Lima Tahun Indonesian AID: Kontribusi Nyata untuk Diplomasi dan Pembangunan Dunia
Indonesian AID atau Lembaga Dana Kerja sama Internasional (LDKPI) merupakan badan layanan umum yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Sejak diresmikan pada 18 Oktober 2019, Indonesia AID telah memberikan dukungan dalam rangka kerja sama pembangunan internasional kepada setidaknya 97 negara dan lembaga asing.
Pada usia ke-5 tahun ini, Indonesian AID telah bekerja sama dengan berbagai negara dalam beragam kegiatan prioritas yang mendukung fungsi diplomasi yang diharapkan Indonesia. Sampai dengan September 2024, Indonesian AID telah memberikan bantuan Rp523,56 Miliar kepada negara sahabat untuk berbagai program, di antaranya untuk kesehatan, kemanusiaan, pelatihan, dan program lainnya.
Tragis! Wanita Cantik Asal Italia Tewas Diduga Tertusuk Ikan Todak saat Berselancar di Mentawai
Sebagian besar bantuan kerja sama Internasional Indonesia disalurkan ke negara-negara Asia (37 persen), Afrika (27 persen), dan kawasan Pasifik (15,7 persen), dan negara lain di Eropa dan Amerika Latin. Berdasarkan sektor, bantuan terbesar diberikan untuk sektor kesehatan (38,7 persen), diikuti bantuan kemanusiaan (26,7 persen), pelatihan dan pendidikan (24 persen), serta proyek infrastruktur dan pengadaan.
Untuk sektor kesehatan telah disalurkan bantuan penanggulangan HIV AIDS, TBC, Malaria, obat-obatan, alat kesehatan, vaksin, dan fasilitas telemedicine.
Tahun lalu, Indonesian AID telah memberikan bantuan vaksin Pentavalent sebanyak 1,5 juta dosis kepada Nigeria. Nigeria merupakan salah satu negara berpopulasi terbesar di Afrika, dengan tingkat kematian anak-anak akibat penyakit yang dapat dicegah menggunakan vaksin cukup tinggi. Pada 2024, bekerja sama dengan UNICEF, Indonesian AID juga memberikan bantuan vaksin polio sebanyak 10 juta dosis yang menjangkau ke 8,6 juta anak Afganistan.
Afganistan merupakan salah satu dari dua negara di dunia yang masih berstatus endemic polio dengan akses mendapatkan vaksin sangat terbatas. Kedua bantuan vaksin ini menggunakan vaksin produksi PT Bio Farma, Holding BUMN bidang kesehatan. Selain mempererat hubungan dan kerja sama bilateral, dari sisi ekonomi kerja sama ini diharapkan juga dapat memajukan perekonomian nasional dengan mendorong perdagangan, membuka perluasan pasar, dan peluang investasi.
Pada tahun yang sama, Biovaccines Nigeria Limited (BVNL) dan Otoritas Kesehatan Nigeria telah memesan pembelian lebih dari 8 juta dosis Measles Vaccine (vaksin campak) produksi PT Bio Farma. Pembelian vaksin Indonesia ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Nigeria yang masih terbatas.
Dukungan fasilitas kesehatan juga diberikan ke berbagai negara, di antaranya untuk pemberian kapal ambulance kepada Timor Leste guna meningkatkan akses layanan kesehatan di pulau-pulau kecil, rekonstruksi fasilitas kesehatan untuk masyarakat Ukraina yang terdampak konflik militer, renovasi Port of Moresby General Hospital, Papua Nugini, dan fasilitas telemedicine di Somalia.
Untuk sektor kemanusiaan, telah diberikan bantuan untuk penanganan Covid-19 di negara-negara Kawasan Asia dan Pasifik, bantuan bencana kekeringan Ethiopia, bantuan kemanusiaan untuk Palestina, Ukraina, serta bantuan untuk korban bencana alam di Afrika.
Pada saat puncak pandemi Covid-19 varian Delta melanda India tahun 2021, Indonesia memberikan bantuan berupa 200 unit oxygen concentrator dan 40.000 nasal canula dari Jakarta ke India yang dibagikan di wilayah Kerala, Karnataka, dan Tamil Nadu. Solidaritas ini dibalas India dengan mengirimkan 300 konsentrator dan 100 metrik ton oksigen cair pada saat Indonesia mengalami puncak pandemi Covid-19.
Indonesia dan India merupakan mitra strategis di Kawasan Asia. Keduanya terus mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, baik melalui forum bilateral, regional, maupun multilateral.
Palestina merupakan salah satu negara penerima bantuan terbesar dengan total hibah senilai Rp86,07 miliar. Komitmen dan konsistensiIndonesiauntuk Palestina tidak pernah surut.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menekankan bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan bagi Palestina. Pernyataan ini disampaikan pada saat pengiriman bantuan ke Palestina di 2023.
“Selain bantuan kemanusiaan, Indonesia juga akan terus memberikan dukungan politik bagi Palestina,” ujar Presiden Jokowi.
Secara konkret, Indonesia terus memberikan bantuan, di antaranya sebesar Rp21,6 miliar untuk penanganan Covid-19 dan bantuan kemanusiaan tahun 2022. Selanjutnya, pada 2023, Pemerintah Indonesia memberikan hibah senilai Rp31,90 miliar untuk rakyat Palestina yang terdampak konflik dalam bentuk hibah in kind berupaalat kesehatan, obat-obatan, dan keperluan sehari-hari, serta hibah uang tunai untuk pengadaan berbagai kebutuhan yang disalurkan bersama UNRWA.
Bantuan kemanusiaan ini berlanjut hingga Mei 2024 dengan bekerja sama dengan ICRC, sehingga total hibah yang telah disampaikan melalui Indonesian AID mencapai Rp 86,07 Miliar. Hingga akhir 2024, Indonesian AID berencana akan menambah bantuan kemanusiaan melalui kerja sama dengan UNRWA dan ILO.
Pada sektor lain, pemerintah melalui Indonesian AID juga telah memberikan bantuan, antara lain Penyediaan Peralatan Laboratorium untuk Sekolah Tinggi Pertanian (ENSA) Senegal tahun 2022, bantuan untuk mendukung pelaksanaan Our Ocean Conference (OOC) ke-7 di Palau pada 2021, dan rehabilitasi Queen Victoria School (QVS) di Fiji pada 2020.
Kerja sama penyediaan peralatan laboratorium pertanian untuk ENSA Senegal diberikan dalam bentuk tiga jenis peralatan yang meliputi Muffle Eurnance, High Performance Liquid Chromathography (HPLC) dan Carbon, Hydrogen and Nitrogen Analyzer (CHN) Analyzer.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih luas, baik dengan Senegal secara bilateral maupun dengan negara-negara di kawasan Afrika Barat.
“Kerja sama dengan Senegal memiliki nilai strategis mengingat. Hingga saat ini Indonesia belum memiliki kerja sama pendidikan berbasis pertanian dengan negara-negara di kawasan Afrika Barat,” Direktur Utama Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional Tormarbulang Lumbantobing.
Guna mendukung pelaksanaan OOC ke-7 di Palau, Indonesian AID telah mengirimkan hibah berupa 14 kendaraan pendukung kegiatan dan pelatihankeprotokolan. Bantuan ini merupakan kontribusi nyata Pemerintah RI dalam mendukung penerjemahan dan implementasi visi “Pacific Elevation” yaitu penguatan komitmen RI dalam meningkatkan engagement dan kerja sama dengan kawasan Pasifik di tataran forum regional.
Palau Vice President and Minister of Justice J Uduch Senior mengapresiasi bantuan ini dengan menyampaikan “Our friend Indonesia has lent us the resources of its learned experts in the field of protocol training to expand our own law enforcement officers capacity to coordinate and supplement security protocols for the upcoming conference.”
Pemberian hibah untuk rehabilitasi QVS di Fiji yang rusak parah akibat terjangan badai Windston ini mencakup perbaikan 16 ruang kelas, 2 asrama, laboratorium, dan ruangan staf. QVS adalah sekolah yang telah menghasilkan banyak pemimpin di Fiji dan diharapkan akan terus mencetak pemimpin di masa depan.
Dari keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suva di 2020, Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama menyampaikan ucapan terima kasih untuk pemerintah Indonesia.
"Merupakan suatu kegembiraan untuk merayakan, tidak hanya selesainya dua fasilitas asrama yang sangat baik, tetapi juga kenyataan bahwa kita ada di sini hari ini berkat bantuan dari negara sahabat baik kita, Pemerintah Republik Indonesia," ucapnya.
Pada 2024, Indonesian AID meluncurkan program unggulan baru, yaitu The Indonesian AID Scholarship (TIAS). TIAS merupakan beasiswa penuh dari Pemerintah Indonesia melalui Indonesian AID yang ditujukan bagi pegawai pemerintahan dan orang yang direkomendasikan oleh pemerintah dari negara sahabat.
Beasiswa yang baru pertama kali dilaksanakan pada 2024 ini telah menerima 126 awardee yang berasal dari 12 negara prioritas, yaitu Timor-Leste, Kenya, Zimbabwe, Tanzania, Laos, St. Lucia, Solomon, Papua Nugini, Myanmar, Ethiopia, Nigeria, dan Namibia.
Para awardee ini tersebar di 12 perguruan tinggi di Indonesia, dengan jenjang pendidikan yang disediakan untuk D3, D4/S1, dan S2.
“TIAS adalah salah satu langkah Indonesia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara sahabat, terutama di kawasan Asia Tenggara, Pasifik, Afrika, dan Karibia. Melalui pendidikan, kita membangun kerja sama yang erat dan mendorong pertumbuhan bersama,” ujar Tormarbulang Lumbantobing.
“Kami terus berkomitmen memberi dukungan serta memperluas kerja sama dengan negara sahabat untuk mengatasi tantangan pembangunan global,” tutup Tormarbulang.