Mengapa Ada Shalat Tarwih 20 Rakaat dan 8 Rakaat, Ini Dalilnya!
SUNGGUMINASA, iNews.id - Ada hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah melaksanakan shalat tarawih 8 rakaat. Namun, jumlah rakaat shalat tarawih yang dikerjakan Rasulullah berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi.
Dalil shalat tarawih 8 rakaat dalam riwayat Aisyah, Rasulullah tidak pernah menambah shalatnya di bulan Ramadan dan di luar bulan Ramadan lebih dari 11 rakaat.
Dalam riwayat Abu Salamah bin Abdurrahman, Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah shalat 4 rakaat, lalu 4 rakaat lagi, lalu 3 rakaat.
Dalil shalat tarawih 20 rakaat dalam riwayat Malik bin Yazid bin Ruman dan Imam al-Baihaqi, shalat tarawih umat Islam di masa Umar bin Khattab adalah 20 rakaat.
Para sahabat Nabi melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat secara berjamaah sejak masa kekhalifahan Umar bin Khattab.
Perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih, Perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih adalah soal Afdhaliyah. Dalil Mengerjakan Salat Tarawih 8 Rakaat, Hadisnya Sahih.
Ada dua pendapat mengenai jumlah rakaat dalam salat Tarawih. Pendapat pertama berjumlah 20 dan kedua berjumlah 8 rakaat. Bulan Ramadan merupakan bulan ibadah, di dalamnya terdapat segudang amalan sunah yang bisa dikerjakan umat Islam.
Di antara amalan sunah yang paling identik dengan Ramadan adalah salat Tarawih. Salat Tarawih dikerjakan setelah mengerjakan salat Isya’. Biasanya, usai menyelesaikan salat Isya’, imam masjid langsung mengajak makmum untuk melanjutkan salat Tarawih berjamaah.
Padahal salat Tarawih sendiri amat besar. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beribadah di malam Ramadan karena iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau” (HR. Bukhari)
Ada dua pendapat mengenai jumlah rakaat dalam salat Tarawih. Pendapat pertama mengatakan jumlah rakaatnya 20, ditambah dengan 3 rakaat salat Witir, maka menjadi 23.
Sementara pendapat kedua, adalah 8 rakaat. Menjadi 11 rakaat karena ditambah 3 rakaat salat Witir. Pendapat kedua ini paling mudah dikerjakan.
Lantas, apa landasan hukum bagi yang mengerjakan salat Tarawih sebanyak 8 rakaat ini. Berikut adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah RA sebagai landasan hukumnya.
عÙÙ٠عÙائÙØ´Ùة٠زÙÙÙج٠اÙÙÙÙبÙÙÙ٠صÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ Ù ÙÙاÙÙت٠ÙÙاÙ٠رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠صÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ Ù ÙÙصÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ùا بÙÙÙÙ٠أÙÙÙ ÙÙÙÙرÙغ٠٠ÙÙ٠صÙÙاÙة٠اÙÙعÙØ´Ùاء٠ÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙتÙÙ ÙÙدÙعÙ٠اÙÙÙÙاس٠اÙÙعÙتÙÙ Ùة٠إÙÙÙ٠اÙÙÙÙجÙر٠إÙØÙدÙ٠عÙØ´ÙرÙة٠رÙÙÙعÙØ©Ù ÙÙسÙÙÙÙ٠٠بÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠رÙÙÙعÙتÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙتÙر٠بÙÙÙاØÙدÙØ©u
Dari A’isyah, istri Nabi Muhammad SAW, ia berkata, "Rasulullah pernah melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat.” (HR. Muslim).