewajiban Adjie sebagi seorang ayah tanpa memberikan hak sebagai ayah dari Raffi.(lsi)
"Annisa mencuci otak Raffi dengan memberikan kalimat yang menyesatkan untuk anak kecil. Annisa bilang ke Raffi, harus menurut ibu karena surga di telapak kaki ibu. Tapi, bukan berarti dia boleh melarang anak bertemu bapaknya. Gue sendiri nggak tahu kenapa Annisa melakukan itu. Entah untuk menyakiti gue atau apa, gue nggak tahu," beber Adjie di Jalan Taman Pendidikan I No 9, Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (7/4/2008).
Selama tiga bulan, Adjie tak bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Raffi. Usut punya usut, Adjie mendapat jawaban dari Raffi bahwa dia dilarang Annisa bertemu bapaknya. Lalu, Adjie mengkonfirmasi hal ini kepada Annisa.
"Nisa bilang, anaknya yang nggak mau. Dengan alasan yang nggak masuk akal yaitu menemani bundanya yang sedang hamil. Tapi, gue lebih percaya anak karena dia polos," tuturnya.
Adjie membantah terjadi perkelahian atau perseteruan dengan Annisa.
"Yang mesti gue garisbawahi adalah tidak ada perkelahian atau perseteruan antara gue dan Annisa. Di sini gue hanya sedikit menyentil, protes dan memberitahukan kepada Anissa bahwa gue sebagai bapaknya Raffi sudah tiga bulan sulit bertemu Raffi. Wajar kalau gue marah dan kesal. Nggak ada ribut, tapi gue cuma kasih tahu kalau gue marah," jelasnya.
Kemarahan Adjie ini juga disebabkan lelah menanti jawaban yang memuaskan jika hanya berkomunikasi lewat pesan singkat (SMS) dan telepon. Terkadang, SMS maupun teleponnya malah tak dibalas Annisa.
Adjie menilai banyak perubahan yang terjadi pada diri Raffi. Bocah itu menjadi introvert (tertutup) dan tidak ceria seperti biasanya. Ditambah lagi nilai di sekolahnya menurun. Bahkan, ada satu mata pelajaran dimana Raffi mendapat nilai terendah.
"Seandainya Nisa mau masuk ke kehidupan anaknya, anterin ke sekolah dan bergabung dengan ibu-ibu, mungkin lebih baik. Tapi ini nggak. Pihak sekolah kalau ada apa-apa teleponnya ke gue. Bahkan, gue sampai sewa suster untuk menemani Raffi. Gue tanda tanya besar waktu suster itu dikeluarin Nisa. Mungkin karena suster yang bayar gue, dia takut suster itu jadi mata-mata gue. Padahal, tujuan gue bagus yaitu buat menemani Raffi," imbuhnya.
Adjie beranggapan, Nisa hanya mengharapkan kewajiban Adjie sebagi seorang ayah tanpa memberikan hak sebagai ayah dari Raffi.(lsi)