Stafsus Presiden Ingatkan Bahaya Perubahan Iklim, Dorong Inovasi Berbasis Lingkungan

Stafsus Presiden Ingatkan Bahaya Perubahan Iklim, Dorong Inovasi Berbasis Lingkungan

Nasional | okezone | Selasa, 20 Agustus 2024 - 23:28
share

JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Diaz Hendropriyono terus mengingatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat untuk mewaspadai ancaman pemanasan global dan perubahan iklim. Untuk itu, dia mendorong agar inovasi yang dikembangkan berbasis lingkungan untuk menekan ancaman tersebut.

Hal itu disampaikan Diaz saat memberikan Kuliah Umum berjudul "Dangerous Humans: Towards Zero eMissions" di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Sumedang, Jawa Barat, Minggu (19/8/2024).

Diaz menekankan bahwa dibutuhkan upaya luar biasa besar untuk menahan laju kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat celcius dan upaya membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celcius.

Diaz menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia sudah melakukan banyak upaya melalui kebijakan dari beragam sektor. Upaya ini juga dibantu dengan inovasi dari banyak ecopreneurs di sektor energi, transportasi, agrikultur, konstruksi, bahkan pengelolaan sampah pun turut memiliki visi ke arah bisnis ramah lingkungan untuk pengurangan emisi.

Di kesempatan itu, Diaz memuji teknologi smart farming yang dibuat oleh Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad. Dosen FTIP Unpad, Dr. Sophia Nur Perwitasari berinovasi dengan membuat fasilitas hidroponik rendah emisi yang disebut Dr. Hidroponik. Menurut Diaz, pertanian di masa depan mungkin harus dibuat secara vertikal. Hal ini dibutuhkan sebagai langkah adaptasi terhadap perubahan iklim yang mengancam ketahanan pangan.

“Pertanian di masa depan tidak bisa dilakukan dengan lahan besar dan air yang banyak. Pertanian di masa depan harus vertikal. Lahannya sedikit, airnya sedikit,” ucapnya.

Pertanian vertikal biasanya dilakukan di dalam ruangan sehingga tidak terpengaruh cuaca dan hama, serta produktivitas panen yang konsisten. Dengan demikian, pertanian vertikal dapat mengurangi emisi dan pencemaran karena minim penggunaan lahan dan pupuk.

 

Pertanian vertikal juga dapat diaplikasikan di wilayah perkotaan, sehingga memangkas jarak tempuh yang membantu menekan emisi dari sisi transportasi. Untuk sebab itu, Diaz memuji inovasi fasilitas hidroponik yang dikembangkan Dr. Sophia.

"Di Unpad ada beliau (Dr. Sophia), saya belajar banyak dari beliau. Pertanian di masa depan ya seperti ini. Hemat lahan, hemat air, produktivitas lebih tinggi, dan yang tidak saya temui di tempat lain, tanpa listrik dan airnya dari air hujan," ucapnya.

Topik Menarik