Paus Fransiskus Singgung Konflik dan Kekerasan di Berbagai Negara Akibat Tak Saling Menghargai
Pimpinan Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus menyinggung soal munculnya konflik berujung kekerasan bahkan pertumpahan darah di berbagai negara. Menurutnya itu akibat kurangnya sikap saling menghargai dan mengedepankan intoleran demi kepentingan pribadi.
"Di berbagai daerah kita menyaksikan munculnya konflik-konflik kekerasan, yang sering kali adalah akibat kurangnya sikap saling menghargai, dan dari keinginan intoleran untuk memaksakan kepentingan sendiri," kata Paus Fransiskus saat pidato di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (4/9/2024).
"Posisi sendiri dan narasi historis sepihak dengan segala upaya, bahkan kalaupun hal ini membawa kepada penderitaan tiada akhir bagi seluruh komunitas dan berujung pada peperangan dan banyak pertumpahan darah," tambahnya.
Paus menambahkan, ketegangan, kekerasan di sebuah negara muncul akibat yang berkuasa hendak memaksakan visi yang seragam.
"Kadang-kadang, ketegangan-ketegangan dengan unsur kekerasan timbul di dalam negara-negara karena mereka yang berkuasa ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berkaitan," ujarnya.
Paus Fransiskus juga menyinggung soal kebijakan yang terkesan tak menerapkan prinsip keadilan sosial yang berdampak umat manusia terpinggirkan dan dapat memicu konflik.
"Terlebih, terlepas dari kebijakan-kebijakan yang mengesankan, terdapat juga kurangnya komitmen sejati yang berorientasi ke depan untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan sosial," ungkapnya.
"Akibatnya, sebagian besar umat manusia terpinggirkan, tanpa sarana untuk menjalani hidup yang bermartabat dan tanpa perlindungan dari ketimpangan sosial yang serius dan bertumbuh, yang memicu konflik-konflik yang parah," tegas Paus.