Soal Cawe-cawe Jokowi di Pilkada, Rocky Gerung: Nggak Bisa Dibuktikan
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dituding banyak pihak ikut campur atau cawe-cawe dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Salah satunya terkait batalnya Anies maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta, bahkan Jawa Barat.
Menanggapi isu tersebut, akademisi sekaligus pengamat politik, Rocky Gerung menilai bahwa cawe-cawe kekusaan sulit untuk dibuktikan.
"Cawe-cawe itu argumen paling sederhana. Kan ga bisa membutikan apa-apa kan," ucap Rocky dalam acara Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (3/9/2024).
Karena sulitnya membutikan, kata Rocky, maka yang bisa dilakukan publik sekarang hanyalah menduga jika hal tersebut adalah cawe-cawe.
"Yang paling sederhana adalah menduga dengan kekuatan pikiran bahwa itu pasti cawe-cawe," ungkapnya.
Rocky memandang, publik sudah paham betul apa yang dilakukan Jokowi adalah bentuk dari cawe-cawe, namun sulit untuk membuktikan.
"Jadi sebetulnya kita semua ngerti tuh bahwa memang cawe-cawe, buktikan, ya ga bisa dibuktikan. Kalau begitu sebaliknya bisa dibuktikan ga? Ya justru yang panjang lebar yang lebih ga bisa dibuktikan," tandasnya.
Untuk diketahui, Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, Ono Surono mengungkapkan, gagalnya partai berlambang banteng itu mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jabar 2024 karena ada campur tangan seseorang bernama Mulyono.
Ono menuding Mulyono sebagai aktor utama yang menghalangi pencalonan Anies. Namun, Ono tidak menjelaskan siapa sebenarnya Mulyono tersebut.
"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jabar. Mulyono dan geng," ucap Ono saat konferensi pers di Kantor KPU Jabar, Kota Bandung, Jumat (30/8/2024).
Selain di Jabar, Anies awalnya juga menjajaki peluang pada Pilkada Jakarta 2024. Ia sudah sempat didukung oleh PKS, Partai Nasdem, dan PKB.
Namun, ketiga partai politik itu beralih ke gerbong Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang jadi penyokong Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.