Mengapa Ada Hewan Albino? Ini Alasannya!
Hewan albino biasanya dikenali dari warna kulit atau bulunya yang putih. Warna tubuhnya yang mencolok merupakan warisan kelainan gen dari salah satu induknya. Hewan ini jarang ditemui dan termasuk dalam kategori langka.
Warna putih ini muncul karena hewan albino kehilangan pigmentasi sebagian atau seluruhnya, yang akhirnya membuat kulit dan bulu mereka lebih pucat daripada spesies lain.
Dilansir dari National Geographic, albinisme merupakan suatu kondisi di mana seseorang mewarisi satu atau lebih gen yang bermutasi dari orangtuanya. Hal ini kemudian mengganggu produksi melanin tubuh, pigmen utama yang menghasilkan warna kulit, bulu, dan mata.
Produksi melanin terjadi di melanosit, sebuah sel khusus yang prosesnya tidak berfungsi pada albino. Hewan non-mamalia pun sebenarnya bisa menjadi albino. Tapi karena mereka menghasilkan pigmen selain melanin, mereka tidak akan tampak putih sepenuhnya.
Hal yang penting untuk diingat, tidak semua hewan putih adalah albino. Beberapa di antaranya mempunyai kulit terang karena menderita kondisi lain seperti leucism dan isabellinism. Untuk membedakannya, albino memiliki pigmen yang membuat warna matanya menjadi merah muda.
Sayangnya hewan albino sering memiliki penglihatan yang buruk, sehingga kerap kali tidak mampu bersaing dengan hewan sejenis yang normal dalam hal perburuan di alam liar. Albino juga kerap kali dijadikan sebagai target oleh para pemangsa. Ketidakmampuannya untuk menyamar membuat mereka sering menjadi incaran predator.
Contoh kasusnya adalah buaya albino. Mereka menjadi target para predator karena warnanya yang begitu mencolok. Mereka sering dimangsa hewan lain sebelum mencapai usia dewasa.
Perburuan liar juga mengancam keberadaan albino. Banyaknya permintaan akan hewan eksotis dan langka menjadikan albino target utama para pemburu.
Meski begitu, tak semua albino berakhir dengan tragis. Beberapa di antaranya ada yang mampu bertahan. Salah satunya di Olney, Illinois, ada populasi tupai albino yang berkembang pesat.
(DRA)