Pakar Sebut Ada 13 Zona Megathrust Potensi Sumber Gempa di Indonesia

Pakar Sebut Ada 13 Zona Megathrust Potensi Sumber Gempa di Indonesia

Nasional | okezone | Selasa, 20 Agustus 2024 - 17:04
share

JAKARTA - Dosen Eksplorasi Seismik, Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Firman Syaifuddin menyatakan, sedikitnya ada tiga motede pendekatan untuk mengidentifikasi sumber terjadinya gempa Megathrust.

Motode yang pertama adalah dengan mengidentifikasi sumber gempa yang kemungkinan besar akan mempengaruhi lokasi pengamatan.

Yang kedua adalah dengan menentukan skenario parameter gempa dengan memilih parameter magnitudo maksimum dan lokasi terdekat dari sumber gempa yang terdekat dari sumber gempa yang diperkirakan akan memberikan dampak pada lokasi pengamatan.

"Parameter-parameter kira-kira maksimum magnitudonya berapa, kemudian kalau ada titik-titik dimananya, kemudian jarak dari titik pengamatan ke titik sumber berapa," ucap Firman saat menjadi narasumber dalam webinar bertajuk Waspada Gempa Megathrust, Selasa (20/8/2024).

Sedangkan motode ketiga dengan menentukan parameter gerakan tanah di lokasi pengamatan lokasi pengamatan dengan menggunakan fungsi atenuasi.

"Dari semua data itu kemudian dilakukan asssesment kemudian dihitung kira kira getaran yang mungkin terjadi seberapa besar kemudian kita bisa transformasi menjadi intensitas gempa yang selama ini menjadi standar dari intensitas gempa," katanya.

 

Firman mengatakan, berdasarkan peta sumber bahaya gempa (Pusgen) tahun 2017 menyatakan bahwa ada sekitar 13 zona megathrust model potensi sumber gempa di Indonesia.

"Khusus pulau Jawa sebenarnya yang cukup dekat ada 4 mulai dari sumba di bagian timur, kemudian bagian lebih baratnya ada segmentis java, kemudian ada west central java yang lagi rame berkaitan dengan isu megathrust selat sunda di sebelah selatan dari selat sunda," jelasnya.

Dalam penelian ini, kata Firman, yang dianalisa hanya tiga segmen mulai dari west central, west java sama sumba dengan alur pengolahan mulai dari mengumpulkan data dari Pusgen.

"Kira-kira maksimum magnitudo dari masing-masing segmen berapa, kemudian dari titik-titik yang dievaluasi berapa, kemudian yang paling penting adalah dapat mengetahui nilai Vs30 nanti berkaitan dengan penguatan getaran gempa si daerah-daerah yang mempunyai tanah yang lebih lunak di banding sekitarnya, kemudian dihitung jarak dari sumbernya," bebernya.

Untuk kasus megathrust mengacu pada Pusgen 2017, Firman mengatakan pihaknya menggunakan tiga persamaan untuk menghitung atenuasi.

"Jadi kalau tadi ada tiga potensi sumber megathrust di selatan Jawa Timur kemudian ada tiga persamaan dari semua peta ini kemudian coba dijadikan satu peta sebagai hasil akhir dengan bobot yang berbeda-beda," imbuhnya.

 

"Untuk peta yang Bchydro bobotnya 0,2 kemudian untuk boore atkinson bobotnya 0,3 dan yang zhao et al bobotnya 0,5," lanjutnya.

Firman mengatakan, penentuan bobot ini memang mengacu pada Pusgen 2017. Dia menambahkan, dari kesembilan peta ini kemudian dihasilkan satu peta Pga.

"Ini parameter getaran gempa tadi dari sisi Selatan Jawa Timur dari ketiga potensi sumber tadi memang cukup besar 1,2-1,95 ketika dikonversi ke MMI sekitar skala 9 tadi kalau dari skenario gempa Selat Sunda tadi kira-kira di 7-8 sebenarnya perbedaan ini tergantung beberap asumsi terkai dengan potensi sumbernya sendiri," tandasnya.

Topik Menarik