Lebih Dikenal dengan Nama Maleo, Berikut Kisah Kopassus Tugas dI Papua

Lebih Dikenal dengan Nama Maleo, Berikut Kisah Kopassus Tugas dI Papua

Nasional | BuddyKu | Sabtu, 29 Oktober 2022 - 20:39
share

JAKARTA, iNewssidoarjo.id - Komando Pasukan Khusus atau biasa dikenal dengan Kopassus punya kedekatan yang tak bisa dilepaskan dengan Tanah Papua.

Tidak hanya pernah bertempur merebut Papua dari tangan Belanda yang dulu dikenal dengan Irian Barat, namun ternyata hampir semua anggota Kopassus pernah mendapat penugasan di Papua.

Selama bertugas di Papua, prajurit Kopassus tak hanya sekadar menjaga kedaulatan NKRI melalui senjata, tetapi juga merebut hati warganya dengan pendekatan humanis.

Menariknya, masyarakat pedalaman Papua ternyata lebih mengenal prajurit Kopassus dengan nama Maleo. Nama Maleo ini melekat kepada seluruh anggota Kopassus yang bertugas di Papua.

Melangsir dari iNews.id bahkan ketika nama menggunakan nama Satgas Mandala untuk penugasan di Papua, tetap masyarakat mengenalnya dengan Pos Maleo.

Dikutip dari buku Kopassus Untuk Indonesia karangan Iwan Santosa EA Natanegara, menceritakan pengalaman seorang prajurit Kopassus Letda Gondolpus Borlak ketika bertugas di Papua.

Selama masa penugasan, dia telah menjadi sahabat warga di Tanah Cendrawasih. Dikisahkan, saat itu warga Papua masih banyak tertinggal pembangunannya, khususnya di wilayah pedalaman.

Banyak dari mereka yang masih hidup secara tradisional, tinggal di hutan sehingga tidak mengetahui keberadaan NKRI. Nah, prajurit Kopassus yang bertugas di Papua inilah yang memperkenalkan NKRI terlebih dahulu sebelum menanamkan jiwa nasionalisme kepada masyarakat pegunungan.

Strategi ini dengan berbaur bersama masyarakat menggunakan pendekatan adat. Tapi, strategis tersebut bukan hal yang mudah karena kelompok separatis selalu mengintai mereka.

Prajurit Kopassus memahami kunci utama merebut hati warga dengan cara komunikasi yang baik. Menyetarakan pandangan serta menghargai dan menyayangi layaknya manusia.

Letda Gondolpus Borlak merupakan salah satu prajurit yang ditugaskan di Pos Timika, Papua pada 1996 dengan tujuan meraih simpati rakyat Papua dan membangun jaringan informasi di tiap kecamatan.

Selama bertugas di Papua, kehidupan masyarakat Papua masih banyak tertinggal.

Orang pedalaman itu ada yang belum pernah sampai ke Merauke. Ada juga yang belum pernah melihat mobil secara fisik itu seperti apa. Bukan itu saja, sampai sekarang pun seperti itu, ujar Borlak dikutip dari buku Kopassus Untuk Indonesia, Sabtu (29/10/2022).

Borlak dan rekannya Kolonel Pomiman Basuki berusaha keras mengembalikan citra NKRI kepada warga Papua dengan cara baik-baik.

Yang penting kita bisa menciptakan suasana hidup yang baik di tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat mengakui Indonesia itu adalah negaranya, kata Borlak.

Borlak tidak segan berbaur dan mengikuti adat warga lokal. Dia acap kali menggendong babi, sehingga warga dengan mudah menerima Borlak karena dianggap memahami budaya warga Papua.

Hal itu didukung dengan latar belakang Borlak sebagai mantan guru agama Kristen Katolik, sebab masyarakat Timika mayoritas beragama Katolik. Namun, bukan berarti hanya orang-orang beragama Kristen saja yang bisa diterima warga Papua.

Borlak juga mempunyai kisah seorang prajurit Kopassus beragama Islam yang sukses berbaur dengan lokal di sana. Namanya Serma Haji Sumpena.

Dia beragama Islam, tetapi di kalangan orang Kristen dan petinggi kelompok separatis Kristen itu dia bisa membawa diri dengan baik, bahkan bisa bersalam-salaman.

Sehingga ketika pada suatu kesempatan terjadi penyanderaan, kami bisa bernegosiasi dan sandera pun bisa dikembalikan tanpa tebusan uang, ucapnya mengenang. Sampai saat ini, Satgas Maleo Kopassus masih bertugas di Papua.

Banyak prajurit baret merah ini di sela tugas membantu menjadi guru dan rutin memeriksa kesehatan masyarakat. Saat mereka lepas tugas pun, kenangan akan Papua masih melekat di hati para prajurit Kopassus. iNewsSidoarjo

Topik Menarik