Kementerian PUPR Sebut Capaian 10 Tahun Infrastruktur Tingkatkan Kualitas Hidup

Kementerian PUPR Sebut Capaian 10 Tahun Infrastruktur Tingkatkan Kualitas Hidup

Nasional | sindonews | Senin, 2 September 2024 - 23:28
share

Melalui berbagai proyek infrastruktur strategis, pemerintah berhasil menciptakan konektivitas yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, memperkuat daya saing Indonesia di mata investor global.

Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur', Senin (2/9/2024).

Baca juga:Alokasi Anggaran IKN Cuma Rp4 Triliun di 2025, PUPR Tunggu Sikap Prabowo

Dia menjelaskan salah satu dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional. "Dengan adanya jalan tol baru yang menghubungkan berbagai daerah, waktu tempuh menjadi lebih efisien, dan aktivitas ekonomi semakin lancar," jelas Endra.

Capaian pembangunan infrastruktur juga memberikan dampak positif pada posisi Indonesia di kancah global. Peningkatan peringkat daya saing global Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur menunjukkan bahwa negara ini semakin diperhitungkan dalam kompetisi internasional.

Namun, Endra juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan semakin kompleks, terutama dalam memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun mampu bertahan menghadapi segala perubahan cuaca dan bencana alam.

"Terlebih, di tengah perubahan iklim ekstrem yang semakin mengkhawatirkan, upaya untuk memastikan ketersediaan pangan dan air sepanjang tahun menjadi semakin mendesak," tandasnya.

Maka dari itu, Endra melanjutkan, pembangunan bendungan dan irigasi juga memainkan peran penting dalam ketahanan pangan dan air yang merupakan elemen krusial bagi stabilitas dan kesejahteraan nasional. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah telah membangun 61 bendungan untuk memastikan ketersediaan air sepanjang musim tetapi ini masih belum cukup.

"Kita baru mencapai 19 persen dari total sawah yang memiliki irigasi teknis. Ini berarti kita masih harus membangun lebih banyak lagi," tegasnya.

Menurutnya, hal ini menunjukkan masih adanya ketergantungan besar pada sawah tadah hujan yang membuat produksi pangan tidak stabil dan sulit diprediksi. Oleh karena itu, pembangunan lebih banyak bendungan dan jaringan irigasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan ketahanan pangan.

Di samping ketahanan pangan, ketahanan air juga menjadi perhatian utama, terutama di tengah ancaman perubahan iklim. Endra menjelaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara maju dalam hal penyimpanan air.

“Kita hanya memiliki sekitar 300 bendungan besar, sementara China memiliki 90.000 bendungan besar,” paparnya.

Untuk mengatasi kekurangan ini, pemerintah terus membangun infrastruktur pengelolaan air, termasuk bendungan, embung, dan jaringan irigasi. Tujuannya adalah memastikan ketersediaan air sepanjang tahun, bahkan di musim kemarau, sehingga petani dapat terus menanam dan masyarakat tidak tergantung pada curah hujan.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia telah mencapai banyak hal tetapi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 masih panjang. Dibutuhkan komitmen dan kolaborasi kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan bahwa setiap pembangunan memberikan manfaat yang maksimal bagi rakyat dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

Baca juga: 8 Jenderal Aktif Pemilik Brevet Astros Armed, Nomor 4 Jabat KSAD

Dengan fondasi infrastruktur yang sudah dibangun dalam 10 tahun terakhir, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju yang berdaya saing tinggi.

"Namun, hal ini hanya bisa terwujud jika upaya pembangunan terus dilakukan secara berkelanjutan dan inklusif, dengan memperhatikan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat," tutupnya.

Topik Menarik