Ini 3 Cuitan Kritik Fiersa Besari Sebelum Musibah Puncak Cartenz Papua
Musisi Fiersa Besari termasuk dalam rombongan pendaki yang mengalami musibah saat melakukan pendakian ke Puncak Cartenz Pyramid, Papua. Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanto Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia karena mengalami hipotermia.
Keberadaan Fiersa Besari dalam rombongan itu diketahui dari daftar pendaki yang dimiliki SAR Timika, Mimika, Papua Tengah. Selain Fiersa Besari, ada pula Indira Alaika, Furki, Elsa Laksono, Lilie Wijayanti Poegiono, Saroni, Ludy Hadiyanto, dua WNA Turki serta satu WNA Rusia. Sementara guide para pendaki itu berjumlah lima orang seperti Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga dan Ruslan.
Fiersa Besari diketahui sedang melakukan ekspedisi Jalur Sunyi. Bersama tim Atap Negeri, musisi indie tersebut juga membuat video perjalanannya yang diunggah di YouTube. Berdasarkan keterangan di media sosialnya, pendakian terakhir Fiersa Besari bersama tim Atap Negeri, sebelum ke Puncak Cartenz, adalah Gunung Katopasa, Sulawesi Tengah.
Di tengah melakukan pendakian Jalur Sunyi, Fiersa Besari masih mengikuti isu-isu terkini yang sedang menjadi perhatian masyarakat. Ia pun menuliskan cuitan pendek sebagai respons atas isu tersebut.
Salah satunya menanggapi dugaan intimidasi terhadap Band Sukatani yang tiba-tiba meminta maaf kepada Polri dan menghapus lagu Bayar Bayar Bayar dari semua platform. Lagu Bayar Bayar Bayar digunakan sebagai pengiring unjuk rasa Indonesia Gelap beberapa waktu lalu.
"Satu dibungkam. Seribu bersuara," cuitnya pada 20 Februari 2025.
Ia menyayangkan tindakan represi terhadap musisi.
"Memperbaiki citra harusnya dengan cara memperbaiki kinerja. Bukan dengan cara merepresi musisi," cuit Fiersa lagi.
Selain itu, Fiersa juga mengomentari pengungkapan praktik pengoplosan BBM jenis Pertalite menjadi Pertamax.
"Beli Pertamax dapatnya oplosan. Berengsek," tulis Fiersa pada 25 Februari 2025.
Tiga cuitan itu merupakan kritik Fiersa terakhir di tengah pendakian Jalur Sunyi-nya. Namun tiba-tiba hari ini tersiar kabar Fiersa Besari termasuk dalam rombongan pendaki ke Puncak Cartenz Pyramid Papua yang mengalami musibah.
Kronologi Kejadian
Kepala Kantor SAR Timika, I Wayan Suyatna menyampaikan, pihaknya menerima laporan adanya kondisi membahayakan pendaki Puncak Cartenz berupa hipotermia pada pukul 00.46 WIT, Minggu (2/3/2025). Menurut Suyatna, kejadian itu terjadi kala para pendaki melakukan penyeberangan di jembatan tyrollean pukul 10.51 WIT, Sabtu (1/3/2025)."14.00: Diperkirakan tiba di puncak (belum terkonfirmasi tepatnya).19.10: Info baterai HT sudah low sulit komunikasi. 19.30: Info dari Octries Ruslan dan Abdullah turun. Dan mengabarkan semua sudah summit hanya ada 2 orang atas nama Indira dan Saroni terkena gejala AMS diarea bawah puncak. Saat perjalanan turun Ruslan tiba di Teras Besar, tim tamu dan guide berada sebebelum tyrollean," kata Suyatna.
Kemudian, tim Base Camp (BC) melakukan briefing untuk mengupayakan pertolongan pada pukul 20.29 WIT. Selanjutnya, pendaki bernama Nurhuda tiba di BC seoranh dori dengan gejala hipothermia. Nurhuda meminta bantuan ke tim BC karena radio off.
Mendapat laporan itu, Yustinus Sondegau naik ke atas untuk membawa bantuan emergency seperti sleeping bag, flysheet, air panas, radio pada pukul 21.48 WIT. Salain itu, seorang guide internasional atas nama Dawa Gyalje Sherpa naik untuk melakukan pertolongan pukul 22.33 WIT.
"22.48: Fiersa & Furky tiba di BC. 23.51: Yustinus bertemu Pak Ludy di Teras Besar. 23.59: Egi termonitor posisinya sudah menyeberangi Tyrollean. 00.07: Poxy menginformasikan bahwa Dawa menghubungi BC sudah bertemu dan sedang menangani salah satu dari ibu-ibu," tutur Suyatna.
Selanjutnya, Octries menginfokan Indira belum bisa jalan, sementara Egi sudah tak bisa jalan pada pukul 00.13 WIT. Kemudian, Arlen Kolinug tiba di BC pukul 00.25 WIT. Untuk Dawa mencoba memberi pertolongan pada 2 pendaki ibu-ibu di Teras Dua pada pukul 00.41 WIT.
Selanjutnya, Poxy dan Damar naik bawa tenda dll, tujuan Teras Dua pukul 00.43 WIT. Nahasnya, Octries memberi informasi ke Deshir bahwa 2 pendaki ibu-ibu telah meninggal dunia pada pukul 02.07 WIT. Mendapat laporan itu, Huda naik ke atas untuk membantu Egi di Summit Ridge.
"03.43: Damar, Poxy, Yustinus, Ludy Hadiyanto tiba di BC. 04.51: Huda telpon mengabarkan sudah di BC tak sanggup lagi meneruskan ke posisi Egi, Indira dan Saroni. Barang buat emergency sudah disimpan di bawah summit ridge," tutur Suyatna.
"Dua orang korban MD, 13 korban selamat," kata Suyatna.