5 Fakta Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Upaya Pembunuhan

5 Fakta Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Upaya Pembunuhan

Global | okezone | Selasa, 5 November 2024 - 17:49
share

JAKARTA - Pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) yang ke-60 akan menentukan presiden ke-47 dan wakil presiden ke-50, dianggap sebagai kedudukan paling berkuasa di dunia. Para kandidat dan pendukung mereka menganggap pemilihan ini sebagai yang terpenting dalam hidup mereka, karena menyangkut demokrasi dan cara hidup Amerika.

Setiap negara bagian memiliki aturan pemungutan suara yang berbeda. Hampir semua 50 negara bagian dan Distrik Kolumbia menyediakan opsi pemungutan suara langsung pada Hari Pemilihan, yang jatuh pada 5 November tahun ini. Sebagian besar negara bagian juga menawarkan pemungutan suara melalui pos dan pemungutan suara awal, dengan beberapa negara bagian sudah memulai pemungutan suara sejak bulan September. Melansir berbagai sumber, terdapat 5 fakta mengenai Pemilihan Presiden Amerika Serikat.

1. Kandidat yang Berlaga

Dalam pemilihan presiden AS tahun ini, Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat bersaing dengan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik. Kamala Harris dan Donald Trump memiliki latar belakang yang sangat berbeda.

Kamala Harris, 60 tahun, lahir di Oakland, California, dan dibesarkan oleh ibunya yang seorang peneliti kanker. Ia menempuh pendidikan di Howard University dan berhasil menjabat sebagai jaksa agung California serta senator sebelum terpilih sebagai wakil presiden di bawah Joe Biden. Harris berusaha mencetak sejarah sebagai wanita pertama dan wanita kulit berwarna pertama yang terpilih sebagai presiden dalam 248 tahun sejarah Amerika.

Sementara itu, Donald Trump, 78 tahun, dibesarkan di Queens, New York, oleh keluarga imigran. Ia mendapatkan pendidikan di Akademi Militer New York sebelum mengambil alih bisnis keluarga dan terpilih sebagai presiden setelah mengalahkan Hillary Clinton. Trump adalah kandidat dari Partai Republik yang saat ini mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Ia adalah seorang pebisnis dan bintang reality TV yang terus mengulang klaim palsu bahwa Partai Demokrat mencuri pemilihan tahun 2020 darinya.

Selain itu, Trump adalah presiden pertama yang dimakzulkan dua kali dan dihukum karena suatu kejahatan, serta merupakan kandidat tertua dalam sejarah dari partai besar. Keduanya kini bersaing dalam pemilihan presiden 2024, dengan Harris berusaha melanjutkan warisan Biden dan Trump berupaya kembali ke Gedung Putih.

 

2. Wilayah Penentu Utama Hasil Pemilihan

Survei menunjukkan persaingan ketat antara Harris dan Trump, terutama di tujuh negara bagian penting: Pennsylvania, Georgia, North Carolina, Michigan, Arizona, Wisconsin, dan Nevada. Negara-negara bagian ini, yang disebut sebagai battleground states, akan menjadi penentu utama hasil pemilihan.

3. Percobaan Pembunuhan Terhadap Salah Satu Calon Presiden

Dalam beberapa bulan terakhir, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, selamat dari percobaan pembunuhan untuk kedua kalinya. Pada Juli lalu, saat dia ditembak di sebuah acara rally di Pennsylvania, Trump muncul dengan kondisi berdarah tetapi tetap berdiri dengan berani, yang meningkatkan popularitasnya di jajak pendapat.

Pada percobaan pembunuhan kedua terhadap Donald Trump, dia terlihat sedang bermain golf dan baru saja kalah dalam debat melawan Kamala Harris, yang kini memimpin dalam polling. Gambar dari kedua insiden ini sangat berbeda. Insiden pertama menunjukkan Trump sebagai sosok yang kuat dan berani, sementara insiden kedua memberikan kesan bahwa dia tidak berdaya dan pasif. Oleh karena itu, diperkirakan bahwa percobaan kedua ini tidak akan memberikan dukungan yang sama seperti yang didapatnya setelah percobaan pertama.

4. Dukungan Para Selebriti

Dalam pemilihan presiden Amerika Serikat kali ini, dukungan dari berbagai artis ternama menjadi sorotan penting. Banyak selebritas terlibat untuk mendukung calon mereka. Penyanyi terkenal seperti Beyoncé, Jennifer Lopez, dan Taylor Swift secara terbuka mendukung Wakil Presiden Kamala Harris. Di sisi lain, mantan Presiden Donald Trump juga mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh terkenal seperti Hulk Hogan dan Elon Musk, yang turut hadir dalam acara kampanye untuk menunjukkan dukungan mereka. Dukungan dari para artis ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan antusiasme pemilih, terutama di kalangan generasi muda.

 

5. Pemilih Muda

Generasi muda di Amerika Serikat, khususnya yang berusia 18 hingga 29 tahun, memiliki pengaruh besar dalam pemilihan presiden, seperti yang terlihat pada pemilu 2022. Mereka memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan kebebasan, kesempatan, dan inklusi, yang membantu Partai Demokrat menguasai Senat dan mengurangi kekuatan Partai Republik di DPR.

Jelang pemilihan presiden 2024, survei terbaru menunjukkan bahwa pemilih muda sekali lagi dapat berperan penting. Sebuah survei dari Harvard Institute of Politics (IOP) menunjukkan Wakil Presiden Kamala Harris unggul 17 poin atas mantan Presiden Donald Trump di kalangan pemilih muda. Meski ada anggapan bahwa Trump menarik dukungan dari pemuda, Harris juga memimpin di kalangan pria muda dengan selisih 14 poin, meskipun selisih ini lebih kecil dibandingkan dengan 25 poin di kalangan wanita muda.

Survei ABC menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemilih pria dan wanita. Harris unggul 34 poin di kalangan wanita, tetapi kalah lima poin di kalangan pria. Selisih gender ini sangat besar, mencapai 39 poin, lebih besar daripada 22 poin yang terlihat pada Pilpres 2020.

Topik Menarik