Lelaki Sejati Memegang Teguh Prinsip, Bung Hatta Akhirnya Baru Menikah Usai Proklamasi Kemerdekaan

Lelaki Sejati Memegang Teguh Prinsip, Bung Hatta Akhirnya Baru Menikah Usai Proklamasi Kemerdekaan

Nasional | okezone | Sabtu, 17 Agustus 2024 - 07:31
share

JAKARTA - Mohammad Hatta dikenal sebagai sosok yang memegang teguh prinsipnya. Bahkan untuk soal asmara sekali pun.

Suatu kali ia pernah bernazar tak akan menikah sebelum negara yang diperjuangkannya merdeka. Dan janji ini ia pegang teguh sampai akhirnya Republik Indonesia diproklamirkan.

Usai proklamasi kemerdekaan RI, Presiden Soekarno sempat menanyakan soal calon pasangan hidup kepada M Hatta. Kala itu, Bung Hatta sudah menginjak usia 43 tahun.

Demikian dikisahkan dalam buku, "Sukarno Serpihan Sejarah yang Tercecer" karya Roso Daras. Saat ditanya terkait percintaan Hatta tak lagi menampik. Soekarno pun siap melamarkan gadis yang diinginkan Hatta.

Bung Karno lalu bertanya ke Hatta siapa gadis yang memikat hatinya.

Seorang gadis yang kita jumpai waktu kita berkunjung ke Institut Pasteur Bandung. Dia begini, begitu. tapi saya belum tahu namanya, jawab Hatta.

Gadis Parahyangan yang ditaksir Hatta ternyata adalah putri keluarga Rahim (Haji Abdul Rahim). Sekiranya sebulan setelah proklamasi, Bung Karno berkunjung ke Bandung. Ia pun menyempatkan diri mampir ke rumah keluarga Rahim di Burgermeester Koops Weg, atau sekarang dikenal sebagai Jalan Pajajaran No 11.

Saat itu Bung Karno bertamu hampir tengah malam, tepatnya pukul 23.00 WIB.

Bung Karno sudah diingatkan perihal waktu bertamu karena sudah hampir tengah malam. Namun, Bung Karno tetap ingin bertamu malam itu juga. Ia beralasan tidak menjadi soal karena merasa sudah kenal baik dengan keluarga Rahim.

Persahabatan itu telah terjalin sejak Bung Karno kuliah di THS (sekarang ITB) Bandung. Namun, setiba di rumah keluarga Rahim, Bung Karno disambut dampratan dari Ny. Rahim. Sebuah dampratan antarteman, karena Bung Karno datang bertamu tidak kenal waktu.

Untuk mereda dampratan tadi, Bung Karno memeluk Ny. Rahim. Ia pun mengutarakan niatnya.

Saya datang untuk melamar.

Tuan dan Ny. Rahim bertanya serempak.

Melamar siapa? Untuk siapa? .

Melamar Rahmi untuk Hatta, jawab Sukarno.

Sementara itu, dalam kisah lainnya adik Rahmi yang bernama Titi sempat mempengaruhi kakanya agar menolak lamaran Bung Karno. Alasan, usia Hatta jauh lebih tua dibandingkan Rahmi.

Namun, berkat rayuan Bung Karno, akhirnya Rahmi menerima pinangan tadi. Bung Karno meminta Rahmi melihat Fatmawati yang juga berbeda usia cukup jauh dengan Bung Karno. Namun, mereka bahagia.

Hatta dan Rahmi pun resmi menikah di Megamendung pada 18 November 1945. Pernikahan itu hanya disaksikan keluarga besar Rahim, keluarga besar Bung Karno, dan Fatmawati.

Dari pernikahan itu, putri pertama mereka, Meutia Farida, lahir di Yogyakarta 21 Maret 1947.

Nama Meutia datang dari neneknya yang asli Aceh. Sementara Farida diambil dari nama permaisuri Raja Farouk dari Mesir yang cantik jelita. Setelah itu, disusul kelahiran putri keduanya, Gemala, dan putri ketiga Halida Nuriah.

Topik Menarik