Komnas HAM Catat 159 Demonstran Penolak RUU Pilkada Ditangkap Polisi

Komnas HAM Catat 159 Demonstran Penolak RUU Pilkada Ditangkap Polisi

Nasional | okezone | Jum'at, 23 Agustus 2024 - 09:54
share

JAKARTA - Komisi Nasional Ham Asasi Manusia ( Komnas HAM ) mencatat setidaknya terdapat 159 demonstran yang ditangkap polisi saat menyuarakan aspirasi mereka menolak RUU Pilkada pada Kamis 22 Agustus 2024.Hal itu sebagaimana disampaikan Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan, Uli Parulian Sihombing.

"Berdasarkan laporan yang disampaikan YLBHI kepada Komnas HAM, ada 159 peserta aksi yang ditangkap dan ditahan di Polda Metro Jaya," kata Uli melalui keterangan tertulisnya.

Uli menyatakan, pihaknya menyesalkan adanya aksi penangkapan hingga penahan massa aksi tersebut dan meminta untuk segera dibebaskan.

"Komnas HAM mendorong agar aparat penegak hukum segera membebaskan seluruh peserta unjuk rasa yang ditangkap dan ditahan dalam aksi unjuk rasa hari ini," ujarnya.

Komnas HAM pun menyesali cara pembubaran aksi unjuk rasa pada 22 Agustus 2024 oleh aparat penegak hukum dengan mengggunakan gas air mata, pemukulan beberapa peserta aksi, keterlibatan TNI yang terindikasi penggunaan kekuatan yang berlebihan.

"Semestinya mengedepankan pendekatan humanis," ucapnya.

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu sebelumnya ah menyambangi Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis malam. Tujuannya untuk melihat berapa banyak pendemo tolak revisi Undang-Undang Pilkada di Gedung DPR RI yang ditangkap polisi dan memastikan tak ada kekerasan terhadap mereka.

"Mau tahu jumlah (massa) yang ditangkap. Fungsi DPR RI itu kan pengawasan pelaksana undang-undang termasuk Undang-Undang Kepolisian dan sebagainya. Artinya saya mau memastikan tidak ada kekerasan, semua sesuai dengan prosedur seperti itu," kata Adian di Gedung Dirkrimum Polda Metro Jaya.

Adian mendapatkan informasi ada sekitar 50 pendemo yang ditangkap polisi. Namun ia ingin memastikan lagi kepada polisi.

"Yang di DPR tadi ditahan itu sekitar 50 an orang. kemudian di sini kita belum tahu, kita mau cek datanya dulu sekaligus mau cek kondisi mereka," ujar mantan aktivis 98 itu.

Topik Menarik