Profil 4 Ajudan Prabowo dari TNI-Polri, Deretan Penghargaannya Bukan Kaleng-Kaleng
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto memiliki empat Ajudan terbaik dari institusi TNI-Polri. Mereka adalah sosok perwira terbaik yang telah terpilih setelah melalui rangkaian tes yang panjang dan berat.
Berdasarkan catatan ke-empat Ajudan Prabowo dari TNI-Polri itu tercatat memiliki segudang prestasi. Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan sejumlah penghargaan selama bertugas di intitusinya masing-masing.
Berikut profil dan penghargaan yang diraih oleh empat Ajudan Presiden Prabowo;
1. Kolonel Wahyo Yuniartoto S.E., M.Tr. Han dari TNI AD
Kolonel Wahyo Yuniartoto merupakan lulusan Akademi Militer tahun 2001. Perwira TNI AD kelahiran tahun 1979 itu sebelumnya menjabat sebagai Dangrup 2 Kopassus.
Wahyo meraih gelar sarjana ekonomi pada tahun 2014 dan menyelesaikan pendidikan S2 strategi pertahanan darat pada 2018. Dia juga pernah mengikuti Sussarcab IF tahun 2002. Kemudian Selapa pada tahun 2012 dan Seskoad pada tahun 2016.
Di luar pendidikan di atas, Wahyo juga menyelesaikan sejumlah pendidikan pengembangan spesialis di dalam dan luar negeri. Dia mengikuti pendidikan Para Dasar pada 2000 dan combat intel pada 2002 serta Pernah mengikuti pendidikan Jungle Warfare School di CIJWS India tahun 2014, Tim Wasprod Alutsista di Korsel 2024.
Pria kelahiran Purbalingga itu kemudian mengikuti pendidikan komando paa 2003 dan pendidikan Sussandha pada 2004. Di tahun selanjutnya, Wahyo mengikuti pendidikan pandu udara.
Pada 2010, perwira menengah Kopassus itu mengikuti Suspa Jamil. Tiga tahun setelahnya, dia mengikuti Sussarpa Intel.
Pada 2017, Wahyo melanjutkan pengembangan dirinya dengan mengikuti pendidikan Danyon. Dia juga terlibat dalam pendidikan Dandim pada 2018 dan asesmen Dangrup Kopassus pada 2023.
Selama berkarier di TNI, Wahyo juga mencatatkan sejumlah prestasi. Dia meraih peringkat 1 Suspa Jasmil 2011 yang bertempat di Pusdikjas.
Pada 2011, Wahyo ikut dalam tim motivator Sea Games ke-28. Saat Indonesia menjadi juara umum, dia mendapat penghargaan dari KONI pusat.
Dia juga menjadi peringkat 1 dalam pendidikan Danyon 2016 dan pendidikan Dandim 2018. Prestasi yang sama juga Wahyo Raih saat menjadi peringkat 1 dalam kegiatan Satgas TMMD tingkat nasional 2016 dan juga peringkat 1 lomba karya jurnalistik tingkat nasional tahun 2018.
Selain itu, Wahyo juga ikut dalam juara umum World Pencak Silat Championship 2022. Terakhir pada 2023, Wahyo mendapatkan piagam penghargaan dari Panglima TNI dan KSAD atas pestasi juara umum Timnas Pencak Silat Sea Games ke-32.
2. Kolonel Pnb Anton "Sioux" Palaguna dari TNI AU
Anton merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2000. Dia lahir pada tahun 1979.
Anton berasal dari Korps Penerbang, khususnya Penerbang Tempur. Sebelumnya, dia bertugas sebagai Asisten Operasi Kosek IKN sebelum menjadi Pasis Dikreg LII Sesko TNI 2024.
Anton mengawali karirnya sebagai penerbang pesawat tempur F-16 di Skadron Udara 3, kemudian beralih mengawaki pesawat tempur Sukhoi 27/30 di Skadron Udara 11. Selama 24 tahun menjalani karirnya, Anton telah terlibat dalam berbagai operasi matra udara dan operasi gabungan TNI. Untuk operasi pertahanan udara, Anton tercatat beberapa kali barhasil mencegat dan memaksa mendarat pesawat asing yang melanggar wilayah nasional.
Anton menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Naratoma, Surabaya. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan S2 warfare studies di Air University, Alabama USA dan pendidikan S3 manajemen strategi di Universitas Hasanuddin dengan predikat cumlaude dan menjadi lulusan terbaik fakultas Program Doktor dengan IPK 4.00. Saat ini juga, Anton tengah merampungkan 2 program master untuk Strategi Perang di Universitas Pertahanan dan Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Kristen Indonesia.
Dia pernah mengikuti Sekolah Komando dan Kesatuan (Sekkau Angkatan ke-88) dan lulus pada tahun 2012 dengan predikat Lulusan Terbaik. Kemudian lulus pada tahun 2015 di Sekolah Staf dan Komando (USA Air Command and Staff College). Selanjutnya, dia juga mengikuti Sekolah Staf dan Komando TNI (Dikreg LII Sesko TNI 2024).
Di luar pendidikan di atas, Anton juga mengikuti sejumlah pendidikan spesialis dan kursus. Dia pernah mengikuti pelatihan G-fet di Singapura pada 2004 dan 2008.
Setahun setelahnya, dia mengikuti Avmed Pilot And Fast Jet Crew Refresher Raaf Edinburgh dan 162 Flying Instructor Course, Raaf East Sale Base-Australia. Dan setelahnya, menjadi tim pertama membentuk Tim Aerobatik kebanggaan Indonesia, the Jupiters Aerobatic Team.
Pada 2011, dia mengikuti Sukhoi 27 Flying Course di Rusia. Selain itu, dia mengikuti SU- 27/30 Simulator Training Course di China pada 2012.
Kemudian ada dua kursus yang diikuti Anton pada 2013 yaitu Advanced Weapon Aplication dan Advanced Combat Training. Tiga tahun kemudian, dia juga mengikuti Specialized English Course dan Flight Safety Officer di Amerika Serikat.
Selama kariernya, Anton juga mencatatkan sejumlah prestasi. Dia pernah mendapatkan penghargaan Trisakti Viratama AAU tahun 1998, 1999, 2000 serta penghargaan lulusan terbaik sekolah penerbang TNI AU A-64 tahun 2002.
Dia meraih penghargaan Best Satra Wiratama Sekkau Class 88 tahun 2010. Setelah itu, penghargaan first qualified pilot diraihnya dari Angkatan Udara Rusia pada 2012.
Pada 2014, Anton memperoleh penghargaan Liocik Sniper dari angkatan udara Rusia 2014. Kemudian dia diganjar penghargaan Well Done Award oleh KSAU atas tindakan heroiknya menyelamatkan pesawat Su-30 MK2 TS-3009 yang mesinnya meledak di Udara akibat Foreign Object Damage sehingga alutsista mahal negara bisa diselamatkan tanpa ada korban jiwa.
Terakhir, dia mendapatkan penghargaan Maleo Awards Panglima Komando Operasi Udara II TNI AU.
3. Letkol (P) Romi Habe Putra, MMDS dari TNI AL
Letkol Romi Habe Putra merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 2002. Perwira TNI AL kelahiran tahun 1981 itu sebelumnya menjabat sebagai Dan KRI Sultan Hasanuddin-366/Satkoarmada II dan saat ini bertugas di Sopsal.
Romi menyelesaikan pendidikan Spesialisasi Perwira Pelaut pada 2009. Setelahnya, dia mengikuti pendidikan setingkat Diklapa di Internasional Maritime Officers Course USA 2013.
Kemudian Romi mengikuti Dikmatra-2 tahun 2015 dan Australian Command Staff College tahun 2018. Setelah itu, dia mengikuti Dikmatra-3 TNI AL Angkatan 12 dengan predikat lulusan terbaik.
Selain itu, Romi mengikuti pendidikan pengembangan spesialis. Dia pernah mengikuti QPR & Maintenance Nav Equipt, Operator/On Board Level Maintenance dan Operator Interrogator Trans. CRS, Prancis pada 2007.
Selanjutnya, pria kelahiran Bangkinang tersebut mengikuti Basic Training, STCW Table 2008. Di tahun yang sama, Romi juga mengikuti kursus lain seperti Helicopter Landing Officer & Firefighting Course, Tacticos on Board Refresher Training, Tetral Officer & Operators Training, dan Exocet MM40 ITL 70A B2 Shipofficer di Belanda.
Pada 2011, dia mengikuti kursus perwira peperangan PWO dengan predikat lulusan terbaik. Lima tahun setelah itu, Romi juga mengikuti Maritime Operations Law Course di Australia.
Dalam perjalanan kariernya, Romi pernah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2016 dalam pemberantasan illegal fishing. Kapalnya menjadi terbanyak menangkap kapal ikan asing ilegal (KRI Sura-802).
Di samping penugasan dalam negeri, Romi juga kerap mendapatkan penugasan di luar negeri. Dia pernah ditugaskan di Belanda, Jerman, dan Prancis pada 2007 untuk tugas factory training Korvet Sigma. Kemudian bertugas di Teluk Aden Somalia pada 2011 sebagai Liasion Officer CTF 151.
Pada 2014, Romi bertugas di Inggris sebagai Cawak Kapal MRLF. Empat tahun setelahnya, dia mendapatkan tugas belajar Sesko Angkatan sekaligus S-2 di ANU pada 2018 di Australia.
4. Kombes Dr. Ahrie Sonta Nasution dari Polri
Kombes Ahrie Sonta merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 2002. Perwira menengah Polri kelahiran Bandung tahun 1981 itu sebelumnya bertugas sebagai Sekpri Kapolri Spripim Polri.
Nama Kombes Ahrie Sonta makin dikenal publik saat mengemban jabatan Sekpri Kapolri Spripim Polri. Sebagai Sekpri, sehari-hari dia bertugas membantu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam melaksanakan tugas kedinasan hingga tugas khusus.
Meski dengan segudang kesibukan menjadi Sekpri Kapolri, Kombes Ahrie Sonta tetap aktif menjalankan tugas kepolisian dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Netizen di X mengenalnya sebagai 'polisi penolong masyarakat'.
Lewat akun X @ahriesonta, dia banyak membantu menuntaskan berbagai persoalan yang diadukan netizen mulai dari kasus-kasus viral seperti pembunuhan, penipuan, premanisme, KDRT, dan lain-lain. Akun pribadinya itu kerap dimention netizen ketika ada kasus-kasus yang menjadi sorotan publik.
Kombes Ahrie Sonta menyelesaikan pendidikan PTIK tahun 2009. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan Sespimmen pada 2016 dan Sespimti pada 2024 dengan mendapatkan predikat terbaik matrikulasi penyetaraan.
Kombes Ahrie juga menyelesaikan pendidikan pendidikan akademis S2 dan S3 Ilmu Kepolisian. Dua gelar tersebut diperoleh dengan predikat cumlaude.
Prestasi akademik diraihnya setelah melewati serangkaian pelaksanaan tour of duty atau tugas kewilayahan di jajaran kepolisian wilayah Jawa Timur, Polda Metro Jaya hingga Mabes Polri dan juga pernah ditugaskan dalam operasi kepolisian di wilayah Sulawesi Tengah hingga ke Papua.
Kombes Ahrie Sonta yang menyelesaikan Sespimti Polri pada 2024 memiliki sederet capaian pendidikan baik di dalam maupun luar negeri. Di antaranya Dikjur Pamen SDM Polri, Politie Academy Apeldoorn Belanda, Crime Scene Analisys By Visual Comparison di Mnster Jerman serta di Joint Special Operation University, US Command Center, Tampa, Florida, Amerika Serikat.
Saat menjabat Kanit Subdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya pada 2018, Kombes Ahrie Sonta dalam dua bulan berhasil mengungkap lebih dari 100 Kg narkotika. Tidak hanya itu dia juga berhasil membongkar operasi sindikat Taiwan yang disita di Perairan Tanjung Berakit Pulau Bintan dengan jumlah barang bukti narkotika mencapai 1,6 ton.
Selain itu, Kombes Ahrie Sonta juga banyak terlibat dalam penanganan peristiwa kejahatan penting di tanah air. Dia juga banyak terlibat dalam satuan tugas khusus (Satgassus), salah satunya dalam Satgassus Nemangkawi yang bertugas menjaga stabilitas Papua dari kelompok kriminal bersenjata.
Pada Juli 2020 lalu, Kombes Ahrie terlihat di publik dalam penangkapan buron kelas kakap Djoko Tjandra di Malaysia. Terpidana kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali itu diringkus Kabareskrim saat itu, Komjen Listyo Sigit dan jajaran setelah buron selama 11 tahun.