Seberapa Bahaya Klakson Telolet untuk Kendaraan? Sopir Bus Wajib Tahu

Seberapa Bahaya Klakson Telolet untuk Kendaraan? Sopir Bus Wajib Tahu

Nasional | BuddyKu | Rabu, 28 Desember 2022 - 23:14
share

JAKARTA Pecinta bus di Indonesia pasti sudah tidak asing dengan klakson telolet . Klakson ini sempat viral karena memiliki suara yang unik dan berbeda dari klakson bus kebanyakan. Tapi, seberapa aman klakson ini untuk digunakan?

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menegaskan, penggunaan klakson tambahan atau biasa dikenal dengan telolet cukup berbahaya.

KNKT menilai, bahaya klakson telolet berasal dari cara kerjanya yang menggunakan system mekanis dan bukan elektrik.

Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan menyampaikan, ada banyak temuan kecelakaan maut terjadi karena rem blong yang karena klakson telolet.

Klakson telolet. (Foto: Instagram/@sam.kukuh24)

Klakson yang dibuat oleh ATPM itu kan jenisnya elektrik. Kemudian karena merasa kurang kenceng, temen-temen (sopir truk) menggunakan klakson tambahan yang memakai tenaga mekanis, itu suaranya jadi lebih kenceng, kata Wildan seperti dikutip dalam kanal YouTube Djodi Why.

Wildan menjelaskan, bahwa klakson telolet yang menggunakan tenaga angin yang berasal dari tabung angin pengereman untuk mengeluarkan bunyi nyaring. Ini sering terjadi kebocoran karena perekatan yang tidak sempurna.

Masalah saat ini adalah selang dan ikatan dari tabung angin menuju ke klakson dan pengereman yang digunakan itu kadang tidak bagus. Kasus terbaru itu saya temukan juga pada kecelakaan maut di Cibubur yang menewaskan 11 orang. Saya pastikan mobil itu pengeremannya blong setelah melakukan pengetesan rem usai kejadian, ujarnya.

Kebocoran angin yang terjadi, kata Wildan, dapat dideteksi dengan mudah tanpa menggunakan alat khusus. Ia juga mengimbau kepada seluruh sopir agar memasang klakson tambahan di bengkel yang tepat.

Sebenarnya yang bahaya bukan klaksonnya, tapi karena ambil sumber anginnya dari tabung angin yang buat pengereman. Instalasinya juga tidak sesuai dengan standar praktisi industri. Inilah bahayanya. Ketika ada kebocoran yang tidak terdeteksi, dan angin di dalam tabung menunjukkan angka 5 bar, selesai, ucapnya.

Klakson telolet. (Foto: Antara)

Selain itu, Wildan juga meminta sopir truk untuk memeriksa minyak rem secara berkala untuk memastikan pengereman sempurna. Pasalnya, komponen ini menjadi salah satu yang memainkan peran besar dalam sistem pengereman.

Minyak rem itu kalau diganti dengan air biasa sebenarnya bisa bekerja, tapi yang jadi masalah itu kan titik didihnya. Jadi periksa secara berkala minyak rem perlu dilakukan. Sebenarnya kalau minyak rem tidak kemasukan air tidak perlu diganti, kandungan air pada minyak rem itu maksimal 4 persen, itu harus segera diganti, ungkapnya.

Topik Menarik