Pengaruh Sentimen Pasar Global terhadap Fluktuasi Harga Bitcoin

Pengaruh Sentimen Pasar Global terhadap Fluktuasi Harga Bitcoin

Terkini | okezone | Rabu, 30 Oktober 2024 - 16:15
share

JAKARTA - Fluktuasi harga Bitcoin telah menjadi topik perhatian utama dalam dunia keuangan dan investasi. Sebagai aset kripto pertama dan paling populer, Bitcoin kerap dianggap sebagai penyimpan nilai dan instrumen spekulatif. Namun, nilai Bitcoin sangat sensitif terhadap berbagai faktor, termasuk sentimen pasar global.

Sentimen ini mencerminkan emosi dan persepsi kolektif pelaku pasar terhadap situasi ekonomi, politik, maupun sosial di tingkat internasional. Dalam banyak kasus, sentimen positif dapat mendorong harga Bitcoin naik, sementara sentimen negatif dapat memicu penurunan tajam harga Bitcoin.

Mengenal Sentimen Pasar

Sentimen pasar adalah persepsi dan emosi kolektif pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi, politik, atau sosial yang mempengaruhi keputusan investasi mereka. Sentimen dapat bersifat positif, negatif, atau netral dan sangat berperan dalam menentukan arah pergerakan harga aset.

Dalam konteks pasar keuangan sentimen positif biasanya mendorong aksi beli (bullish) sementara sentimen negatif mendorong aksi jual (bearish).

Sentimen pasar bukan hanya dipengaruhi oleh data fundamental seperti inflasi dan suku bunga tetapi juga oleh faktor non-ekonomi seperti perubahan kebijakan pemerintah atau ketegangan geopolitik.

Bitcoin sebagai aset kripto memiliki dinamika yang berbeda dibandingkan dengan aset konvensional. Karena sifatnya yang terdesentralisasi dan kurangnya regulasi terpusat harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh persepsi pelaku pasar.

Sentimen positif seringkali memicu lonjakan harga secara drastis sementara ketakutan atau ketidakpastian dapat menyebabkan penurunan cepat.

Contoh Sentimen Global yang Mempengaruhi Harga Bitcoin

Di bawah ini merupakan beberapa sentimen pasar yang telah terjadi dan memiliki dampak pada harga Bitcoin, seperti:

1. Pandemi Covid-19 (2020)

Pada awal 2020 pandemi Covid-19 membawa ketidakpastian global yang sangat besar. Harga Bitcoin mengalami penurunan tajam pada Maret 2020 ketika pelaku pasar bereaksi terhadap krisis ekonomi global dan melakukan aksi jual besar-besaran.

Namun setelah beberapa bulan, sentimen mulai membaik karena bank sentral di berbagai negara menerapkan kebijakan stimulus besar-besaran.

Bitcoin kemudian mulai dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, dan sentimen positif ini mendorong harga Bitcoin naik signifikan hingga mencapai rekor tertinggi pada akhir 2020 dan awal 2021.

2. Pengaruh Kebijakan Federal Reserve (2022)

Pada 2022 The Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat) mulai mengumumkan rencana untuk menaikkan suku bunga secara agresif guna menekan inflasi. Sentimen negatif langsung muncul di pasar keuangan termasuk pasar kripto.

Ketika suku bunga naik investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi yang mengurangi daya tarik aset berisiko seperti Bitcoin. Dalam situasi ini harga Bitcoin mengalami penurunan drastis karena kekhawatiran investor terhadap pengetatan kebijakan moneter.

3. Krisis Ekonomi di China (Evergrande, 2021)

Pada 2021 kekhawatiran global muncul akibat krisis utang yang dihadapi oleh perusahaan real estate raksasa asal China yaitu Evergrande. Sentimen negatif menyebar karena para investor khawatir krisis ini dapat memicu perlambatan ekonomi global.

Ketidakpastian ini juga berdampak pada pasar kripto di mana harga Bitcoin mengalami koreksi dalam beberapa pekan karena pelaku pasar menghindari risiko dan menunggu kepastian lebih lanjut.

4. Ketegangan Geopolitik (Invasi Rusia ke Ukraina, 2022)

Ketegangan geopolitik seringkali menjadi pemicu utama sentimen negatif di pasar. Invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022 adalah salah satu contohnya. Peristiwa ini menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global dan mendorong aksi jual aset berisiko termasuk Bitcoin.

Namun seiring berjalannya waktu Bitcoin juga mendapat perhatian sebagai alternatif bagi individu dan organisasi di wilayah konflik untuk menghindari kontrol perbankan konvensional. Perubahan sentimen ini akhirnya membantu Bitcoin pulih setelah penurunan awal.

5. Adopsi Institusional

Sentimen positif juga muncul ketika sebuah institusi mulai menerima Bitcoin sebagai bagian dari ekosistem keuangan. Contoh nyatanya adalah saat Tesla di awal 2021 memutuskan untuk membeli Bitcoin senilai USD1,5 miliar dan mengumumkan rencana menerima Bitcoin sebagai pembayaran.

Keputusan ini memicu lonjakan harga yang drastis yang memperkuat persepsi positif terhadap Bitcoin sebagai aset arus utama (mainstream asset). Selain itu, pengakuan resmi Bitcoin sebagai alat pembayaran oleh El Salvador pada 2021 menciptakan sentimen positif yang memperkuat ekosistem kripto secara keseluruhan.

Sentimen pasar global memiliki dampak signifikan terhadap fluktuasi harga Bitcoin. Baik sentimen positif maupun negatif dapat memicu perubahan harga dalam waktu singkat karena pasar Bitcoin sangat responsif terhadap berita dan peristiwa eksternal.

Contoh-contoh yang disebutkan menunjukkan bahwa sentimen yang dipicu oleh krisis ekonomi, kebijakan moneter, ketegangan geopolitik, maupun adopsi institusional dapat mempengaruhi harga Bitcoin secara drastis.

Pemahaman mendalam tentang sentimen pasar global dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana.

Meskipun harga Bitcoin sulit diprediksi secara akurat namun dengan mengikuti perkembangan ekonomi dan berita global dapat memberi Anda gambaran lebih jelas tentang potensi pergerakan harga di masa depan.

Topik Menarik